Alt Title

Mental Illness Bikin Ngenes

Mental Illness Bikin Ngenes




Jika kita banyak masalah kehidupan, cara cepat dapat pertolongan Allah bukan dengan fokus ke masalah kita

Alihkan fokus kita ke urusan umat, kita bantu lewat dakwah dan segala kemampuan

______________________________


Penulis Siska Juliana 

Tim Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Masa remaja merupakan saat terbaik bagi seseorang. Mereka memiliki potensi dan kekuatan yang sangat besar. Hanya saja, dalam sistem kehidupan saat ini potensi mereka seakan-akan terkubur. Mereka menjadi generasi sandwich, generasi strawberry, dan sebutan negatif lainnya. Bahkan banyak yang terkena mental illness. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang harus dilakukan?


Untuk menjawab rasa penasaran itu, Komunitas Smart With Islam mengadakan kajian yang bertajuk “Mental Illness Bikin Ngenes” pada Ahad, 20 Juli 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pelajar dan mahasiswa area Kota Bandung, Jawa Barat. 


Para peserta antusias mengikuti acara ini dari awal hingga akhir. Adanya sesi tanya jawab dan silah ukhuwah bersama peserta pemahaman para remaja muslimah yang menghadiri acara ini. 


Teh Devina selaku pemateri menjelaskan kondisi mental remaja saat ini. Bunuh diri menjadi hal yang wajar. Berdasarkan data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), jumlah kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 2012–2023 mencapai 2.112 kasus, dan 985 kasus di antaranya terjadi pada remaja atau sekitar 46,63% dari total kasus. Pada 2017, World Health Organization (WHO) mengungkapkan 3,9% dari 8.899 remaja Indonesia pernah melakukan percobaan bunuh diri.


Selain itu, banyak remaja yang terkena masalah mental. Pada 2022, Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) melaporkan bahwa satu dari tiga remaja (34,9%) atau setara 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental. Pada 2023, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menyebutkan, prevalensi penduduk dengan gejala depresi tertinggi terdapat pada kelompok remaja usia 15–24 tahun. 


Hal itu dapat terjadi dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu problem internal (keliru dalam menata perasaan dan pemikiran saat menyikapi masalah), terjebak dalam circle toxic, tekanan saat belajar, jadi korban bullying, rasa bucin, kondisi keluarga yang tidak harmonis. 


Akar masalahnya adalah sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga hanya mengejar kebahagiaan dunia dan aturan Allah diabaikan dalam keluarga, masyarakat, serta negara. Jika aturan Allah ditaati, pasti memberi ketenangan bagi manusia dalam kondisi apa pun.


Teh Devina mengungkapkan bahwa Islam sebagai obat mental illness. Islam adalah agama sekaligus sistem kehidupan. Oleh karena itu, penerapan Islam secara menyeluruh (kafah) harus dilaksanakan oleh negara. Negara berperan menjaga kesehatan mental, caranya:


Pertama, negara memastikan kebutuhan masyarakat tercukupi, jadi tidak ada yang stres akibat memikirkan sulitnya memenuhi kebutuhan.

 

Kedua, negara menciptakan kondisi sosial yang sehat dan jauh dari lingkungan toxic.


Rasulullah saw. bersabda,


“Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari)


Seorang muslim harus berusaha menjaga lisannya agar tidak berbohong, melukai perasaan saudaranya, juga tidak mengambil hak orang lain tanpa izin.


Ketiga, negara mengontrol inforrmasi, tidak ada media yang menayangkan hal-hal privat yang akhirnya membuat manusia menghabiskan waktu menyimak kehidupan seseorang.


Keempat, negara memastikan pentingnya ilmu sesuai tuntunan syariat yang harus dipahami setiap orang.


Ia menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan agar terhindar dari mental illness, yaitu:


Pertama, kekuatan seorang muslim terbentuk dari keimanan yang kokoh. Sesekali sedih atau kecewa boleh saja karena itu bagian dari fitrah manusia, tetapi seorang muslim akan menggunakan keimanannya untuk mengelola rasa sedih dan kecewanya.


Kedua, paham tujuan hidup sehingga tidak mudah down saat mendapat ujian.


Rasulllah saw. bersabda, 


"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik. Jika ia tertimpa kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu pun baik baginya." (HR. Muslim)


Ketiga, yakin terhadap ketetapan Allah. Allah tidak akan menghisab, saat kita miskin, punya orang tua temperamen, bentuk tubuh yang tidak sesuai ekspektasi, dan lain-lain. Allah akan menghisab respons kita, yaitu sabar atau menyerah.

 

Keempat, remaja muslim mempunyai banyak kewajiban dalam membangun peradaban.


“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukannmu.” (QS. Muhammad: 7)


Jika kita banyak masalah kehidupan, cara cepat dapat pertolongan Allah bukan dengan fokus ke masalah kita. Alihkan fokus kita ke urusan umat, kita bantu lewat dakwah dan segala kemampuan, maka Allah akan mudahkan urusan dan meneguhkan kedudukan kita. Dengan syarat tetap ikhtiar dan jangan menyerah.


Kelima, temukan circle positif.


Keenam, selalu mengkaji Islam kafah.


“Tetap semangat dan berprasangka baik pada setiap rencana Allah karena kita adalah generasi Islam yang tangguh,” pungkasnya. 


Demikianlah cara agar remaja terhindar dari mental illness dan mampu mengeluarkan potensi terbaiknya demi kemajuan peradaban Islam. Wallahualam bissawab.