Alt Title

Madleen dan Harapan bagi Gaza

Madleen dan Harapan bagi Gaza





Kaum muslim memiliki sumber daya yang dahsyat, juga memiliki kekuatan militer yang berlipat-lipat dibandingkan pasukan Zion*s

Hal itu cukup untuk mengusir dan menghancurkannya

______________________________


Penulis Siska Juliana 

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Perjuangan rakyat P4lestina belum berakhir sampai saat ini. Penderitaan yang mereka alami makin parah dan menimbulkan reaksi dari berbagai pihak. Tidak hanya umat Islam, kepedulian juga datang dari berbagai negara, suku, ras, dan agama lain sebab permasalahan ini bukan hanya tentang agama, tetapi kemanusiaan. Genosida yang terjadi membuat siapa pun yang melihatnya akan merasa geram. 


Salah satu bentuk kepedulian pada Palestina ditunjukkan oleh aktivis iklim Greta Thunberg dan aktivis internasional lainnya. Mereka berlayar menaiki kapal untuk membawa bantuan kemanusiaan ke G4za. 


Madleen Menginspirasi Dunia 


Sebuah kapal bantuan yang bernama Madleen menuju G4za, membawa para aktivis internasional yang bergabung dalam Freedom Flotilla Coalition (FFC). Mereka lepas jangkar dari Catania di Italia pada 1 Juni 2025. Tujuan dari misi tersebut adalah mengirimkan makanan dan meningkatkan kesadaran tentang krisis kemanusiaan di G4za, serta mengadvokasi kedaulatan Palestina. 


Mengetahui hal tersebut, pihak Isr4el tidak tinggal diam. Kapal mereka dikelilingi oleh quadcopter yang menyemprotkan zat iritasi berwarna putih. Komunikasi langsung terputus dan tentara penjajah berhasil menyabotase kapal itu. Madleen dikawal ke Ashdod yang berjarak sekitar 30 kilometer dari G4za sebelah utara. Isr4el menempatkan para aktivis di sel isolasi sehingga terisolasi satu sama lain dan dari dunia luar.


Alasan mereka melakukan hal tersebut adalah untuk mencegah senjata sampai ke H4mas. Namun, sudah menjadi rahasia umum jika misi ini dilakukan untuk mengirimkan makanan, air, dan obat-obatan sebab sejak Maret, Isr4el telah memblokir pengiriman sehingga memperburuk kondisi jutaan warga P4lestina. 


Madleen adalah kapal kedua FFC yang diblokade oleh Isr4el. Sebelumnya pada bulan Mei, kapal Conscience juga menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak di Malta, meskipun tidak ada korban yang terluka. 


Mengenal Freedom Flotilla Coalition


Berawal dari Free Gaza Movement yang merupakan koalisi kelompok pro-P4lestina, pendukung hak asasi manusia, dan organisasi Islam yang mengirimkan dua kapal yang membawa 46 aktivis dan 200 alat bantu ke G4za. 


Walaupun ada blokade, misi awal ini diizinkan lewat oleh angkatan laut Isr4el sehingga memungkinkan pengiriman bantuan dengan selamat. Perlawanan yang makin meningkat terhadap misi yang sama dimulai pada tahun 2008 dan 2009. Dua kapal pertama diminta untuk kembali setelah diberi peringatan, dua kapal berikutnya diblokade dan diarahkan ke pelabuhan Ashdod. 


Pada Mei 2010, Gerakan G4za Merdeka dan Yayasan Bantuan Kemanusiaan IHH dari Turki meluncurkan misi Mavi Marmara. Namun, organisasi IHH dianggap sebagai organisasi yang terkait teroris Islam. Misi tersebut mendapat perlawanan dari Isr4el dan mengakibatkan sembilan penumpang tewas.


Setelah peristiwa tersebut, pada tahun yang sama Koalisi Freedom Flotilla (FFC) dibentuk. Tujuannya untuk mendukung martabat dan kemanusiaan warga P4lestina. Aksi mereka melawan blokade tanpa kekerasan dan tidak terafiliasi dengan partai atau pemerintah mana pun. 


Asal Usul Nama Kapal Madleen 


Madleen Kulab, nama yang menginspirasi Kapal Madleen. Ia merupakan seorang nelayan perempuan di G4za. Ia telah mulai memancing sejak berusia 15 tahun dan berlayar bersama ayahnya. Ia juga merupakan seorang aktivis solidaritas internasional. Saat ini, ia dan suaminya tidak dapat memancing lagi karena Isr4el telah menghancurkan kapal-kapal mereka.


