Alt Title

Keracunan MBG Terulang Kembali Program Membahayakan Keselamatan Rakyat

Keracunan MBG Terulang Kembali Program Membahayakan Keselamatan Rakyat



Dengan jaminan kesejahteraan sistem kepemimpinan Islam serta edukasi tentang gizi, 

kasus stunting akan dapat dicegah demikian juga masalah gizi lainnya


_______________________


Penulis F.H Afiqoh

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Berbicara tentang MBG (Makanan Bergizi Gratis) akan berbicara janji kampanye presiden. MBG adalah salah satu program unggulan yang pernah di sampaikan pada saat kampanye untuk mengatasi masalah malnutrisi dan stunting pada anak-anak dan ibu hamil, serta meningkatkan kualitas SDM juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun yang terjadi, bukan mengatasi masalah melainkan menambah masalah dan menggerus anjloknya ekonomi. 


Program ini bertujuan memberikan akses makan bergizi bagi pelajar dari jenjang PAUD hingga SMA/Sederarajat dengan alokasi anggaran yang cukup besar. Namun, dari program ini bukan memberikan nutrisi yang baik melainkan banyaknya yang keracunan. Kembali terjadi, keracunan MBGi di berbagai daerah: di Kabupaten Lebong, Bengkulu (427 anak), Lampung Timur (20 anak). di SMP 3 Berbah Sleman (135 siswa) dll. Sebelumnya juga terjadi di Sragen. Hasil uji laboratorium di Sragen ditemukan bahwa sanitasi lingkungan tersebut menjadi permasalahan utama. (tirto.id)


Dilansir dari kompas.com pada Jumat, 29 September 2025, memberitakan bahwa Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan keprihatinan dan menginstruksikan penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menyusul kasus keracunan massal yang terjadi di Bogor akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG). 


Abainya Pengawasan Negara sehingga Nyawa Menjadi Taruhan


Terjadinya keracunan berulang, menunjukkan adanya ketidakseriusan dan kelalaian negara, khususnya dalam menyiapkan SOP dan mengawasi SPPG. Kesehatan bahkan nyawa siswa terancam. Harusnya pemerintah belajar dari kesalahan sebelumnya karena keracunan bukan sekali dua kali terjadi, tetapi sudah berulang kali di berbagai daerah.


Dari awal sudah begitu banyak kritikan dari masyarakat atas proogram ini untuk dihentikan karena akan menghabiskan banyak dana negara dan menimbulkan berbagai masalah lainnya. Namun, pemerintah terus melanjutkan program ini bahkan MBG selalu digembar-gemborkan dengan dalih program utama pemerintah dalam janji kampanye saat itu. Akan tetapi, apalah janji hanya dilaksanakan yang penting berjalan dan terpenuhi tidak melihat serta memperhatikan bagaimana kualitas kesehatan juga pengawasannya yang tidak ketat.


Selain itu, MBG yang diberikan tiap sekolah dan daerah berbeda-beda porsinya. Ada yang banyak ada yang sedikit, ada yang sudah basi, berlendir dan bahkan berulat. Ini menunjukkan ada kecurangan, ketidak adilan yang dilakukan sehingga keracunan terjadi karena tidak ada perhatian dan pengawasan yang ketat dalam memperhatikan MBG yang akan dikonsumsi oleh siswa maupun guru.


Inilah mirisnya sistem peraturan demokrasi kapitalis pemerintah yang harusnya memberikan tanggung jawab penuh pada rakyat namun tidak serius dalam menanganinya. Program yang penting berjalan tanpa melihat dan mempertimbangkan apa konsekuensi yang akan terjadi. Apa lagi ini menyangkut masalah nyawa manusia yang sangat berharga untuk dijaga.


Programnya terlihat sangat populis dan kebijakannya membuka jalan untuk para kapitalis dalam meraih keuntungan, terlebih lagi jika program ini berjalan dengan rutin selama setahun. Betapa banyak yang akan didapatkan oleh pelaku bisnis. Inilah paradigma dalam sistem kapitalis sering ditandai dengan kebijakan yang mengedepankan para kapital.


MBG juga bukan solusi untuk menyelesaikan persoalan gizi pada anak sekolah dan ibu hamil. Apalagi mencegah stunting dan mendorong naiknya ekonomi lokal karena masalahnya bukan pada persoalan itu melainkan ada pada tata aturan dan sistem kepemimpinan demokrasi yang kepentingan diatas segalanya. Sedangkan rakyat hanya korban yang terus menjadi korban dalam kebijakan dan program pemerintah, termasuk dalam program MBG ini yakni keracunan yang terjadi sudah berulang kali di berbagai daerah.


Islam Solusi Kesejahteraan Rakyat


Inilah perlunya Islam dalam mengatur hidup manusia karena Islam menetapkan negara sebagai raain, bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan rakyat, di antaranya dengan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sebagai tanggung jawab negara. Dengan berbagai mekanisme sesuai syariat secara langsung maupun tidak langsung.


Dengan jaminan kesejahteraan sistem kepemimpinan Islam serta edukasi tentang gizi, kasus stunting akan dapat dicegah, demikian juga masalah gizi lainnya karen visi dan misi dari Islam adalah melayani dan mengurusi urusan rakyat. Rakyat yang paling utama diperhatikan dengan melayani setiap kebutuhan rakyat serta diperlakuan dengan baik.


Islam mampu menjamin kesejahteraan semua rakyatnya karena memiliki sumber pemasukan yang besar sesuai ketentuan syara dan dikelola dengan sistem ekonomi Islam yang jelas. Berbeda dengan sistem kapitalisme yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam sebab mengabaikan hukum Allah Swt. dan Rasul-Nya yang mengatur segala aspek kehidupan serta mewajibkan manusia untuk menaatinya. 


Dalam sejarah sistem Islam, dengan kejayaannya selama 13 abad lamanya dengan 2/3 dunia yang dikuasai, Daulah Islamiah terbukti mampu menyejahterakan masyarakatnya secara jasmani dan rohani dengan memberikan sarana pemuas kebutuhan hidup baik kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan lainnya.


Islam datang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tidak ada permasalahan hidup yang tidak bisa dipecahkan oleh Islam karena Allah telah menurunkannya dengan sempurna dan kesempurnaanya itulah Islam menjadi solusi segala permasalahan hidup, termasuk masalah MBG. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]