Alt Title

GENG MOTOR MARAK, BUAH DARI SISTEM KAPITALISME

GENG MOTOR MARAK, BUAH DARI SISTEM KAPITALISME



Ketika kehidupan diatur dengan sistem Kapitalisme, agama dipinggirkan. Keimanan dan ketakwaan akan tergerus karena jauhnya manusia dari aturan Sang Pencipta


Nyawa seolah tidak ada harga, maka marak pembunuhan, pembegalan, perampokan, pencurian, termasuk yang dilakukan geng motor


Penulis Sumisih

Muslimah Jambi Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com-Maraknya kenakalan remaja semakin hari kian meresahkan masyarakat. Dari seks bebas, minuman keras, narkoba, dan tidak kalah meresahkan adalah fenomena geng motor yang terjadi di negeri ini. Aksi ini meresahkan karena menyerang orang yang lewat, melukai, dan membacok siapa saja yang mereka temui di jalan. Korbannya kerap dianiaya bahkan sampai menghilangkan nyawa.


Seorang supir truk batu bara di Jambi atas nama Hendri Hariyadi (42) warga Pal 5 Kota Jambi, dibacok orang tak dikenal. Segerombolan pemuda diduga geng motor yang menggunakan senjata tajam menyerang dirinya saat istirahat. Pembacokan terjadi di sekitar kawasan Pal Merah Kota Jambi, pada Minggu (5/2/23) pukul 02.00 WIB. Kapolres Jambi Kombes Eko Wahyudi mengatakan, waktu itu korban baru selesai istirahat makan. Tiba- tiba dihampiri sepuluh orang pemuda bersenjata tajam. Saat itu dari Pal Merah menuju Simpang Jambi, sepuluh orang dengan mengendarai lima sepeda motor mendatangi korban. Dilansir dari Detik[dot]com (Senin, 6/2/2023).


Maraknya kembali geng motor meresahkan masyarakat. Kondisi ini menjadi cermin banyak hal. Di antaranya gagalnya sistem pendidikan dalam mengarahkan kepribadian generasi dengan mengekpresikan eksistensi. Demikian juga rendahnya jaminan keamanan oleh negara dan ketegasan aparat dalam menjaga warganya.


Penerapan sistem kehidupan sekulerisme liberal saat ini yang pada dasarnya idenya  batil karena memisahkan agama dari kehidupan. Nilai agama hanya diposisikan dalam ibadah ritual (ibadah mahdhah) saja. Tapi dalam kehidupan manusia dibebaskan melakukan apapun.


Anak-anak kehilangan jati diri. Pemuda yang seharusnya sebagai pembangun peradaban, tapi yang terjadi hari ini pemuda kita tidak tahu tujuan hidup. Ataupun standar hidupnya harusnya halal haram. Ini semua jauh dari mereka. Yang mereka ketahui sekadar bagaimana memuaskan ekistensi  diri, yaitu dengan cara anarkis seperti geng motor.


Sistem pendidikan juga gagal membentuk kepribadian generasi. Karena pendidikan hari ini hanya mengedepankan materi. Keberhasilan hanya dilihat dengan nilai yang tinggi dan lulus dapat kerja. Sedangkan penanaman akidah yang mampu mencetak generasi berkepribadian Islam justru diabaikan. Bahkan ketika ada yang mulai hijrah kerap dikatakan radikal dan teroris.


Negara hanya menindak para pelaku geng motor sebatas sanksi tanpa edukasi tujuan hidupnya. Artinya solusi yang diberikan hanya bersifat parsial dan tidak mengarah pada akar masalah.


Ketika kehidupan diatur dengan sistem Kapitalisme, agama dipinggirkan. Keimanan dan ketakwaan akan tergerus karena jauhnya manusia dari aturan Sang Pencipta. Dalam sistem kapitalis nyawa seolah tidak ada harganya. Maka maraklah pembunuhan, pembegalan, perampokan, pencurian, termasuk yang dilakukan geng motor terus berulang.


Dalam sistem Islam pemuda akan dibina sehingga mempunyai kepribadian Islamnya. Dan menjaga lingkungan serta keluarga dengan sistem pendidikan Islam. Islam menjadikan keamanan tanggung jawab negara. Dalam naungan Islam pemuda akan tumbuh menjadi generasi pencetak peradapan dan menjadi generasi terbaik dan berkontribusi positif kepada negara.


Agama juga akan menjadi landasan amal dalam mengarungi rumah tangga. Orangtua yang memahami agama tentu akan mendidik anaknya dengan baik. Karena anak amanah dari Allah yang harus dijaga, dididik, dan dibersamai untuk taat kepada Allah Swt., Rasul-Nya, dan kedua orangtuanya.


Dalam sistem Islam pendidikan juga harus berlandaskan akidah Islam. Sehingga anak didik terbentuk dengan syaksyiyah Islam. Sehingga mampu berpikir dan berperilaku sesuai Islam.


Dalam Islam sanksi pembunuhan itu tegas. Jika membunuh hukumnya qishas. Bila dimaafkan keluarga korban, pelaku membayar diyat. Yaitu berupa 100 ekor unta dan yang 40 ekor di antaranya dalam keadaan hamil. Ketika pelaku sudah akil balig. Inilah hukum Allah yang adil. Masihkah kita berharap dengan sistem hari ini? Sepatutnya kita hanya berharap sistem buatan Sang Khaliq. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.