Alt Title

Anak Durhaka Pertanda Apa?

Anak Durhaka Pertanda Apa?

 


Islam telah memerintahkan seorang anak untuk berbuat baik terhadap orang tua, walaupun berkata "ah" saja tidak boleh

Apalagi sampai memukul atau menghilangkan nyawa jelas hukumnya adalah haram

______________________________


Penulis Rosmili

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Akhir-akhir ini berita media sosial maupun kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar bermunculan perilaku buruk seorang anak terhadap orang tua. Bukan saja hilangnya sikap sopan santun, lebih dari itu adalah sikap durhaka seorang anak yang tega membunuh orang tua kandungnya sendiri. 


Sebagaimana yang viral di media sosial, baru-baru ini salah seorang pedagang ditemukan tewas di sebuah toko perabot kawasan Duren Sawit Jakarta Timur. Dari hasil penyelidikan polisi, ternyata pelaku adalah anak kandungnya sendiri yang berusia 17 dan 16 tahun. 


Kasus pembunuhan tersebut telah ditangani oleh pihak yang berwajib Resmob Polda Metro Jaya. Kedua pelaku ditangkap di rumahnya sendiri. (Liputan 6, 23/06/2024)


Pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap orang tua ini menggambarkan bahwa keluarga muslim saat ini telah rapuh dan generasinya telah rusak. Penyebab utamanya adalah sistem sekuler-kapitalisme yang diterapkan oleh negara. Menjadi sebab rusak dan merobohkannya pandangan tentang keluarga.


Sistem sekularisme sebagai asas kehidupan telah berhasil memisahkan agama dari kehidupan. Maka lahirlah manusia yang miskin iman yang tidak bisa mengontrol emosinya, rapuh dan kosong jiwa raganya. Ide kapitalisme telah menjadikan materi sebagai tujuan hidup dan poros hidup.


Di sisi lain, sistem pendidikan sekularisme tidak melahirkan para peserta didik yang berkepribadian Islam, yang memperkuat hubungannya dengan Allah Swt. maupun dengan sesamanya, termasuk akhlak dan sikap birrul walidain atau memuliakan orang tua. 


Dengan demikian, jelas penerapan sistem kapitalisme telah gagal memanusiakan manusia. Fitrahnya tidak lagi terpelihara dengan baik. Sehingga menghilangkan kesadaran dari tujuan penciptaannya yaitu sebagai hamba Allah Swt. dan sebagai khalifah di muka bumi ini yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta. 


Lebih dari itu, sistem ini telah merusak Islam sebagai pandangan hidup. Islam hanya dipandang sebatas agama ritual saja, sehingga hilanglah jati diri generasi. Mereka tidak memahami bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah Swt. dan manusia akan dibalas sesuai perbuatannya di dunia.


Sistem ini menawarkan kebebasan  bagi setiap individu. Tidak heran jika mereka berperilaku tanpa memandang halal haram. Mereka hanya berpikir bagaimana mendapatkan ketenangan setelah melapiaskan emosinya, serta mendapatkan materi sebanyak-banyaknya.


Hal ini berdampak atas perilaku anak terhadap orang tua. Orang tua hanya dipandang sebagai objek yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Apabila orang tua membawa manfaat akan disayang, sebaliknya jika orang tua menjadi beban atau dipandang akan menghalangi pencapaian tujuan tak segan orang tua pun akan dibuang. Sungguh ini sangat miris.


Jika negeri ini masih menetapkan sistem sekuler, maka kepribadian buruk akan tetap terpelihara. Berbeda halnya dengan sistem Islam dalam institusi negara Islam kafah. Islam akan mendidik generasi menjadi generasi yang bertakwa dan memiliki kepribadian Islam.

 

Islam telah memerintahkan setiap anak untuk berbuat baik terhadap orang tua dan melarang setiap orang durhaka kepada orang tua. Baik kedurhakaan dengan perkataan maupun perbuatan.


Durhaka terhadap orang tua merupakan dosa besar. Hal ini sesuai sabda Rasulullah saw., "Yang termasuk dosa besar adalah syirik kepada Allah, durhaka terhadap orang tua, membunuh jiwa, dan berkata sumpah dengan kata-kata palsu." (HR Bukhari dan Muslim)


Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman yang artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah". Dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (QS Al-Isra ayat 23)


Islam telah memerintahkan seorang anak untuk berbuat baik terhadap orang tua, walaupun  hanya berkata "ah" saja tidak boleh. Apalagi sampai memukul atau menghilangkan nyawa, jelas hukumnya adalah haram.


Islam sangat serius membangun generasi dan memberikan solusi dalam seluruh problematik kehidupan. Penerapan Islam secara sempurna membutuhkan kepemimpinan sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Seorang Imam (pemimpin) akan mengurus urusan rakyatnya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya." (HR al-Bukhari)


Melalui sistem pendidikan Islam, kurikulum disusun berlandaskan akidah Islam. Dengannya akan lahir generasi yang berkepribadian Islam yaitu memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Edukasi Islam pun diberikan terhadap keluarga, agar mereka memahami hak dan kewajiban dalam rumah tangga. Sehingga terbentuk suasana kasih sayang dan ketakwaan.


Oleh karena itu, setiap individu dalam perbuatannya akan selalu mengaitkan dengan syariat, yakni halal haram. Tidak ada sedikit pun dalam pikirannya untuk berbuat jahat, apalagi sampai melakukan pembunuhan baik terhadap orang tua sendiri maupun orang lain. Wallahualam bissawab. [EA-SJ/MKC]