Keluarga tersebut tidak hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga hubungan yang erat dengan laut dan perikanan. Bahkan mereka hidup dalam kelaparan, untuk mendapatkan ikan saja mustahil. Selama genosida, Madleen tetap berhubungan dengan teman-teman internasional dan aktivis solidaritas yang telah ditemuinya bertahun-tahun. 


Menarik Perhatian Dunia 


Aksi yang dilakukan oleh 12 orang aktivis itu sungguh luar biasa. Meski akhirnya kapal Madleen tidak sampai ke pantai G4za, tetapi pesan yang mereka suarakan telah sampai pada warga dunia. Di satu sisi, mereka membuat dunia Islam merasa malu. Penguasa negeri-negeri muslim seakan bisu dan tidak bisa berbuat banyak hingga mereka yang nonmuslim malah lebih tanggap bergerak. 


Namun di sisi lain, ada suatu kelegaan yang menenangkan yaitu masalah G4za telah dibela oleh generasi baru di bumi ini. Jatuhnya Isr4el hanya tinggal menunggu waktu karena suatu hari nanti tidak akan ada lagi yang membela mereka. 


Greta Memanfaatkan Privilege 


Greta Thunberg merupakan aktivis iklim dari sejak belia. Saat usia 15 tahun, ia membawa papan bertuliskan "Mogok Sekolah untuk Iklim" di depan Parlemen Swedia. Pidatonya di PBB juga mengguncang dunia. Dengan berani, ia menantang pemimpin global. 


Ia juga mulai menyuarakan solidaritas untuk P4lestina di tengah kampanye tentang iklim. Greta mengkritik serangan terhadap warga sipil dan menyerukan penghentian blokade. Tuduhan antisemit pun dilayangkan padanya, tetapi ia tidak pernah gentar. 


Akhirnya, Greta naik kapal Madleen menuju G4za bersama Freedom Flotilla. Ia berlayar dari Italia ke G4za membawa bantuan kemanusiaan, melanggar blokade laut demi menyuarakan harapan. Di tengah risiko militer, ia tetap memilih berdiri di pihak yang dibungkam. Meskipun tidak sampai di G4za, tetapi semangat perjuangannya sudah berlayar ke samudra lepas. 


Mengapa Isr4el sangat takut terhadap gerakan mereka? Padahal mereka tidak membawa senjata apa pun. Salah satu hal yang terpenting adalah suara mereka berbahaya bagi Isr4el karena telah menjadi sorotan dunia. Itulah privilege Greta. 


Privilege yang ia punya dan aktivis lainnya digunakan dengan baik. Jika yang berangkat orang biasa, mungkin saja sudah ditembak mati di pelabuhan pertama. Kini dukungan warga dunia bagi permasalahan G4za dan P4lestina makin meluas. Tokoh-tokoh yang dikenal dunia ikut bersuara. Mereka menggunakan kemampuannya untuk mewakili G4za, di saat dunia pura-pura buta, bisu, dan tuli. 


Privilege Para Sahabat 


Privilege merupakan keistimewaan yang dimiliki oleh seseorang yang tidak dimiliki orang lain. Pada masa Rasulullah saw., para sahabat menggunakan privilege-nya demi membela kebenaran. 


Misalnya, Umar bin Khattab yang berasal dari kalangan terhormat Bani Ady. Beliau menggunakan posisinya untuk mendukung dakwah. Umar juga dikenal sebagai ahli diplomasi. Abu Bakar ash- Siddiq dan Utsman bin Affan menggunakan harta dan aksesnya di jalan dakwah. 


Sa'ad bin Ubadah dan Sa'ad bin Mu'adz menggunakan tahta kepemimpinannya. Rufaidah dengan darah biru keluarga tabibnya, hingga kemampuan syair yang dimiliki oleh Hassan bin Tsabit. 


Semua privilege yang dimiliki oleh para sahabat digunakan untuk mendukung dakwah. Oleh karena itu, mari ciptakan privilege kita masing-masing untuk menebar kebaikan dan menegakkan kebenaran. 


Khatimah


Sungguh penderitaan yang dialami penduduk Gaza sangat mengkhawatirkan. Mereka mengalami kelaparan akibat blokade Zion*s. Nasib G4za tidak ditentukan oleh bangsa lain, tetapi wajib oleh umat Islam sendiri. Allah Swt. berfirman, “Perangilah mereka (kaum kafir) di mana saja kalian jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS. Al-Baqarah: 191)


Kaum muslim memiliki sumber daya yang dahsyat, juga memiliki kekuatan militer yang berlipat-lipat dibandingkan pasukan Zion*s. Hal itu cukup untuk mengusir dan menghancurkannya. Namun, semua itu hanya bisa digunakan saat umat berada dalam satu komando kepemimpinan yaitu Khil4fah Islamiah. Wallahualam bissawab.