Sekolah Rakyat Akankah Mampu Menuntaskan Kemiskinan?
OpiniSekolah Rakyat sejatinya bukan jalan mengentaskan kemiskinan
sebab kemiskinan hari ini adalah problem yang sistemik dan struktural
____________________________
Penulis Rahmatul Aini
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Persoalan demi persoalan terus menghinggapi negeri ini tak terkecuali masalah ekonomi. Dengan status negara berkembang menjadi fakta bahwa Indonesia mengalami peningkatan populasi penduduk paling banyak. Sementara kesulitan akan kebutuhan hidup terus dirasakan oleh pribumi, bukan karena negeri ini miskin, tetapi sumber daya alam dikuasasi oleh segelintir elite korporasi.
Maraknya kemiskinan menjadi acuan pemerintah untuk membuat program Sekolah Rakyat. Fakta di lapangan bisa kita saksikan bahwa sekolah menjadi isu besar bagi anak negeri.
Presiden RI Prabowo Subianto mengadakan program Sekolah Rakyat sebagai upaya untuk memutus rantai kemiskinan yang telah berlangsung dalam beberapa generasi. Diharapkan program tersebut menjadi langkah strategis untuk memberikan akses pendidikan berkualitas kepada anak dari keluarga yang kurang mampu atau miskin ekstrem. (kompas.com, 21-07-2025)
Adapun dengan adanya pembangunan Sekolah Rakyat memiliki 3 tujuan, percepatan kemiskinan, memuliakan wong cilik, dan memberikan harapan kepada warga miskin yang tidak bisa mengenyam pendidikan setara dengan anak yang lain. (detiknews.com, 20-07-2025)
Sekolah Rakyat Harapan Baru?
Adanya program Sekolah Rakyat menjadi angin segar bagi sebagian orang terutama masyarakat yang miskin tak mampu menyekolahkan anak-anak mereka sebab biaya. Namun ironisnya, di saat program Sekolah Rakyat berjalan ada banyak kasus yang justru mencuat di permukaan masalah pendidikan, seperti Sekolah Luar Biasa Negeri di Bandung, ruang belajar mereka berkurang akibat digunakan oleh Sekolah Rakyat. Apalagi mengingat dampak kualitas pengajaran bagi pelajar SLB yang butuh fokus dan mengandalkan pendengaran.
Ditambah lagi dengan akses pendidikan yang kurang memadai, anak-anak yang tidak kompeten di bidang maupun jurusan karena sarana dan prasarana, keluhan dengan jarak tempuh juga masih menjadi masalah yang belum terselesaikan, anak-anak yang jauh dari kota mereka harus menempuh jalan berkilo meter bahkan menyeberang sungai demi memperjuangkan pendidikan.
Tak hanya itu, uang saku hanya cukup untuk biaya transportasi dari rumah ke sekolah. Mereka bahkan menangis mengeluhkan seragam sekolah yang tak kunjung berganti dan buku-buku bekas menjadi sarana belajar ke sekolah. Namun begitu, tidak dilirik sama sekali oleh pemerintah daerah maupun setempat.
Sekolah Rakyat Tak Menyentuh Akar Persoalan
Dalih mengentaskan kemiskinan lewat Sekolah Rakyat hanya omong kosong. Faktanya bahwa masih banyak PR negara, terutama dalam hal pendidikan yang harus diseriuskan penyelesaiannya.
Sekolah Rakyat sejatinya bukan jalan mengentaskan kemiskinan sebab kemiskinan hari ini adalah problem yang sistemik dan struktural. Negara tidak mengizinkan rakyat untuk bebas finansial. Salah satu contoh negara memalak pajak rakyat, tidak perduli kaya maupun miskin karena pendapatan negara 80% lewat pajak.
Tak hanya itu, problem pengangguran masih menghantui, PHK marak, dan lapangan pekerjaan tidak memadai. Adanya Sekolah Rakyat tidak lantas terselesaikan dengan anak-anak miskin masuk ke Sekolah Rakyat.
Justru dengan adanya Sekolah Rakyat sebagi lip servis untuk penguasa lebih menjajah rakyat. Seolah-olah pemerintah begitu prihatin terhadap persoalan anak bangsa padahal nyatanya kemiskinan adalah hasil dari kebijakan yang mereka buat. Penguasa masih menerapkan regulasi BBM naik, kesehatan mahal, pendidikan mahal, kebutuhan hidup serba mahal.
Sebab Sistem Kapitalisme
Sekolah Rakyat memang gratis, tetapi ini menunjukkan bahwa negara hanya mengurusi rakyat miskin yang tak mampu sekolah padahal hari ini masih banyak problem sekolah terutama dari segi kualitas dan sarana serta prasarana yang belum memadai. Nampak bahwa Sekolah Rakyat hanya sekadar solusi tambal sulam yang tak menyentuh akar persoalan, seperti adanya program MBG yang sampai saat ini belum menyentuh akar masalah.
Sangat sulit menemukan titik solusi dalam kapitalisme sebab tumpuannya hanya pada asas materi semata. Tak heran setiap kebijakan atau regulasi dari pemerintah bukan menyelesaikan masalah, tetapi menambah masalah.
Negara dalam hal ini penguasa hanya sebatas regulator semata. Mereka tidak pernah hadir seutuhnya kepada rakyat, mengurus dengan baik, menyediakan layanan publik dan menjamin kesejahteraan. Semua diserahkan kepada pihak swasta yang menyebabkan fungsi negara hilang sebagai pelayan rakyat.
Akan tetapi, jika sudah mendekati masa kampanye mereka berbondong-bondong mendatangi rakyat memelas demi satu suara. Namun, giliran mendapatkan tampu kekuasaan melirik rakyat pun tak pernah. Inilah wajah asli pemangku kebijakan dalam sistem demokrasi kapitalisme yang hanya bertumpu pada keuntungan pribadi.
Solusi Pendidikan dalam Sistem Islam
Islam memberikan pelayanan terbaik bagi umat, termasuk pendidikan dengan kualitas terbaik karena ini menjadi tanggung jawab negara kepada umat. Negara tidak pandang bulu, semua mendapatkan hak yang sama kaya maupun miskin dan tentunya dengan pembiayaan ditanggung oleh negara dengan sistem Islam.
Penguasa akan terus mengupayakan kualitas pendidikan mulai dari pendidikan tsaqafah maupun IPTEK, dan bisa bersaing di kancah dunia. Tak hanya itu, Islam akan membuka peluang pekerjaan bagi umat agar senantiasa kesejahteraan mereka dapat rasakan. Sebagai bentuk tanggung jawab penguasa dan semua keadilan serta keberkahan tersebut hanya didapatkan dalam penerapan syariat Islam secara kafah. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]