Beredar Beras Oplosan Peran Negara Dipertanyakan
Opini
Dengan beredarnya beras premium oplosan ini, bukan hanya negara yang dirugikan
Namun, masyarakat kecil dan menengah merasa dizalimi
______________________
Penulis Tinah Asri
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Beras oplosan kembali beredar di tengah-tengah masyarakat. Peredarannya telah meluas meliputi wilayah Aceh, Lampung, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan wilayah Jabodetabek.
Menurut hasil investigasi Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan Polri, setidaknya ada 212 merek beras yang tidak memenuhi standar pemerintah baik dari segi mutu, berat kemasan, dan harga eceran tertinggi di pasaran. Parahnya, praktik curang ini diduga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang selama ini telah dikenal luas di masyarakat.
Dikutip dari Tribunnews, ada sekitar sepuluh perusahaan yang terseret kasus beras oplosan yakni, Wilmar group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitung Panen Raya (BPR), PT Indofood Candi Indonesia, PT Buyung Poetra Sembada Tbk, PT Bintang Terang Lestari Abadi, PT Sentosa Utama Lestari/Japfa Group, PT Subur Jaya Indotama, CV Bumi Jaya Sejati, dan PT Jaya Utama Santikah.(Tribunnews.com, 16-07-2025)
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri Brigjen Helfi Assegaf mengatakan akan terus mengusut kasus beras oplosan tersebut. Sampai saat ini, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap 6 PT dan 8 pemilik merek beras premium oplosan kemasan 5 kilogram.
Bentuk Kezaliman terhadap Rakyat
Kita semua tahu, beras termasuk jenis makanan pokok yang paling dibutuhkan masyarakat Indonesia. Sampai-sampai ada orang bilang "belum makan" padahal dia sudah makan makanan yang mengandung karbohidrat lain seperti singkong, ubi, jagung, bahkan roti sekali pun. Akan tetapi, merasa belum makan karena bukan nasi yang masuk mulutnya. Sementara, beras premium adalah beras yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah karena dianggap berkualitas bagus dengan harga yang terjangkau.
Dengan beredarnya beras premium oplosan ini, bukan hanya negara yang dirugikan. Namun, masyarakat kecil dan menengah merasa dizalimi. Bayangkan, jika selama ini uang yang dikeluarkan untuk membeli beras premium dengan harapan mendapatkan beras dengan kualitas standar, ternyata dengan harga yang sama mereka membeli beras dengan kualitas rendah.
Kapitalisme Sumber Kecurangan
Sayang, di saat rakyat merasakan beban hidup yang makin berat akibat harga-harga makanan pokok yang turun naik seenak jidat, tetapi perusahaan-perusahaan besar yang selama ini telah mendapatkan tempat di hati masyarakat demi meraup keuntungan tinggi justru tega menipu dan mencurangi konsumennya sendiri. Meskipun pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan namun sampai saat ini belum juga ada sanksi yang dijatuhkan kepada perusahaan-perusahaan curang tersebut. Sekali pun ada hanya sekadar menarik dari edaran dan mengganti dengan merek serta kemasan baru.
Curang dan mencurangi memang sebuah keniscayaan dalam sistem demokrasi kapitalis. Sistem ini memberikan kebebasan bagi siapa saja, untuk mendapatkan dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tanpa peduli halal dan haramnya. Sementara, pemerintah hadir bukan untuk rakyat.
Ibarat regulator, pemerintah diam di tengah hanya sebagai penyambung antara pihak perusahaan yang ingin meraup untung besar dengan rakyat yang membutuhkan. Wajar saja jika ada perusahaan yang melakukan kecurangan demi meraih keuntungan besar dengan memanfaatkan kepentingan rakyat demi ambisi pribadinya.
Allah Swt. sangat melarang tindakan curang dalam perdagangan. Sebagaimana firman-Nya yang terdapat di dalam Al-Qur'an surah Al-Mutafifin ayat 1 sampai 3: "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang). Yaitu, orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain) mereka mengurangi."
Negara Islam Adalah Pengurangan Rakyat
Akan jadi lain keadaannya jika negara menerapkan syariat Islam secara kafah. Negara yang menerapkan sistem Islam akan bertanggung jawab penuh terhadap ketersediaan beras sebab beras merupakan salah satu jenis makanan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam pandangan Islam, ketersediaan makanan pokok yang meliputi pangan, sandang, dan papan (rumah) sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara.
Khalifah sebagai kepala negara wajib memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat individu per individu. Negara hadir sebagai raain pengurus urusan rakyat maka seorang khalifah wajib memastikan harga makanan pokok aman, terjangkau oleh semua lapisan masyarakat sehingga tidak ada satu pun individu masyarakat yang terlantar, kelaparan karena tidak mampu membeli beras.
Sistem Islam akan bertanggung jawab secara kontinyu untuk menjaga ketersediaan beras. Caranya, dengan memberikan kebebasan kepada siapa saja yang mampu dan mau untuk menggarap lahan pertanian termasuk menanam padi. Negara akan memberikan fasilitas penunjang mulai dari bibit, pupuk, obat-obatan serta pelatihan-pelatihan oleh para ahli.
Tak cukup sampai di situ, negara juga akan membangun infrastruktur seperti lumbung-lumbung padi, pasar, jalan, alat transportasi dan lain-lain guna mendistribusikan hasil panen agar bisa tersalurkan ke seluruh wilayah negara Khil4fah. Jika terjadi kekacauan di lapangan, seperti adanya kecurangan baik oleh individu ataupun lembaga, negara akan memberikan sanksi yang tegas.
Perbuatan curang termasuk kategori (jariimah) atau kriminal korupsi. Sanksi bagi pelaku curang adalah takzir, diserahkan kepada keputusan hakim peradilan (kadi), bisa berupa denda, disita harta hasil kecurangannya, bisa juga hukuman kurungan atau penjara, tergantung dari kadar berapa besar perbuatan curangnya. Dengan begitu, kestabilan ketahanan pangan negara akan senantiasa terjaga sehingga rakyat bisa hidup dan beraktivitas dengan tenang, nyaman, dan aman tanpa ada kecurangan.
Wahai kaum muslim, sadarlah bahwa saat ini kita butuh negara yang menerapkan sistem secara kafah. Hanya sistem Islam yang bisa melindungi, menyejahterakan, dan memakmurkan rakyat, bukan yang lain. Segera rapatkan barisan, terus berjuang demi tegaknya kembali Islam di muka bumi ini. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]