Alt Title

Warga Jadi Korban, Lapak Hancur: Keamanan Negeri Kian Rapuh

Warga Jadi Korban, Lapak Hancur: Keamanan Negeri Kian Rapuh



Bentrok antarormas sudah sering terjadi di Indonesia

bukan hanya dari kalangan organisasi masyarakat

___________


Penulis Dyah Ayu Cempaka

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Bentrok antara organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) dan Ikatan Pemuda Karya (IPK), di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Area pada Minggu, 05 Oktober 2025 mengakibatkan dua orang warga sekitar terluka karena menjadi korban penyerangan, juga kerusakan pada sejumlah lapak jualan milik warga yang rusak.


Saat ini belum diketahui berapa jumlah pasti lapak maupun rumah warga yang menjadi sasaran dari pertikaian dua ormas tersebut. Diinformasikan oleh pihak kepolisian yang menjadi pemicu bentrok adanya lemparan ketika rombongan organisasi masyarakat Pemuda Pancasila melintas di area pada waktu sore hari. Akibat dugaan pelemparan ini terjadi pemberontakan dengan organisasi ikatan Pemuda karya yang berbasis di sekitar.  (TRIBUN-MEDAN.com, 05-10-2025)


Pemicu yang Rancu


Bentrok antarormas sudah sering terjadi di Indonesia bukan hanya dari kalangan organisasi yang menghimpun masyarakat. Akan tetapi, banyak juga perseteruan yang terjadi seperti, tawuran antarpelajar, perseteruan antarsuporter, pertikaian sekelompok warga, hingga perang sarung.


Semua jenis perseteruan antarkelompok seperti ini akibat dari sumbu pendek, gampang marah, mudah tersulut emosi, dan baperan yang tumbuh subur di tengah-tengah masyarakat dalam sekularisme-kapitalisme.


Dalam sistem sekuler, agama tidak menjadi solusi dalam permasalahan kehidupan. Semua masalah malah diselesaikan dengan adu kekuatan secara fisik.


Masalah yang menjadi pemicu bentrok kebanyakan biasanya adalah masalah yang terkesan tidak masuk akal, sepele, bahkan tidak jelas kebenarannya. Seperti masalah terjadi di Tegal Sari Mandala karena ada yang melempar di saat mereka lewat dan pelakunya juga tidak diketahui tetapi kebetulan wilayah tersebut di kuasai ormas yang notabene indikasi musuh. 


Mereka langsung serang tanpa diusut kebenaran, agar mendapatkan kepuasan memukul lawan, tanpa mempertimbangkan warga sekitar menjadi korban keberingasan dan kerugian. Ditambah dengan keamanan yang terkesan lamban dalam melihat keadaan di lapangan. Negara seolah hadir hanya untuk menonton. Tunggu kejadian dulu terjadi, baru ditanggapi para aparat keamanan dalam negeri.


Bukti Lemahnya Keamanan Negeri


Dalam sistem yang berorientasikan pada kapitalisme wajar jika rasa aman ibarat barang mewah. Tidak semua orang bisa mendapatkannya. Hanya orang dengan kuasa yang mampu membelinya. Semuanya diuangkan, termasuk keamanan. Seharusnya menjadi hak seluruh rakyat untuk mendapatkannya.


Islam dan Segenap Keistimewaannya


Berbeda dengan sekularisme-kapitalisme yang melihat segala sesuatu berdasarkan materi dan menjauhkan agama dari kehidupan. Islam hadir bersamaan dengan pemecahan masalah dalam kehidupan Allah sebagai Sang Khalik. Tidak melihat hambanya dari banyaknya materi yang di berikan, tetapi berdasarkan ketakwaan individu. Dari ketakwaan individu inilah nanti akan terbentuk masyarat Islam yang khas, satu pemikiran, satu perasaan, dan satu peraturan.


Ketika Islam berhasil diterapkan pada individu-individu muslim, maka akan terbentuk masyarakat yang Islami. Tidak akan ada masyarakat yang gampang marah atau mudah diadu domba, yang ada ialah masyarakat yang senantiasa memperhitungkan perilaku dalam bertindak karena harus sesuai dengan syariat-Nya.


Penerapan Islam secara menyeluruh tentu saja memiliki tujuan dan menjamin hak-hak umat, terutama dalam pemeliharaan harta dan jiwa. Tidak menunggu bayaran, baru mendapatkan perlindungan, seperti aparat keamanan saat ini. 


Dalam penerapan Islam yang diemban oleh negara memiliki kewajiban untuk memenuhi hak dari masyarakat, terutama dan hal keamanan dan penjagaan.


“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.” (HR Bukhari no. 893, Muslim no. 1829)


Khil4fah sebagai satu kepemimpinan kaum muslim yang dipimpin oleh seorang khalifah memiliki tanggung jawab mengawasi segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan wilayah negara Islam.


Syurthah (polisi) aparat yang menjaga keamanan dalam Daulah Khil4fah memiliki tugas-tugas untuk pengawasan (patroli) memelihara keamanan dan ketertiban juga menegakkan hukum Islam yang sebagai sistem yang diemban negara karena pemeliharaan keamanan merupakan salah satu tanggung jawab negara.


Karenanya negara tidak boleh memungut pembayaran dari warganya untuk melaksanakan hal tersebut semua ini bisa diterapkan hanya ketika peraturan Islam diterapkan secara nyata bukan hanya sekadar wacana yang dibaca dari mushaf atau lembaran-lembaran Al-Qur'an saja. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]