PHK Marak, Hidup Rakyat Makin Berat
OpiniPenyebab utama terjadinya PHK adalah penurunan pemesanan dari merk global
Adanya izin produk impor, membuat tekstil Cina mudah membanjiri pasar
___________________________________
Penulis Nur Aini Risanwenzal
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Gelombang PHK di industri nasional masih terus berlanjut. Setelah dikabarkan PT Sritex yang sudah gulung tikar dan banyak masyarakat yang terkena imbasnya yaitu pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal.
Kini, industri alas kaki juga dikabarkan melakukan PHK terhadap buruh. Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mengungkapkan dua pabrik alas kaki milik asing melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan buruh.
Dua pabrik di antaranya PT Adis Demension Footwear, produsen sepatu Nike dan PT Victory Chingluh, produsen sepatu Adidas, Reebok, Nike, hingga Mizuno, yang beroperasi di Tangerang. Presiden KSPN, Rista mengatakan total kedua pabrik melakukan PHK kepada 3.500 buruh. Adapun proses PHK tengah dilakukan keduanya secara bertahap pada bulan ini. "Susul Sritex, dua pabrik sepatu di Tangerang PHK 3.500 karyawan. (Kompas.com, 6-3-2025)
Berdasarkan catatan bisnis, beberapa tahun lalu, PT Victory Chingluh Indonesia masih didera krisis akibat imbas dari pandemi dan kelesuan ekspor. Padahal semula PT Victory Chingluh Indonesia termasuk memiliki jumlah karyawan terbanyak lebih dari 10.000 buruh.
Penyebab Pabrik Industri Mem-PHK Karyawan
Penyebab utama terjadinya PHK adalah penurunan pemesanan dari merk global. Adanya izin produk impor, membuat tekstil Cina mudah membanjiri pasar. Khususnya di Indonesia. Akibatnya, membuat produk lokal menjadi kalah bersaing.
Baik dari daya beli dan daya produksi juga ikut merosot. Hal inilah yang membuat pengangguran di Indonesia makin meningkat. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlahnya mencapai 7,47% juta orang.
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa bukan hanya para buruh saja yang kehilangan pekerjaan. Akan tetapi, imbasnya ada pada masyarakat umum juga. Mulai dari kepala keluarga yang kehilangan mata pencaharian, bisnis kontrakan tidak laku, hingga katering tutup total. Alhasil, rakyat jadi pengangguran.
Dalam mengatasi hal tersebut, pemerintah telah menyediakan program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) atau program jaminan sosial. Namun, tidak dapat memberi manfaat kepada pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja. Justru itu bukanlah solusi yang tepat untuk rakyat.
Hal ini menjadi bukti bahwa pemimpin gagal menyejahterakan rakyatnya. Sungguh miris sekali bukan? Seharusnya pemimpin itu berperan penting dalam melayani, memperhatikan rakyatnya, atau mencari solusi. Agar rakyat makin sejahtera dan terhindar dari pengangguran.
Justru sebaliknya, seolah-olah pekerjaan itu menjadi urusan masing-masing individu rakyat. Bagi rakyat yang memiliki cukup uang, bisa jadi lebih mudah mencari peluang pekerjaan. Akan tetapi, bagaimana dengan kalangan masyarakat bawah yang tidak punya apa-apa sedangkan kebutuhan hidup harus terpenuhi.
Menjawab Problematika
Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun, rakyatnya sangat kesusahan mencari pekerjaan. Hal ini wajar saja, jika rakyat kesusahan mendapatkan pekerjaan karena negaranya tidak menyediakan lapangan pekerjaan yang luas.
Selain itu, sumber daya alam yang banyak tidak dikelola dengan benar. Hasilnya pun tidak jelas ke mana perginya. Sesungguhnya rakyat itu menyadari bahwa ada ketimpangan dalam dunia politik. Namun, apalah daya mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Hal yang menjadi permasalahan utama ada pada sistem politik negaranya (demokrasi). Jika dilihat dari berbagai masalah yang ada di tengah- tengah masyarakat saat ini itu tidak terjadi secara alami. Melainkan semua bermuara pada satu akar utama yaitu penerapan pada sistem kapitalisme sekuler (pemisahan agama pada kehidupan). Di mana sistem ini sesungguhnya diciptakan agar masyarakat bebas memberikan ruang kepada siapapun untuk berkuasa, yang terpenting bisa menguntungkan banyak uang.
Dalam sistem pengelolaan sumber daya alam sudah tidak tepat. Indonesia sering mengekspor sumber daya alam ke luar negeri dengan harga murah. Akan tetapi, saat mengimpor dikenakan lebih mahal bahkan berlipat-lipat naik harganya. Akhirnya, membuat negara sendiri menjadi kelimpungan, serba kekurangan, dan minimnya lapangan pekerjaan.
Begitu pun dengan APBN yang makin menurun karena tidak ada pemasukan dalam negara. Jikamengandalkan APBN yang notabenenya menggunakan sistem kapitalisme, peraturan yang semata-mata dibuat oleh akal dan hawa nafsu manusia. Hal itu akan membuat rakyat jauh lebih melarat.
Pandangan Islam
Di dalam sistem Islam, negara mempunyai kewajiban terhadap rakyatnya. Salah satunya ialah negara harus menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masing-masing individu rakyat. Mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Caranya dengan mewajibkan tiap individu, khususnya pria dewasa untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarganya, orang tuanya, maupun sanak kerabatnya.
Oleh karena itu, negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi warna negaranya. Jikalau pria dewasa sudah tidak ada lagi yang mampu untuk bekerja, maka orang terdekatnya berkewajiban untuk menjamin mereka. Jika itu tidak ada juga, negara yang wajib menjamin kebutuhan mereka.
Masyaallah, begitu luar biasanya Islam. Dalam sistem Islam semua probelamtika umat bisa terselesaikan. Apalagi perkara kepala keluarga untuk mencari nafkah, itu sudah jelas akan diselesaikan. Terkait mencari nafkah itu adalah kewajiban bagi setiap muslim khususnya untuk para suami atau ayah.
Tentunya, untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw., Allah Swt. berfirman: "Kewajiban ayah itu memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf." (TQS. Al-Baqarah: 233)
Rasulullah saw. juga bersabda, "Seorang laki-laki (ayah atau suami) adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dengan demikian, aturan yang dibuat manusia tidak akan pernah menjadi solusi tuntas dalam menyelesaikan permasalahan umat. Karena sesungguhnya, yang paling berhak untuk mengatur manusia itu hanyalah pencipta manusia itu sendiri, yaitu Allah Swt.. Wallahualam bissawab. [Eva/Dara/MKC]