Serangan Isra*l ke P4lestina Makin Biadab Kehadiran Khil4fah Makin Mendesak
OpiniSelama kesatuan dan persatuan umat Islam belum terwujud
selama itu pula P4lestina akan terus dalam penjajahan
____________
Penulis Rahmatul Aini
Kontributor Media Kuntum Cahaya, Penulis, dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kebiadaban Zion*s Yahudi terus menerus memicu keresahan dunia. Pasalnya, sudah hampir 2 tahun serang tersebut masih membabi buta ke P4lestina. Adegan yang mengerikan setiap saat kita saksikan, anak yang dibakar hidup-hidup, kelaparan yang kian menyakitkan, tenaga medis yang dibunuh, jurnalis yang disekap, dan lain sebagainya. Ini bukanlah sebuah adegan drama, tetapi nyata terjadi di tanah suci yang bernama P4lestina.
Serangan yang menargetkan para warga sipil di jalur G4za kembali menewaskan puluhan warga P4lestina, serangan tersebut tejadi ketika para penduduk sedang mengantre bantuan kemanusiaan. Ada sekitar 68 orang yang tewas akibat serangan tersebut. (bbcindonesia.com, 30-05-2025). Sungguh sangat kejam, di saat warga P4lestina sedang berjuang untuk bertahan hidup, justru Zion*s dengan leluasa membunuh.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa di balik dukungan atas demonstrasi dunia terhadap P4lestina justru para penguasa muslim enggan memberikan aksi nyata. Kecaman yang terlontar hanya omong kosong. Realitanya mereka masih bergandeng mesra bersama para musuh. Hal ini menunjukan bahwa kepentingan lebih utama dibandingkan ikatan akidah.
Ketidakpahaman akan akar persoalan P4lestina dan kecintaan mereka tehadap kekuasaan membuat mata dan hati para penguasa muslim di belahan dunia tertutup rapat. Mereka menyampingkan ikatan akidah dan persaudaraan atas dasar iman, terkalahkan oleh ikatan kemaslahatan duniawi.
Sungguh kita menangisi para pemimpin muslim dengan segala kelemahan dan kehinaan mereka di hadapan Allah sebab di atas dasar kekuasaan mereka justru menjadi alat kepentingan kelanggengan para musuh, bukan menjadikan kekuasaan sebagai alat pelindung saudara seakidah.
Indonesia pun merespons hal yang senada. Negeri dengan mayoritas muslim terbesar justru tidak berpihak pada kaum muslimin. Namun, ternyata Presiden Prabowo memberikan statement two state solution (solusi dua negara). Respons masyarakat pun beragam, mulai dari yang mendukung hingga yang tidak setuju. Pasalnya, solusi dua negara yang digaungkan presiden tesebut tidak bisa menjadi solusi real karena sejarah pun pernah menerapkan solusi dua negara.
Isra*l dan sekutunya tidak akan pernah mau memberikan bagian ke P4lestina sampai kapan pun. Begitu pun dengan P4lestina tidak akan pernah rida memberikan sejengkal tanah bumi para Nabi ini. Seperti perjuangan para syuhada dahulu yang berkorban dengan darah dan nyawa, penduduk P4lestina tidak akan pernah hengkang keluar dari tanah suci nan mulia walaupun harus bertaruh nyawa dan menyaksikan keluarga menjadi para syuhada.
Sungguh penduduk P4lestina merekalah yang mewakili kita sebagai umat Islam menjaga bumi para Nabi, maka dari itu kita terus mengupayakan pembebasan dan melakukan segenap usaha demi kebebasan hakiki. Upaya menyadarkan umat hari ini atas persoalan P4lestina menjadi PR besar sebab umat masih saja menggantungkan harapan hanya dengan solusi jangka pendek. Memberikan bantuan, mengirimkan logistik, tenaga medis, perang sosmed, doa semua sudah dilakukan. Namun, nyatanya sampai saat ini belum bisa memberikan solusi fundamental.
Di pundak kelompok dakwah ada tugas untuk menyadarkan umat solusi tepat bagi seluruh problematika dunia, termasuk persoalan P4lestina. Kelompok dakwah harus lebih gencar menyadarkan umat akan perjuangan mereka di atas jalan yang sahih, yakni sesuai metode Rasulullah saw.. Meningkatkan kesadaran umat agar senantiasa terus bergerak dan menuntut para penguasa kembali kepada jalan Islam yang lurus seperti yang ditempuh oleh baginda Nabi saw. menuju penegakan hukum Allah sebagai jalan satu-satunya kebebasan P4lestina.
Selama kesatuan dan persatuan belum terwujud, selama itu pula P4lestina di ambang ketakutan. Keseriusan umat dalam memperjuangan pembebasan P4lestina sangat besar, tetapi permasalahannya ada pada pemimpin muslim yang masih saja menghalau gerakan umat, mendeportasi sebagian pendukung P4lestina, menjadi babu para musuh. Akibatnya pembantaian terus berlangsung sampai detik ini sebab persatuan tiada terwujud dan pemimpin negeri makin membisu.
Para pengemban dakwah harus selalu senantiasa istikamah dalam mewujudkan opini umum, membongkar makar para musuh dan mendesak para pemimpin kembali kepada aturan Illahi. Sebagai sarana demi melanjutkan kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khil4fah ala minhaj nubuwah.
Para pengemban dakwah pun harus terus berd'a meminta kemudahan dan pertolongan Allah Swt. agar pertolongan itu segera terwujud dalam persatuan kaum muslim secara keseluruhan dan ketertundukan para pemimpin muslim di bawah persatuan naungan negara Khilafah.
Semoga dengan upaya yang terus dilakukan dan keseriusan, menjadi jawaban atas pertolongan Allah Swt.. Semoga segera terwujud kemenangan Islam di seluruh dunia. Umat pun secara menyeluruh merasakan kesejahteraan, ketenteraman, kegemilangan di bawah syariat Islam. Seperti halnya dulu ketika Islam menjadi peradaban dunia, disegani bahkan ditakuti oleh musuh. Alhasil, tidak ada satupun orang yang berani berbuat zalim terhadap kaum muslim dan kaum kafir yang bernaung dalam negara Islam.
“Kapankah pertolongan Allah itu datang? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (TQS. Al-Baqarah: 124)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (TQS. Al-Hujurat: 10)
Wallahualam bissawab. [EA/MKC]