Alt Title

KALA UMAT MEMILIKI MENTAL RENDAH

KALA UMAT MEMILIKI MENTAL RENDAH



Sungguh rendahnya mental umat saat ini, disebabkan karena butanya mereka mengenai pandangan hidup yang jelas. Apalagi saat ini umat hanya memahami solusi semu yang sementara sifatnya


Mereka hanya mengenal adanya usaha manusia. Bahkan lebih miris lagi tidak meyakini bahwa segala sesuatunya terdapat kehendak Allah Swt. di dalamnya


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Kontributor Media Kuntum Cahaya & Aktivis Dakwah Kampus


KUNTUMCAHAYA.com-Baru-baru ini negara Indonesia digegerkan dengan berbagai konflik yang tiada berkesudahan. Konflik yang tidak hanya terjadi pada kalangangan anak-anak saja tapi berbagai usia dengan profesi yang berbeda pun turut menambah angka permasalahan yang terjadi di negara ini. Belum lagi maraknya pengangguran yang terjadi cukup memberi dilema bagi negara. Bagaimana tidak, jika angka pengangguran terus meningkat maka kemiskinan juga semakin tinggi. 


Jika kemiskinan semakin meningkat maka rakyat semakin sulit dan tidak mampu memenuhi hajat hidupnya. Dimana menjadi kewajiban negara untuk memenuhi hajat hidup rakyatnya. Sehingga terpenuhi sandang, pangan dan papannya. Negara haruslah menaruh perhatian lebih untuk umat dengan menjamin sumber-sumber pendapatan sehingga rakyat benar-benar terjamin hajat hidupnya. Namun apa jadinya jika ternyata semua hanya ilusi? Mengingat negara hanya mengurus segelintir individunya saja. Jika sudah terpenuhi hajat hidup satu individu maka itu sama seperti memenuhi hajat hidup umat seluruhnya.


Akibat pemikiran ini, banyak sekali individu umat yang mengalami kesulitan bahkan pada taraf berpikiran rendah. Tidak mampu melihat jalan keluar dari setiap masalah. Bahkan cenderung mudah putus asa terhadap banyaknya persoalan yang terjadi tanpa ada solusi dan berpikir bahwa tidak ada yang dapat menolongnya. Bahkan negara pun enggan membantunya apalagi masyarakat. Sehingga dengan pikiran seperti ini membuktikan betapa umat memiliki mental yang rendah bahkan sampai pada solusi yang mengenaskan yaitu menghilangkan nyawa atau biasa disebut dengan bunuh diri.


Sebagaimana yang penulis kutip dari media tribunmuria[dot]com (16/03/2023) bahwasanya AM (25) warga RT 2 RW 1, Desa Karangsari, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ditemukan tewas bunuh diri di kamar mandi. Korban diduga stres karena tak mendapatkan pekerjaan.


Kapolsek Bojong AKP Suhadi membenarkan adanya kejadian tersebut. "Betul ada kejadian tersebut, Mas. Ada pemuda yang gantung diri," kata Kapolsek Bojong AKP Suhadi. Ironis memang, karena tidak dapat pekerjaan, korban langsung bunuh diri, tanpa memikirkan efek bagi keluarga yang ditinggalkan seperti apa dan yang paling penting adalah tidak dipikirkannya mengenai nasibnya ketika di akhirat seperti apa.


Sungguh rendahnya mental umat saat ini, disebabkan karena butanya umat mengenai pandangan hidup yang jelas. Apalagi saat ini umat hanya memahami solusi semu yang sementara sifatnya. Hanya mengenal adanya usaha manusia bahkan lebih miris lagi tidak meyakini bahwa segala sesuatunya terdapat kehendak Allah Swt. di dalamnya. Umat saat ini hanya mengenal usaha, usaha dan usaha semata tanpa mengetahui bahwa manusia tidak hanya berhasil karena usahanya saja tapi justru atas keridaan Allah Swt. bagi usahanya.


