Alt Title

P4lestina Tak Layak Merdeka

P4lestina Tak Layak Merdeka



Kemerdekaan yang ditawarkan oleh Barat hanyalah bentuk baru penjajahan

Mereka mengizinkan G4za bernapas, tetapi tetap terikat

_______________________


Penulis Rini Sulistiawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Muslimah Peduli Umat


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Apa yang lebih menyayat hati dari tubuh anak-anak G4za terbaring tak bernyawa, berselimut debu reruntuhan, tanpa dunia yang benar-benar peduli?


Dikutip dari cnbc.com, (29-06-2025) Indonesia melaporkan bahwa korban jiwa akibat agresi Zion*s di G4za telah menembus angka 56.412 orang. Setiap nyawa itu bukan sekadar angka, ia adalah kisah, doa, dan cita-cita yang dihancurkan secara biadab.


Namun, di tengah genangan darah dan derita itu, para penguasa negeri-negeri muslim justru sibuk merangkai diplomasi. Mereka kembali mendorong solusi dua negara, sebuah ilusi usang yang sudah berpuluh tahun gagal menyelamatkan P4lestina.


Dalam laporan republika.com, (28-06-2025) mengungkapkan isi kesepakatan gencatan senjata: tekanan pada kelompok perlawanan H4mas, normalisasi Saudi-Isra*l, dan pengakuan terhadap dominasi Zion*s di Tepi Barat. Semua ini dilakukan atas nama "perdamaian" padahal bagi rakyat P4lestina yang masih menjaga kehormatan darah syuhada, kesepakatan semacam ini bukan perdamaian, tetapi penyerahan diri. Bagi mereka, menerima solusi dua negara sama saja dengan mengkhianati perjanjian Umariyah dan menodai pengorbanan para pejuang yang telah menyerahkan nyawanya demi setiap jengkal tanah P4lestina.


Solusi Dua Negara: Topeng bagi Kekalahan Umat


Solusi dua negara selalu dijual sebagai harapan padahal hakikatnya adalah jebakan. Sejak dikampanyekan puluhan tahun lalu, hasilnya hanya satu: pertumpahan darah yang tak kunjung berhenti.


Solusi ini hanyalah kedok bagi pengakuan formal atas keberadaan negara haram Isra*l. Ia menyesatkan akal sehat umat Islam dan menjauhkan kita dari solusi hakiki yang berasal dari ajaran Rasulullah saw.. Kita tidak bisa berharap pada bangsa penjajah untuk memberi kemerdekaan. Tidak pula kepada para pemimpin boneka yang lebih takut kehilangan kursi daripada melihat umatnya kehilangan nyawa.


P4lestina tak layak merdeka karena P4lestina tidak pernah dijajah secara syariat. Kalimat ini mungkin membuat dahi mengernyit. Namun, mari renungkan. Mengapa kita harus meminta kemerdekaan, jika sejatinya P4lestina tidak pernah sah dijajah?


Tanah P4lestina adalah tanah kaum muslim, dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab, dijaga oleh tentara Khil4fah selama lebih dari seribu tahun. Ia bukan hadiah dari PBB, bukan tanah kompromi, dan bukan barang dagangan diplomasi. Maka, P4lestina tidak layak merdeka karena P4lestina harus dibebaskan, bukan diberi, bukan diminta.


Kemerdekaan yang ditawarkan oleh Barat hanyalah bentuk baru penjajahan. Mereka mengizinkan G4za bernapas, tetapi tetap diikat. Mereka menukar genosida terang-terangan dengan penjajahan terselubung.


Solusi Islam Kafah dan Komando Jihad


Sejak runtuhnya Khil4fah tahun 1924, P4lestina kehilangan perisainya. Hari ini, rakyat G4za berjuang sendirian, dengan batu, roket rakitan, dan dada yang lapang menantang bom padahal jika Khil4fah berdiri, maka pembebasan P4lestina akan menjadi tanggung jawab negara Islam. Pemimpin umat akan mengirim pasukan, bukan karangan bunga. Mereka tidak akan berunding, tetapi memimpin jihad fi sabilillah, sebagaimana dilakukan Khalifah Shalahuddin Al-Ayyubi dahulu.


"Dan jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. Al-Anfal: 73)


Khil4fah bukan mimpi. Ia adalah warisan nabi saw., yang dijanjikan akan kembali. G4za hari ini adalah panggilan keras agar kita berhenti berharap pada solusi buatan manusia dan mulai bergerak menjemput solusi Allah.


Allah Swt. berfirman, "Sungguh, Allah akan menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al-Hajj: 40)


Jika kita benar mencintai P4lestina, maka bergeraklah. Cukup sudah berharap pada meja diplomasi. Umat Islam harus berhenti mendukung solusi dua negara. Kita tidak sedang memperjuangkan separuh hak, tetapi keseluruhan tanah dan kehormatan. Kita harus bersatu bersama barisan dakwah ideologis yang konsisten menyeru Islam kafah, dan perjuangan menegakkan Khil4fah.


Karena hanya dengan Khil4fah, P4lestina bisa dibebaskan. Karena hanya dengan Khil4fah, darah syuhada tidak akan sia-sia. Karena hanya dengan Khil4fah, fajar kebangkitan umat akan benar-benar menyingsing. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]