Alt Title

G4za Makin Menderita Penyadaran Umat Harus Segera Dimulai

G4za Makin Menderita Penyadaran Umat Harus Segera Dimulai



Kesadaran yang lahir dari ideologi Islam akan mendorong umat meninggalkan semua jalan yang tidak diajarkan Rasulullah saw.

baik people power, parlemen, maupun kompromi politik dan fokus kepada metode (tariqah) dakwah Rasulullah

_________________________


Penulis Fatimah Al Fihri

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sampai hari ini, penderitaan rakyat G4za terus berlanjut. Kekejaman Zion*s makin brutal dan tidak manusiawi. Sedikitnya 15 orang, termasuk 10 anak-anak dilaporkan tewas dalam serangan Isra*l yang menghantam kerumunan warga di luar posko layanan kesehatan di Gal4za Tengah. Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan P4lestina, serangan dan tembakan Isra*l menewaskan sedikitnya 67 orang lainnya di Jalur G4za selama 24 jam terakhir. (tirto.id, 11-07-2025)


Blokade atas G4za bukan sekadar isolasi wilayah, tetapi bentuk nyata dari uji coba kelaparan dan senjata terhadap manusia. Laporan dari Anadolu Agency dan Al-Shabaka menyebutkan bahwa G4za kini menjadi ladang eksperimen teknologi militer. Perusahaan besar seperti Google, Amazon, dan Microsoft disinyalir turut terlibat dalam skema genosida melalui kerja sama dengan militer Zion*s. Ironisnya, suara lantang pelapor PBB–Francesca Albanese–yang membongkar fakta ini justru dibungkam dengan sanksi oleh Amerika Serikat.


Pengkhianatan Nyata dari Para Pemimpin


Alih-alih mengutuk dan melawan penjajahan Zion*s atas G4za, para pemimpin negeri-negeri muslim justru berpura-pura tidak tahu atau menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi secara terang-terangan dengan Isra*l. Alih-alih mengarahkan moncong senjata ke penjajah Zion*s, mereka justru menggandeng mesra tangan-tangan Zion*s. Inilah bentuk pengkhianatan sejati terhadap umat Islam dan perjuangan rakyat G4za.


Beberapa sikap para pemimpin pengkhianat ini sangat jelas dan tidak terbantahkan:


1. Uni Emirat Arab dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel lewat Abraham Accords (Agustus–September 2020), termasuk membuka kedutaan, rute penerbangan langsung, dan kerja sama ekonomi-militer. (Al Jazeera, 15-09-20)


2. Sudan dan Maroko menyusul untuk normalisasi pada akhir 2020, termasuk pengakuan diplomatik dan perjanjian kerja sama. (Al Jazeera, 15-09-20)


3. Arab Saudi meski belum resmi, namun pihak istana dan intelijen disebut terus menjalin komunikasi strategis dan koordinasi kebijakan regional dengan Israel—terutama soal Iran. (NYPost, 02-11-24)


4. Mesir (Presiden Sisi) telah berulang kali menutup perbatasan Rafah, menghalangi masuknya bantuan ke G4za, dan mempertahankan kerja sama militer/intelijen dengan Isra*l. (Reuters, 11-10-23)


5. Turki, meski menyatakan protes keras, justru menjaga jalur perdagangan senilai miliaran USD dengan Isra*l. Produk ekspor Turki ke P4lestina meningkat meski sempat diskors, dan beberapa dikabarkan mengalir ke Isra*l lewat jalur tidak langsung. (Reuters, 08-10-24)


Makin jelas bahwa para pemimpin dunia Islam tidak benar-benar berdiri bersama rakyat G4za. Mereka memilih kepentingan politik, ekonomi, dan stabilitas geopolitik ketimbang membela saudara seiman yang tertindas. Inilah bentuk pengkhianatan sejati terhadap darah umat dan amanah yang mereka pikul sebagai pemimpin kaum muslimin. Tidak ada inisiatif militer, tidak ada embargo terhadap Isra*l, bahkan kutukan pun terdengar lemah. Dunia Islam ditinggalkan tanpa pelindung karena para pemimpinnya rela menjadi boneka penjajah. 


