Alt Title

Program Wajib Mengaji Upaya Mencetak Generasi Qur'ani

Program Wajib Mengaji Upaya Mencetak Generasi Qur'ani




Kepribadian Islam dibentuk dari pola pikir serta pola sikap Islam

yang senantiasa merujuk kepada aturan Al-Qur'an dan As-Sunah

______________________________


Penulis Ammylia Ummu Rabani

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Guru Mengaji


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pemerintah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah mewajibkan kegiatan mengaji bagi siswa Sekolah Rakyat di wilayah itu sebagai upaya membentuk akhlak dan budi pekerti yang mulia.


Mengingat mayoritas di Sekolah Rakyat itu siswa siswinya umat Islam, maka setiap maghrib diisi dengan program mengaji. 


Selain bada maghrib, setelah salat subuh pun dijadwalkan mengaji. Maka diharapkan akan terbentuk karakter dan akhlakul karimah untuk anak-anak kita. Hal demikian disampaikan oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna di Bandung. (antaranews.com, 01-10-2025)


Selain penguatan karakter, Bupati Bandung juga menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat juga menyiapkan siswa agar siap bekerja setelah lulus SMA dengan kurikulum yang diterapkan sama dengan sekolah reguler.


Menyikapi program mengaji tersebut, maka kita harus mendudukkannya dengan pandangan yang menyeluruh. Aktivitas mengaji memang aktivitas mulia. Bahkan Rasulullah saw. bersabda bahwa sebaik-baik manusia ialah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)


Adapun harapan untuk menguatkan karakter dan membentuk akhlak yang mulia, maka kita harus melihatnya secara idealis dalam pandangan Islam. Karakter yang kuat dan akhlak yang mulia, semakna dengan memiliki kepribadian Islam yang mumpuni.


Kepribadian Islam dibentuk dari pola pikir serta pola sikap Islam yang senantiasa merujuk kepada aturan Al-Qur'an dan As-Sunah. Maka selain program rutin mengaji, harus pula ditunjang dengan suasana islami karena diterapkannnya sistem Islam yang menghasilkan kurikulum pendidikan yang sahih. Alhasil, tidak hanya bisa hanya bertumpu pada program mengaji, tanpa menyentuh pada aspek mendasarnya. 


Mengingat selama paradigma pendidikan masih sekularisme yang hanya mengejar capaian materi, maka program mengaji tidak akan banyak membawa dampak berarti. Hal ini disebabkan keberhasilan pembentukan kepribadian anak ditentukan oleh tiga pilar, yaitu keluarga, sekolah juga negara yang menerapkan kurikulum pendidikan Islam dan kontrol masyarakat.


Bukankah hari ini program boarding school sudah marak, tetapi akhlak generasi masih ada dalam amanah besar? Masih marak perundungan, pelecehan juga masih belum mengimplementasikan nilai-nilai Islam secara keseluruhan dalam setiap aspek kehidupan.


Inilah bukti bahwa pendidikan akhlak dalam sistem sekuler gagal menciptakan anak didik yang berkepribadian Islam. Islam bukan sekadar label, tetapi harus nyata dalam pengamalan. 


Oleh sebab itu, sudah seharusnya kita menyukseskan program yang mengakar, yaitu dengan menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah menjadi landasan dalam setiap capaian. Tidak mencukupkan dengan mengaji, tetapi juga mengkaji, dan menerapkan setiap seruan dari Ilahi Rabbi. 


Insya Allah di bawah naungan kepemimpinan Islam semua akan tercapai dalam mencetak generasi qur'ani yang menjadi pemimpin di masa depan. Wallahualam bissawab.