Alt Title

Aksi Solidaritas untuk G4za, Cukupkah?

Aksi Solidaritas untuk G4za, Cukupkah?

 


Seharusnya kaum muslim segera menyadari bahwa bersatu dalam satu akidah

pola pikir dan pola sikap mereka sesuai dengan akidah Islam


_____________________


Penulis Yuli Maryam

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sebuah ajakan bertajuk solidarity with Sumud Flotilla beredar di media sosial. Ajakan ini ditujukan untuk Gen Z agar mereka bersuara dan bergabung dalam aksi solidaritas bersama salah satu Kontingen Global Sumud flotilla dari Indonesia yakni Maimun Herawati yqng merupakan Direktur dari Solidarity Of Muslim for Al Quds Resist 171 (Smart 171). (Instagram bandungsjp, 01-10-2025)


Hal ini dipicu oleh perlakuan Zion*s terhadap kapal-kapal global sumud flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk G4za. Para aktivis telah diculik, kapal bantuan makanan dan obat-obatan yang mereka bawa dihadang, dirampas, dan diblokade.


Sebanyak 137 aktivis yang dideportasi ke Turki menyatakan bahwa mereka diberlakukan seperti binatang oleh Zion*s, meriam air digunakan agar kapal-kapal bersandar para aktivis diminta berlutut, mereka menertawakan, menghina, memukul jika ada yang bergerak, bahkan senjata diarahkan langsung ke jantung dan kepala. 


Kemarahan Dunia 


Kebiadaban memunculkan reaksi kemarahan dunia, para aktivis yang sampai di Istanbul disambut dengan haru serta ucapan yel-yel yang ditujukan untuk Zion*s, berbunyi "Isra*l Pembunuh". Tidak hanya di Turki gelombang protes terjadi di Roma, Bueno Aries dan Madrid, Spanyol. Protes itu dilakukan dengan cara Long march di kota kota besar dan pusat-pusat pemerintahan dengan spanduk ajakan bertuliskan Long March against to Year of genoside, tagar yang beredar di media sosial ramai dengan #free flotilla dan #stop Isra*l brutality.


Cukupkah Kita Hanya dengan Bersuara?


Dua tahun sudah genosida terjadi di G4za, P4lestina. Berbagai upaya telah dilakukan oleh kaum muslim bahkan nonmuslim, atas nama aksi kemanusiaan. Ribuan protes terjadi di seluruh dunia, boikot produk Zion*s dan bantuan kemanusiaan telah dikirim berulang kali. Namun, kondisi G4za dan P4lestina masih tetap sama bahkan kebiadaban Zion*s lebih meluas lagi, menyentuh wilayah West Bank, yang letaknya jauh dari G4za. 


Suara-suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah bergema, suara yang paling lantang di antaranya adalah Presiden Kolombia Gustavo Petro dengan pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa genosida di G4za tidak akan bisa hilang karena hak veto yang dimiliki oleh negara-negara adidaya yang pro terhadap kebrutalan Isra*l. Selama hak veto itu masih diagungkan apapun yang dilakukan dunia atas nama kemanusiaan tidak akan ada artinya. G4za hanya bisa dibebaskan dengan mengirimkan pasukan untuk menghabisi Isra*l. (Kumparan.com, 25-09-2025)


Siapakah Pasukan Pembebas G4za?


Sejarah akan segera berulang. Pada tahun 636 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Khalid bin Walid atas perintah khalifah kedua kaum muslim, Umar Bin Khattab telah membebaskan Al Quds dari cengkeraman Romawi. Salahuddin Al-Ayyubi kembali berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari tentara Salib pada 1187 M atas perintah Khalifah Nuruddin Zanky.


Lalu, siapakah yang akan membebaskan P4lestina ketika kaum muslim tidak mempunyai seorang khalifah? Inilah tugas besar bagi kaum muslim saat ini. Di saat negeri-negeri muslim tersekat oleh nation state, dua miliar jiwa bagaikan buih di lautan, terombang-ambing oleh ombak kapitalis yang mencengkeram hingga ke akar pemahaman mereka. Penyakit cinta dunia dan takut mati menghinggapi para penguasa-penguasa negri muslim.


Di tangan mereka ada alutsista yang modern, tetapi keberadaannya hanya sebagai pajangan semata. Tentara mereka berlipat-lipat jumlahnya, tetapi tidak berdaya menghadapi dua juta penduduk Zion*s yang brutal bin biadab. Seharusnya kaum muslim segera menyadari bahwa  bersatu dalam satu akidah, pola pikir dan pola sikap mereka sesuai dengan akidah Islam.


Menjadikan Al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup adalah sebuah kewajiban atas konsekuensi keimanan yang membawa kepada kemenangan kaum muslim atas orang-orang kafir yang memusuhi Islam. Ingatlah ketika Allah Subhanahu wa taala berfirman:


Artinya: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka, Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (QS. Al-Baqarah [2]: 120)


Saat ini, orang-orang Y4hudi setelah menekan kaum muslim dengan ancaman-ancaman atas keamanan dan kenyamanan mereka sehingga kaum muslim lupa bahwa Allah juga mengancam tidak akan memberikan perlindungan dan pertolongan baik di dunia maupun di akhirat kelak, jika mereka melepaskan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai petunjuk mereka.


Negeri-negeri muslim hanya perlu kembali bersatu bersatu dan menunjuk seorang pemimpin yang akan menerapkan syariat Islam secara kafah dan menyerukan jihad pembebasan P4lestina. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]