Bangun Narasi yang Hakiki


Banyak pengamat baik dari dunia Barat maupun Timur bersuara lantang mengkritik kekejaman Isra*l. Suara mereka memang lantang, tetapi nihil solusi. Narasi yang mereka gaungkan tidak pernah benar-benar menyentuh akar persoalan. Mereka tidak mengutuk sistem penjajahan, tidak menantang dominasi Amerika, tidak menyentuh pengkhianatan para penguasa muslim. Sebaliknya, mereka terus menyuarakan solusi pragmatis seperti solusi dua negara, PBB, atau demokrasi, cara-cara yang sudah terbukti gagal menyelamatkan G4za dan hanya memperpanjang usia penjajahan. 


Karena itu, umat Islam tidak boleh lagi terjebak dalam wacana semu dan solusi pragmatis. Umat harus membangun narasi tandingan yang menyentuh akar persoalan dan menawarkan solusi hakiki. Hanya ada satu narasi, yaitu jihad fi sabilillah yang dipimpin oleh institusi politik Islam yang sah, yakni Khil4fah. 


Hanya dengan jihad dan Khil4fah, tanah P4lestina bisa dibebaskan, darah umat bisa dibela, dan kehormatan Islam bisa dimuliakan. Ini bukan sekadar teori sejarah, melainkan jalan yang telah ditempuh Rasulullah saw. dan para khalifah setelahnya dalam menghadapi penjajahan dan agresi terhadap umat. 


Kesadaran Umum: Kunci Kemenangan Islam


Narasi ini tidak bisa dibangun secara instan. Ia harus ditanamkan terus-menerus melalui proses penyadaran yang serius dan masif. Para aktivis dakwah, pemuda Islam, dan para pengemban kebenaran harus bersatu dalam misi membangun kesadaran umum. Kesadaran ini bukan sekadar pengetahuan, tetapi pencerahan ideologis yang akan menggerakkan umat. 


Kesadaran yang lahir dari ideologi Islam akan mendorong umat meninggalkan semua jalan yang tidak diajarkan Rasulullah saw., baik people power, parlemen, maupun kompromi politik dan fokus kepada metode (tariqah) dakwah Rasulullah. Inilah satu-satunya tariqah yang telah terbukti mampu mengembalikan kemenangan Islam. Bukan lagi tariqah abal-abal yang ditambal sulam.


Perjuangan Belum Usai: Harus Tetap Yakin


Membangun kesadaran umum bukanlah perkara mudah. Di tengah tantangan zaman, para pengemban dakwah akan menghadapi banyak ujian. Dari tekanan ekonomi, pembatasan sosial, hingga ancaman penangkapan dan stigmatisasi.

 

Selain itu, ada dua bahaya besar yang selalu mengintai: bahaya kelas dan bahaya ideologi. Bahaya kelas adalah jebakan materi dan kenikmatan duniawi yang bisa melemahkan tekad dan menggoda aktivis untuk berkompromi. Sementara bahaya ideologi adalah penyimpangan arah perjuangan, terjebak pada nasionalisme, liberalisme, atau sekadar aktivisme kosong yang kehilangan orientasi perubahan sistem.

 

Karenanya, para pengemban dakwah harus terus menjaga keikhlasan dan istikamah. Mereka harus teguh pada tariqah dakwah yang ditempuh Rasulullah saw., yakni membangun kesadaran, membina umat, dan menyeru kepada perubahan sistem. Meski jalan ini panjang dan penuh duri, tetapi hanya jalan inilah yang akan menghantarkan kepada kemenangan sejati. 


G4za hari ini adalah panggilan suci untuk mengembalikan perisai umat: jihad dan Khil4fah. Maka dari itu, siapa pun yang telah memahami realitas ini, wajib menyebarkan pemahaman tersebut kepada umat. Jangan menunggu semua sadar, mulailah dari lingkungan terdekat. Dari percikan itu akan muncul gelombang. Dan dari gelombang akan lahir badai yang akan menghancurkan tirani Zion*s serta membebaskan P4lestina dengan kehormatan dan kemuliaan Islam. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]