Perseteruan Ibu vs Anak, Bagaimana Seharusnya Peran Negara?
family
Apapun kasusnya, peran negara menjadi tonggak utama
_________________________
Penulis Tya Ummu Zydane
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, FAMILY - Viral, seorang ibu yang berprofesi sebagai selebritis tanah air melaporkan pacar dari anak perempuannya yang masih di bawah umur. Sang ibu berinisial NM tidak terima anak gadisnya hamil dan dipaksa aborsi oleh pacarnya berinisial VB. Sampai saat ini tuduhan tersebut belum bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya karena masih dalam penyelidikan dan pengumpulan barang bukti.Seperti yang dilansir Jakarta, CNNIndonesia.com (Kamis 19/09/2024)
Mirisnya sang anak berinisial LM, tidak terima tuduhan ibunya serta sangat murka atas tindakan yang ibunya lakukan pada dirinya dan pacarnya. Yang lebih miris lagi hubungan ibu dan anak ini selama dua tahun belakangan sangat buruk. Sampai sang ibu tega menyatakan tidak lagi menganggapnya anak, telah mengeluarkan LM dari kartu keluarga, dan mencabut hak waris untuk anak perempuannya. LM tidak kalah sengit mencerca wanita yang telah melahirkannya dengan kata-kata yang sangat tidak pantas. LM lebih membela pacar dan orang yang berpihak padanya daripada menghargai sang ibu yang telah melahirkannya.
Bagaimana pandangan Islam atas permasalahan perseteruan ibu dan anak seperti ini? Dan mengapa anak sulit sekali dididik menjadi baik?
Muliakanlah Ibumu
Dalam Islam seorang ibu tiga kali lebih mulia derajatnya daripada ayah. Karena ibu telah melewati tiga kesulitan saat mengandung, melahirkan dan menyusui anaknya. Yang tidak bisa di gantikan peran berat tersebut oleh sang ayah.
"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan keadaan lemah yang bertambah-tambah. Dan menyapihnya dalam dua tahun." (QS Luqman ayat 14)
Kewajiban anak berbuat baik pada orang tua terutama ibu adalah perintah Allah. Maka meskipun terlahir dari ibu yang buruk perangainya bahkan tidak seiman pun, anak tetap berkewajiban berbuat baik pada ibu. Perihal kesalahan yang ibu lakukan adalah tanggung jawabnya kelak kepada Allah. Sebagai anak jangankan membentak, berkata "ah" saja di larang oleh Allah.
"Dan janganlah kamu sekali-kali mengatakan "uf" (ah) kepada kedua orang tua" (QS Al-Isra' 23)
Setiap bentuk sikap yang menyakiti hati ibu semisal tidak mematuhinya, mengabaikan, meremehkan, memandang dengan marah dan mengucapkan kata-kata yang menyakiti perasaannya adalah dosa besar.
Pengaruh Harta Haram Bagi Anak
Jika ada anak yang sulit dididik menjadi baik, sebagai orang tua juga harus bijaksana. Tidak langsung sepenuhnya menyalahkan anak apalagi mengeluarkan kata-kata yang menjatuhkan harga dirinya. Cari tau akar permasalahannya. Jika ibu merasa sudah memberi perhatian, memenuhi semua kebutuhan anak, di tempatkan di sekolah terbaik bahkan sudah memasukkan anak ke pondok pesantren tapi anak tetap sulit diatur, mohonlah ampun kepada Allah sebanyak-banyaknya. Sucikan harta dari penghasilan yang haram, jadilah ibu yang baik agar bisa dicontoh oleh anak. Orang tua jangan hanya menuntut anak untuk salih tapi orang tua masih banyak salahnya, tidak nyambung tentunya.
Salah satu penyebab anak sulit diatur adalah anak yang dinafkahi dengan harta yang didapat dari pekerjaan yang haram. Maka orang tua segeralah tinggalkan pekerjaan haram tersebut dan beralih menafkahi anak dengan penghasilan yang halal. Melakukan taubat nasuha serta mendoakan juga mensupport anak untuk menjadi baik.
Begitu pun pakaian, pergaulan, cara berbicara, dan semua tingkah laku ibu akan di-foto copy oleh anak. Maka jangan salahkan anak yang berpakaian seksi jika ibunya juga demikian. Jangan menunjuk anak yang bergaul bebas sampai hamil di luar nikah jika ibunya juga bebas bergaul dengan banyak laki-laki. Jangan katakan anak kurang ajar saat berbicara jika sebagai ibu seringkali berkata kasar.
Maka dari itu jadilah ibu yang salihah untuk mendapatkan anak yang saleh/ah pula. Ibu adalah guru pertama bagi anak, jika ibu tidak cerdas ilmu agama bagaimana menanamkan nilai-nilai dasar agama pada putra-putrinya. Jangan memandang sempit agama, karena Islam tidak sebatas salat dan bersedekah saja seperti yang di pahami banyak kaum muslimin hari ini. Terlahir Islam tapi tidak mengkaji bagaimana Allah mengatur kehidupan dengan sangat detil, maka tidak akan paham apa hak dan kewajiban ibu juga anak, serta syariat Islam yang lainnya.
Jadi, orang tua tidak cukup hanya memenuhi sandang, papan dan pangan anak saja. Ada juga kewajiban orang tua untuk menjaga keluarga dari api neraka. (Lihat QS At-Tahrim ayat 6)
Peran Penting Negara menjaga Kesalihan
Apapun kasusnya, peran negara menjadi tonggak utama. Negara menjadi motor penggerak pelaksanaan syariat Islam secara menyeluruh. Karena baiknya pemimpin dan umat di sebabkan negara yang diatur dengan peraturan dari sang pencipta alam semesta.
Dalam QS Al-A'raf: 96 Allah Swt. berfirman:
"Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mengingkari (ayat-ayat kami itu) maka kami siksa mereka atas perbuatannya."
Untuk itu agar janji indah dari Allah terwujud, bersatulah wahai umat Islam. Bersatu untuk bersama-sama memperjuangkan hukum Al-Qur'an di terapkan oleh negara. Tidak rindukah hidup kembali dalam limpahan keberkahan dari pemilik bumi? Sebagaimana yang dirasakan oleh umat Islam terdahulu, saat dalam naungan Daulah Islam yang di pimpin Rasulullah saw., dan dalam naungan khilafah yang dipimpin oleh sang Khalifah .
Cukup sudah semua kekacauan yang disebabkan oleh individu, dalam rumah tangga, masyarakat sampai negara merusak tatanan negeri. Kita ikhtiarkan pertolongan Allah yang telah dijanjikan dalam QS. An-Nur ayat 55. Wallahualam bissawab. [GSM-MKC]