Hanya Jihad dan Khil4fah Solusi bagi P4lestina
OpiniP4lestina adalah tanah kharajiyah, yaitu milik kaum muslim hingga hari kiamat
meskipun hak gunanya diserahkan kepada penduduk setempat
_______________________________
Penulis Yuli Ummu Raihan
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah Tangerang
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Sejak 18 September 2025 jaringan listrik, internet, dan telekomunikasi di G4za putus total. Hal ini bukan hanya masalah teknis, melainkan imbas dari strategi militer Isra*l yang menjadikan infrastruktur vital sebagai target mereka.
Pemadaman listrik terjadi di saat tank-tank Isra*l memasuki jantung Kota G4za. Menurut Pernyataan resmi dari Perusahaan Telekomunikasi P4lestina (Paltel), layanan telekomunikasi lumpuh akibat adanya pengeboman terhadap rute inti. (Tribunnews.com, 09-09-2025)
Hal ini tentu berdampak pada warga sipil. Mereka kesulitan mendapatkan kabar berita tentang keluarganya. Lembaga kemanusiaan juga kesulitan memantau situasi. Rumah sakit terhambat untuk berkoordinasi dalam mengevakuasi pasien dan yang lainnya. Warga terpaksa mencari sinyal lemah lewat e-SIM di tempat yang tinggi untuk sekadar mengirim pesan darurat.
Warga makin panik karena Isra*l mengatakan sedang memperluas operasi militer di Kota G4za untuk membongkar infrastruktur teror dan melenyapkan militan. Mereka juga tetap aktif di Khan Younis dan Rafah bagian selatan.
Pemutusan saluran telepon dan internet ini bukan sebuah kebetulan, melainkan upaya membungkam wilayah kantong tersebut dan menghalangi pengawasan pihak luar. Berdasarkan hasil pelacakan yang dilakukan oleh Monitor Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania ada lebih dari selusin pemutusan komunikasi total sejak Oktober 2023. Israel tidak pernah berhenti bahkan makin brutal melakukan serangan terhadap P4lestina meskipun dunia mengecam.
Lebih dari 60 ribu orang tewas sejak Oktober 2023, ribuan lainnya luka-luka dan menanti kematian akibat upaya pelaparan yang sengaja dilakukan Isra*l. Isra*l tidak peduli terhadap berbagai kecaman internasional. Bahkan gelombang boikot terhadap Isra*l tidak mengubah kondisi G4za.
Misi membangun Negara Isra*l Raya dengan menjadikan P4lestina sebagai pusat kekuasaan terus dilakukan. Isra*l didukung penuh oleh negara adidaya Amerika Serikat sehingga sampai hari ini tidak ada satu pun negara yang mau mengusiknya, semua tersandera kepentingan.
Berbagai kecaman, boikot yang terjadi hari ini hanya pemanis politik, kerja sama dengan Isra*l nyatanya masih terus berjalan secara rahasia karena memberikan keuntungan. Inilah wajah asli kapitalis.
P4lestina khususnya G4za tidak butuh sekadar kecaman, boikot atau beragam perundingan. Isra*l tidak mempan dengan semua itu. Hanya kehadiran tentara Islam di bawah komando seorang khalifah yang mereka butuhkan.
Umat Islam harus bangkit, bersatu, dan berjuang bersama untuk mengembalikan Khil4fah sebagai perisai umat dan membebaskan P4lestina dari Zion*s Isra*l laknatullah.
Allah telah mengingatkan bahwa Yahudi adalah kaum yang paling keras permusuhannya terhadap Islam. "Sesungguhnya Kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan Musyrik." (QS. Al-Maidah: 82)
Pada 10 Agustus 2025 lalu Isra*l mengumumkan rencana menguasai Kota G4za yang mengakibatkan ratusan ribu warga mengungsi. Isra*l mengumumkan pembukaan jalur transportasi sementara melalui Jalur Salah al-Din selama 48 jam untuk memberi kesempatan warga meninggalkan G4za.
Langkah ini diumumkan setelah serangan darat besar-besaran dilakukan dengan mengirim kendaraan lapis baja masuk wilayah tersebut. Sekilas terkesan Isra*l menunjukkan pada dunia bahwa mereka peduli dengan keselamatan warga sipil padahal banyak pengungsi yang tetap kekurangan pangan, air bersih, obat-obatan, dan risiko serangan di zona yang mereka klaim aman.
Jalur evakuasi ini justru mempercepat agenda Isra*l untuk mengosongkan G4za. Jalur Salah al-Din ini tidak memberikan jaminan apa pun. Sebelumnya ada wacana menjadikan Indonesia sebagai negara yang menampung warga G4za.
Masalah P4lestina ini tidak akan pernah selesai karena akar masalahnya tidak diselesaikan, yaitu penjajahan yang dilakukan Isra*l atas P4lestina. Maka solusinya adalah mengusir Isra*l dan membebaskan P4lestina dari penjajahan dalam bentuk apa pun. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan mengirimkan pasukan atau tentara muslim.
Kekuatan militer adalah sebuah kriteria pokok yang harus dimiliki sebuah negara ketika ia ingin menjadi negara adidaya. Kekuatan militer akan melindungi dan mempertahankan sebuah negara.
P4lestina adalah tanah kharajiyah, yaitu milik kaum muslim hingga hari kiamat, meskipun hak gunanya diserahkan kepada penduduk setempat. P4lestina diperoleh melalui pembebasan sejak masa Khalifah Abu Bakar as Shiddiq. P4lestina juga memiliki beberapa keistimewaan seperti keberadaan Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam.
Nabi juga memberikan kabar gembira bahwa Kaum Yahudi akan dilumatkan oleh umat Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah dan tidak ada satupun yang bisa melindungi mereka. Bahkan ketika mereka bersembunyi di balik batu dan pohon, maka batu dan pohon itu akan bersuara memberi tahu keberadaan mereka.
Ketika Khil4fah belum ada, bukan berarti pengiriman pasukan dan tentara tidak bisa dilakukan. Jihad tetap harus dilakukan meskipun saat ini Khil4fah belum tegak karena jihad adalah kewajiban yang mutlak tanpa syarat.
Ingatlah firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 191: "Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian."
Jihad hukumnya fardu ain ketika kaum muslim diserang oleh musuh. Jihad di P4lestina ini bukan hanya berlaku bagi penduduk muslim di sana tetapi berlaku juga untuk kaum muslim di sekitar wilayah P4lestina sebab sampai saat ini penduduk setempat tidak mampu menghadapi musuh.
Keberadaan Khil4fah sebagai mahkota kewajiban adalah sebuah keharusan karena Khil4fah-lah yang akan membebaskan P4lestina dengan jihad dan melindungi umat Islam di mana pun. Khalifah akan memberikan pelayanan terbaik dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]