Umat juga tidak mengenal adanya kesadaran akan hubungannya dengan Allah Swt.. Bahwa segala masalah pasti akan bisa diatasi dengan mudah ketika mengembalikan semuanya pada ketentuan Allah Swt.. Jika merasa sudah ikhtiar yang maksimal maka tinggal diperkuat dengan keyakinan kepada Allah bahwa hanya Allah-lah yah dapat menolong dan membantu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi.


Namun bukannya yakin kepada keputusan Allah Swt., umat malah semakin ingkar dan malah mengambil jalan yang Allah Swt. benci yaitu bunuh diri. Hal ini bisa terjadi di tengah-tengah umat dikarenakan pengadopsian sistem kufur yaitu Kapitalisme. Sistem yang lahir dari kompromi yaitu sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan). Pemisahan ini membuat umat memiliki mental yang rendah, dengan memberikan solusi semu dengan tujuan yang rendah. Bahkan membuat umat semakin rendah taraf berpikirnya. Kemudian memiliki kehidupan yang pragmatis dalam artian menginginkan segalanya segera tercapai tanpa memahami apakah hal itu dapat membawa kemaslahatan atau bahkan kemudaratan.


Sistem ini juga mengubah arah perjuangan umat, yang tidak lagi pada penegakkan Islam tetapi pada kejayaan semua di dunia yang sementara. Bahkan sampai pada titik bahwa umat tidak lagi mengenal Islam sebagai peraturan. Umat hanya mengenal dan memahaminya sebagai agama akhlak, etika dan spiritual semata. Sehingga umat tidak memahami bahwa hanya dengan sistem Islamlah seluruh masalah akan bisa diatasi sampai ke akar-akarnya. 


Lebih parah lagi, sistem ini membuat umat dimabukkan oleh gaya hidup yang memabukkan. Seperti food, fun, fashion, freedom, film dan berbagai gaya hidup yang tren. Dengan membawa gaya hidup seperti ini cukup membuat umat terabaikan dengan perannya yang sejati yaitu melanjutkan kehidupan Islam. Dengan keberadaan umat yang memiliki mental yang rendah bagaimana bisa kejayaan Islam bisa digapai? Itu tentu menjadi sebuah hal yang mustahil.


Oleh sebab itu, umat harus segera disadarkan dengan mengubah cara berpikirnya. Sehingga dengan perubahan itu umat bisa bangkit dan lebih cerdas dalam menjalani kehidupan. Jika umat sudah sadar maka arah hidupnya jelas, termasuk akan akan tujuan penciptaannya. Yang tidak hanya sebagai hamba Allah tetapi juga sebagai penerus perjuangan Islam. Satu-satunya agama yang benar dan agama yang diridai oleh Allah Swt.. Dengan begitu umat akan semakin cerdas, yakin akan ketetapan Allah Swt. kemudian mengerti pada berbagai ketetapan Allah Swt..


Dengan demikian, tidak akan ada yang namanya bunuh diri, pun juga yang memiliki mental yang rendah. Tak akan ada juga individu yang mudah berputus asa, tanpa mengupayakan dengan usaha yang maksimal. Yang ada hanya individu energik, penuh keyakinan, tidak berputus asa bahkan cenderung lapang dengan kesabaran pun senantiasa berharap kepada Allah Swt.. Hal ini hanya didapatkan ketika umat mengenal dan memahami Islam. Yakni sebagai agama sekaligus yang memancarkan peraturan. Bukan hanya menjamin kemaslahatan bagi individu, tetapi sekaligus kemaslahatan bagi seluruh umat.


Apalagi ketika Islam sudah diterapkan dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Sebuah negara yang mengikuti metode kenabian, yang menjadikan Islam sebagai ideologi dan sistem bagi negara. Sehingga tercapai keadilan, keamanan dan kesejahteraan bagi setiap umat dari berbagai kalangan pun sebagai agama yang bersatu dalam satu negara yaitu Khilafah Islamiyah. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.