Pecahnya Hubungan Netanyahu-Trump: Gambaran Rapuhnya Persatuan Musuh
Opini
Begitulah gambaran persatuan musuh-musuh Islam
Hubungan yang terjalin sedemikian mesra ternyata bisa hancur karena kepentingan yang berbeda
________________
Penulis Sri Wulandari
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Guru
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Hubungan manis antara pemimpin Amerika Serikat dan Perdana Menteri (PM) Isra*l Benjamin Netanyahu dikabarkan diambang keretakan. Bagaikan senyum manis yang berubah jadi tamparan dingin. Bagaimana tidak, sebelumnya hubungan keduanya baik-baik saja kini sudah menjadi musuh.
Sebagaimana dilansir pada akun sosial media X pribadi seorang koresponden Radio Angkatan Darat Isra*l Yanir Cozin. Ia mengatakan bagaimana keputusan pemimpin Amerika Serikat Trump yang memutuskan langsung hubungan dengan Perdana Menteri Isra*l Benjamin Netanyahu.
Menurut Cozin kegagalan yang dilakukan pemerintah Isra*l untuk menyusun rencana dan jadwal konkret kepada negara Iran dan Houthi Yaman yang membuat buruknya hubungan Amerika Serikat dan Isra*l. Hal ini juga disampaikan Mohannad Mustafa seorang pakar urusan Isra*l ia menyatakan kekecewaan Isra*l dengan masa jabatan kedua Trump karena Trump melakukan tindakan dalam empat file regional yang bertentangan dengan kepentingan Israel. Dikutip republika.co.id (9-5-2025)
Mustafa juga mencatat bahwa Trump telah menandatangani sebuah perjanjian dengan Houthi terkait kapal-kapal Laut merah. Mustafa menganggap bahwa Trump melihat kepentingan AS di kawasan Suriah, Riyadh, Tel Aviv lebih penting daripada kepentingan Isra*l. Sedangkan Netanyahu tidak bisa membujuk Trump dalam isu-isu regional. Apalagi, setelah Partai Republik AS berubah sebagai "partai Trump" sebagaimana mereka menyebutnya.
Rapuhnya Persatuan Musuh Islam
Begitulah gambaran persatuan musuh-musuh Islam. Hubungan yang terjalin sedemikian mesra ternyata bisa hancur karena kepentingan yang berbeda. Bagaimana ketika Trump begitu setia menemani setiap yang dilakukan Isra*l. Kalah dari Hamas, kekurangan senjata, saat Isra*l hangus terbakar api, diterjang badai dan banjir bandang.
Terbukti mereka tetap terikat pada kepentingan masing-masing. Meski mereka bersatu dalam memusuh Islam dan bersungguh-sungguh hendak menghancurkan Islam serta kaum muslim, tetapi mereka tetap mengutamakan kepentingan kelompok dan negaranya.
Sebenarnya Allah Swt. telah menggambarkan keadaan para musuh Islam dan rapuhnya jalinan persatuan di antara mereka dalam Al-Qur'an yang artinya: "Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antar sesama mereka sangat hebat. Kamu mengira bahwa mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. Hal itu disebabkan mereka kaum yang tidak berakal." (QS. Al Hasyr: 14)
Jelas sekali bagaimana penggambaran Allah swt. terhadap persatuan pempimpin kaum kafir itu rapuh. Mereka seperti laba-laba dalam Al-Qur'an surah Al-Ankabut ayat 41, mereka membangun rumah perlindungan dan mengira kekuatan mereka melebihi kekuatan Allah Sang Maha Pencipta, angin pun mengoyak tanpa bekas. Dunia yang selama ini menganggap mustahil berakhirnya genosida di Pal*stina kini seolah melihat segenggam harapan.
Kaum muslim harus menyadari bahwa Islam memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari apa yang musuh Islam bangun yaitu kekuatan yang dibangun atas dasar akidah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat serta umat Islam terdahulu. Kekuatan besar ini harus kembali digambarkan kepada umat saat ini hingga mereka menyadari sepenuhnya dan bergerak secara sadar untuk berjuang menghancurkan musuh Islam.
Saatnya Galang Persatuan Muslim Global
Semestinya, ketika hubungan persatuan di antara musuh-musuh Islam ini rapuh dan tidak stabil. Umat Islam harus menyadari bahwa mereka memiliki landasan persatuan yang lebih kuat, yaitu akidah (keimanan) Islam yang dikenal sebagai al-ukhuwah al-Islamiah sebab keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. akan selalu menghadirkan pertolongan dan kekuatan dari Allah Swt. dalam segala hal.
Ikatan seperti ini tidak dibangun atas dasar untung-rugi dan kepentingan semata, melainkan dibangun atas dasar ketaatan juga keridaan Allah Swt.. Akidah Islam akan melahirkan persatuan yang kokoh. Sejarah Islam telah mencatat banyak kisah perjuangan dan persatuan dari Rasulullah hingga para sahabat yang menunjukkan betapa kuatnya simpul persaudauraan yang mereka bangun, bukan karena kepentingan namun karena iman.
Lalu, hal apa yang harus kita lakukan saat ini? Hal utama yaitu membangkitkan kesadaran dan mengembalikan pemikiran umat bahwa umat Islam mempunyai kekuatan besar sebagai umat terbaik dan mempunyai akidah yang benar.
Umat harus disadarkan dengan kekuatan besar yang mereka punya. Kekuatan yang kecil apabila digerakkan dan diarahkan dengan benar, akan menjadi sebuah kekuatan besar yang mampu mengguncang dan meruntuhkan kekuatan musuh-musuh Islam.
Untuk mewujudkan semua itu perlu adanya keberadaan sebuah jamaah dakwah Islam Ideologis yang belandaskan pada akidah Islam di tengah-tengah umat saat ini. Demi membentuk ruh jama’i yang ada pada umat sebab jemaah inilah yang nantinya akan membimbing umat, dan mengarahkan langkah demi langkah agar umat berjalan di atas jalan perjuangan yang pernah ditempuh Rasulullah saw..
Umat harus sadar bahwa jika ingin kembali menjadi umat terbaik. Maka persatuan di atas dasar akidah merupakan syarat mutlak yang tidak bisa dinegosiasi dan solusi hakiki. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]