Alt Title

Bukan Pengakuan P4lestina Perlu Deretan Pasukan

Bukan Pengakuan P4lestina Perlu Deretan Pasukan

 


Solusi dua negara yang diusulkan adalah sebuah bentuk pengkhianatan

karena tanah P4lestina adalah milik umat lslam

________________________


    Penulis Mulyaningsih

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pemerhati Masalah Anak & Keluarga


KUNTUMCAHAYA.com, OPlNl - Dua tahun saudara kita nun jauh di sana merasakan penyerangan keji yang dilakukan oleh para Zion*s laknatullah. Berpuluh kilometer sudah mereka tempuh menuju tempat berlindung. Walau tak ada gedung yang berdiri kokoh tempat untuk beristirahat, tetapi setidaknya bisa meredakan kelelahan yang begitu mendera. Tetangga tak mampu memberikan bantuan walau itu secara fisik. Dunia lslam pun diam membisu dan tak mampu berbuat apa-apa. Itulah fakta yang benar-benar nyata ada di hadapan kita.


Hal tersebut mengingatkan dengan solusi yang selalu dielu-elukan, yaitu solusi dua negara. Artinya bahwa tetap melanggengkan penjajahan keji yang dilakukan oleh Israel. Sudah sejak lama kita mengetahui bahwa watak mereka selalu saja mau menang sendiri dan mengingkari atas segala sesuatu yang menjadi kesepakatan. Alhasil, bisa kita prediksikan bahwa dukungan kemerdekaan hanya sebatas pada jargon atau deretan kata saja tanpa ada perubahan. 


Sebut saja, salah satu tokoh Barat (Marcelo Svirsky) dalam artikelnya The Teo State Delusion di laman Middle East Eye (24-09-2018). Ia menyebutkan bahwa konflik yang terjadi antara Isra*l dan P4lestina tidak seimbang. Sekaligus bisa tetap melanggengkan penderitaan masyarakat P4lestina. (tribunnews.com, 23-09-2025) 


Melihat fakta dan artikel di atas, memang benar sekali jika solusi hanya mengutarakan soal kemerdekaan. Apalagi solusi dua negara, tentu akan terus menyisakan kesengsaraan mendalam di hati masyarakat P4lestina. Walaupun itu disuarakan oleh badan internasional, tetap saja tidak akan berefek serius. Penjajahan tetap akan ada sampai P4lestina mampu menghadapi Zion*s. 


Apple to apple, harusnya itu yang dilakukan. Jika Zion*s melakukan penyerangan lewat negara yang bernama Isra*l, maka P4lestina juga harus melawannya dengan sebuah negara juga bukan hanya segelintir orang atau kelompok saja. Termasuk juga wilayah negeri lain harusnya membantu P4lestina karena kita adalah saudara. Ketika saudaranya sedang kesusahan, maka saudara lain harus membantu dengan segenap tenaga sampai titik darah penghabisan. Namun yang terjadi, dunia Islam kini membisu dan tak mampu melakukan apa-apa. 


Wajar saja jika selama ini negeri muslim tak mampu berbuat sesuatu demi saudaranya. Ikatan nasionalisme telah merusak bahkan mengubur ikatan akidah yang dahulu Rasulullah saw,. serta para sahabat perkuat dan perjuangkan. Kini ikatan tersebut tak mampu menyelesaikan persoalan di bumi yang Allah berkahi. Sedih memang, tetapi kita tidak bisa berbuat lebih karena Islam tak bersatu sehingga wajar sekali jika kenyataannya seperti sekarang ini.

 

Penderitaan hanya bisa dirasakan sendiri tanpa ada yang menolong. Itulah yang kapitalis cetak dalam bingkai negeri-negeri lslam yang tercerai berai. Kita sibuk dengan urusan sendiri tanpa peduli terhadap saudaranya. Peduli bisa jadi ada, hanya saja tak mampu berbuat lebih banyak. Apalagi negeri muslim hanya bisa mengutuk keras saja tanpa mau mengirim tentara terbaiknya ke P4lestina. 


Tentu akan beda jika Islam hadir dalam kehidupan manusia. Ikatan akidah akan menjadikan kekuatan yang luar biasa. Saling membantu dan menolong jika saudaranya mengalami kesusahan menjadi hal yang harus dilakukan. Panggilan akidah akan segera dilakukan juga ketika melihat ada saudaranya diserang secara membabi buta. Tentara tentunya akan diturunkan secara penuh dengan pasukan yang terbaik dan senjata ampuh. Hal tersebut dilakukan agar penjajah tak berkutik dan angkat kaki dari tanah kaum Muslim. Sebagaimana firman Allah Swt.


"... barang siapa menyerang kamu, maka seranglah dia setimpal dengan serangannya terhadapmu..." (TQS. Al-Baqarah: 194) 


Dari firman Allah tersebut kita dapati bahwa jika posisi kita diserang maka harus mempertahankan diri dengan menyerang balik. Tentunya pasukan yang diterjunkan adalah pasukan terbaik dengan senjata mumpuni. Agar mereka memahami bahwa kaum muslim mempunyai kekuatan yang luar biasa. Apalagi jika ada panggilan jihad, maka tak ada kata selain melaksanakannya. 


Kita sadari bahwa lslam kini terpecah belah sehingga tidak mempunyai satu komando. Menjadi tugas kita bersama untuk mengajak kepada masyarakat untuk memiliki pemahaman yang sama, yaitu Islam. Termasuk menginginkan hukum syarak diterapkan di dunia. Dengan begitu, maka insya Allah kaum muslim mempunyai pelindung sejati, yaitu Daulah Islam. Ketika ada penjajahan langsung mengeluarkan komandonya untuk berjihad.


Walhasil, solusi yang ditawarkan sekarang memang suatu pengkhianatan terbesar terhadap P4lestina. Pastinya tak akan mampu menyelesaikan penjajahan Isra*l, termasuk pengakuan kemerdekaan tak akan pernah membuat perubahan. Wallahualam bissawab. [Luth/MKC]