Peduli Stunting Menjadi Target Utama Di Kota Bogor
OpiniStunting masih menjadi problem utama bagi anak-anak di negara ini
dan menjadi pusat perhatian bagi pemerintahan sekarang
________________________
Penulis Nay Hibatillah
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPlNl- Stunting menjadi pusat kekhawatiran utama bagi para ibu saat ini. Banyaknya kasus stunting pada anak diakibatkan kurangnya asupan gizi yang tidak seimbang. Dari mulai probiotik hewani, nabati, sayur ataupun buah-buahan. Stunting itu sendiri merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya.
Stunting ditandai dengan tinggi anak yang lebih pendek daripada standar usianya. Jumlah kasus stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu sekitar 3 dari 10 anak. Oleh karena itu, stunting masih menjadi masalah yang harus segera ditangani dan dicegah dengan pengobatan dan perbaikan gizi. Sedangkan pemenuhan gizi ini tidak berjalan secara optimal dikarenakan minimnya ekonomi di tengah masyarakat, maka wajar saja jika permasalahan stunting masih tergolong tinggi.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bogor yang sekaligus menjabat Bunda Peduli Stunting kota Bogor Yantie Rachim dalam acara “Rembuk Stunting Tingkat Kota Bogor 2025” berkomitmen bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk menanggulangi angka stunting dan memastikan generasi penerus yang sehat dan berkualitas. Selain itu, masih banyak lagi program-program lain yang dibuat oleh Pemkot Bogor tersebut, tetapi hasilnya hampir tidak terlihat. (kompas.com, 25-9-2025)
Program yang dibuat oleh pemerintah seolah hanyalah program tertulis. Jika pun dilakukan hanya segelintir masyarakat saja. Katakanlah posyandu yang sering dikunjungi masyarakat kecil minim ekonomi. Di Kota Bogor akan terdapat banyak data anak yang mengalami stunting. Namun, sayangnya hal ini berhenti dalam pendataan saja untuk mengetahui tumbuh kembang anak, tidak sampai pada aspek pemenuhan gizi yang mampu diberikan pemerintah sebagai upaya pencegahan stunting.
Di samping itu, ekonomi yang merosot menjadi faktor utama masyarakat sehingga tidak mampu memenuhi gizi keluarga yang serba mahal. Maka yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah adalah mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, bukan sebaliknya menutup pintu lapangan kerja dengan PHK besar-besaran. Selain itu, pemerintah juga harus mengedukasi masyarakat agar menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera.
Sebenarnya kemiskinan di Kota Bogor bahkan di Indonesia dapat dihilangkan dengan optimalisasi melalui pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang ada di negeri ini oleh pemerintah, bukan oleh swasta baik asing atau lokal. Pengelolaan SDA yang terjadi saat ini hanyalah berbasis bisnis semata untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya bagi para kapital. Alhasil, di sistem kapitalis ini hal tersebut mustahil dilakukan karena faktanya sistem kapitalis mengizinkan siapa pun untuk mengelola SDA.
Peran negara adalah menciptakan kondisi yang kondusif, termasuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, otomatis akan sejalan dengan penerapan ekonomi yang riil dan mengatur konsep kepemilikan. Adapun mereka yang lemah, ditopang oleh masyarakat yang kental dengan spirit sosial dan amar maruf nahi mungkar. Juga ditopang oleh negara yang siap merangkul dan membantu mereka dari penderitaan.
Dalam lslam, sumber-sumber kekayaan alam ditetapkan sebagai milik umat. Negara berkewajiban mengelolanya demi kepentingan rakyat melalui mekanisme Baitulmal yang dikenal kuat dan memiliki sumber pemasukan yang banyak dan berkelanjutan.
Dengan berbagai permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat hanya negara Khil4fah yang mampu menyatakan bahwa SDA adalah milik umum (milik rakyat) yang harus dikelola oleh negara dan hasilnya dinikmati oleh rakyat sebagaimana mestinya. Sistem Khil4fah diwarnai dengan spirit ruhiah yang kental. Mereka bertanggung jawab menjalankan fungsi kepemimpinan sebagai raain dan junnah demi mewujudkan kesejahteraan rakyat tanpa ada yang dikecualikan. Mereka paham bahwa kepemimpinan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di pengadilan akhirat.
Dalam negara Khil4fah sistem keuangan akan diatur guna memenuhi kebutuhan masyarakat, di luar hasil pengelolaan SDA, pos pemasukan negara jumlahnya sangat banyak. Misalnya, ada pos anfal, fai, ganimah, kharaj, khumus, jizyah, dan lain sebagainya. Dari sini saja bisa dibayangkan modal negara memakmurkan rakyat begitu melimpah ruah.
Alhasil, wajar jika kehidupan masyarakat dalam naungan Khil4fah begitu ideal dan mengagumkan. Sungguh keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan benar-benar nyata dalam sistem kepemimpinan lslam sesuai janji Allah Swt..
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'rāf: 96)
Sudah saatnya kita sama-sama merindukan kepemimpinan lslam di bawah naungan Khil4fah yang mampu meriayah umat karena hanya dengan sistem lslam syariat-Nya mampu ditegakkan tanpa ada pemisahan, dan menjadikan Rasulullah saw, sebaik-baiknya suri teladan. Wallahualam bissawab. [Luth/MKC]