Alt Title

Harga Kelapa Melambung Tinggi Rakyat Meringis

Harga Kelapa Melambung Tinggi Rakyat Meringis

 



Masalah ini dikarenakan ekspor besar-besaran terhadap pelaku usaha

Ujung-ujungnya yang dirugikan adalah rakyat banyak


________________________________


Penulis Harnita Sari Lubis

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Salah seorang pedagang kelapa bernama Agus (60) yang berjualan di Pasar Paseban Senen, Jakarta mengaku baru kali ini harga melambung tinggi selama dia berjualan kelapa. Agus menyatakan harga kelapa mencapai Rp.17.000 per buah ketika Lebaran 2025 setelah sebelumnya hanya sekitar Rp.10.000.


Setelah selesai Lebaran harga kelapa di pasar makin naik mencapai Rp20.000-Rp25.000 per buah. Akibat dari mahalnya harga kelapa membuat pembelian oleh masyarakat berkurang drastis, ujar Agus saat ditemui Kompas.com di lapaknya. (Kompas.com, 23-04-2025)


Begitu juga dengan harga kelapa di Sumatra yang paling murah mulai dari harga Rp13 ribu sampai Rp18 ribu. Harga normal kelapa biasanya di Sumatera berkisar Rp5 ribu sampai Rp8 ribu per buahnya tergantung kecil besanya ukuran kelapa tersebut. 


Masyarakat bingung dengan harga kelapa yang tinggi karena Indonesia berlimpah kelapa dari Sabang sampai Merauke. Harga yang signifikan dirasakan masyarakat dari awal tahun baru 2025 sampai selesai Lebaran bulan 4 di tahun ini. Harga kelapa tidak tampak menurun dan tetap mahal di pasaran.


Ternyata pasar luar negeri telah melirik kelapa di Indonesia yang berlimpah ruah dan segudang manfaat lainnya sehingga kelapa kita banyak di ekspor ke luar negeri salah satunya yaitu Cina. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan banyak pelaku usaha yang melakukan ekspor. Budi mengatakan bahwa pasokan di dalam negeri menipis sehingga harga melambung tinggi karena harga ekspor tengah meningkat.


Banyak pengusaha lebih memilih ekspor kelapa. Pastinya pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa agar rakyatnya bisa mendapatkan kelapa yang murah. Menteri perdagangan tersebut mengatakan hanya bisa mempertemukam pelaku industri dengan eksportir agar bisa mencapai kesepakatan untuk meredam kenaikan harga kelapa.


Akar Masalah


Dalam ideologis sistem kapitalis sekuler yang dianut di Indonesia, pemerintah membebaskan pasar untuk bersaing secara ugal-ugalan. Tidak ada lagi peran pemerintah untuk mengontrol harga-harga barang di Indonesia, termasuk harga kelapa sekarang ini yang biasanya murah sekarang melambung tinggi.


Masalah ini dikarenakan ekspor besar-besaran terhadap pelaku usaha. Ujung-ujungnya yang dirugikan adalah rakyat banyak. Harga tidak lagi dapat dikontrol oleh pemerintah. Peran negara diganti oleh oligarki untuk mengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah yang menguntungkan para oligarki. 


 Islam Punya Solusi


Dalam sistem pemerintahan Islam ekspor atau impor barang diatur oleh khalifah. Barang-barang yang diekspor keluar negeri diatur sedemikian rupa agar rakyat tetap dapat terpenuhi kebutuhannya untuk bisa membeli kelapa dengan harga murah. Meskipun Negara bisa mengekspor kelapa, tetapi tetap memberikan kelapa dengan mudah bagi rakyatnyat bukan menyusahkan rakyatnya dengan mengikuti harga ekspor yang tinggi.


Dalam pemerintahan Islam, khalifah meriayah umat. Khalifah harus memenuhi seluruh keperluan umat, baik itu sandang, pangan, dan papan. Seorang khalifah bertanggung jawab penuh terhadap rakyatnya.


Ketika rakyat susah maka yang dituntut di akhirat adalah khalifahnya karena tidak mengurusi rakyatnya dengan benar. Sesuai dengan hadis Rasulullah: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." 


Adapun dalam Al-Qur'an, Allah menyerukan di surah Sad ayat 26: "Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan atau perkara di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan." 


Dan hadis Rasulullah yang menyatakan: "Bahwasanya dari Abu Said Al-Khudri Radiallahu anhu Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah Azza Wajalla dan yang paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya di hari kiamat adalah pemimpin yang zalim." (HR. Tirmidzi)


Maka dari itu, solusi paripurna dari masalah kehidupan kita adalah kembali ke Islam kafah agar kita tidak mengalami kehidupan yang sulit seperti sekarang ini. Rakyat sejahtera tanpa ada lagi harga bahan pokok yang melambung tinggi. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]