Abu Hurairah, Sang Penghafal Hadis dan Pecinta Kucing
Resensi
Abu Hurairah memang terbilang belakangan memeluk Islam, tidak seperti para sahabat lain yang lebih dulu memeluk Islam
Namun, semangatnya untuk mempelajari Islam tidak kalah
____________________________
Penulis Fathimah Az Zahra Jais
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, RESENSI - Abu Hurairah atau Abdurrahman masuk Islam pada tahun ke 7 H. Tahun di mana terjadi perang Khaibar, atau tiga tahun sebelum wafatnya Rasulullah saw.. Sebelum memeluk Islam namanya adalah Abdu Syamsi yang artinya hamba matahari. Setelah beliau masuk Islam, namanya diganti oleh Rasulullah saw. menjadi Abdurrahman.
Abdurrahman sejak kecil hingga akhir hayatnya sangat menyukai kucing. Kecintaannya pada kucing ia tampakkan dengan suka memasukkan anak kucing ke dalam lengan bajunya yang besar. Di dalam lengan baju itu, si anak kucing ia bawa ke mana-mana dengan tenang. Sejak itu, Rasulullah saw. memanggil Abdurrahman dengan sebutan Abu Hirr yang berarti bapaknya kucing. Sampai saat ini masyarakat Islam mengenal sebutan namanya sebagai Abu Hurairah atau bapak dari kucing kecil.
Abu Hurairah memang terbilang belakangan memeluk Islam, tidak seperti para sahabat lain yang lebih dulu memeluk Islam. Namun, semangatnya untuk mempelajari Islam tidak kalah. Demi mengejar ketertinggalannya, ia mencurahkan seluruh tenaga dan fikirannya untuk belajar Islam kepada Rasulullah saw.. Bahkan, rasa lelah, mengantuk, dan lapar sering ia abaikan ketika berada di majelis Rasul.
Ketika para sahabat Anshar sibuk bekerja di ladang dan sahabat Muhajirin sibuk berdagang, Abu Hurairah justru sibuk membersamai Rasulullah untuk belajar. Tidak mengherankan jika kemudian hafalan hadisnya melebihi para sahabat yang lain. Bahkan, Abu Hurairah adalah sahabat yang menghafal hadis paling banyak.
Kekuatan hafalan Abu Hurairah ini tidak lepas dari keberkahan doa Nabi saw.. Ketika Abu Hurairah mengeluhkan hafalannya yang melemah, Rasulullah menyuruh Abu Hurairah membentangkan sorbannya lalu beliau berdoa kepada Allah untuk Abu Hurairah. Setelah selesai berdoa beliau menyuruh Abu Hurairah untuk memakai kembali serbannya itu.
Sejak saat itu, hafalan Abu Hurairah menjadi luar biasa. Tak satupun hadis Rasulullah saw. yang ia lupakan. Walaupun hanya tiga tahun beliau belajar bersama Rasulullah, tetapi kekuatan ingatan dan kesungguhan dalam menerima ilmu dari Rasul ini telah menghantarkan menjadi perawi hadist dengan jumlah 5.374 hadis.
Abu Hurairah sangat senang karena bisa memeluk Islam dan bisa hidup di samping Rasulullah saw.. Namun di lubuk hatinya, dia masih menyimpan rasa sedih karena ibundanya belum memeluk Islam. Abu Hurairah selalu mengajaknya. Namun, sang ibunda justru mencacinya dan memarahinya.
Sambil menangis Abu Hurairah menemui Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, sudah berkali-kali aku mengajak ibuku agar masuk Islam, tetapi dia menolak. Bahkan, sampai menghinamu. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar ibuku mendapat petunjuk untuk memeluk Islam”
Rasulullah saw kemudian mendoakan ibunda Abu Hurairah. Bergembiralah hati Abu Hurairah mendengar doa Rasulullah saw.. Dia lalu bergegas menemui ibundanya. Akhirnya, di hadapan Abu Hurairah, sang ibunda mengucapkan dua kalimat syahadat. Begitu besar kecintaan dan sayang Abu Hurairah terhadap ibundanya, beliau terus bersabar walaupun ibundanya memaki dan memarahinya tanpa harus menyakiti perasaan sang ibu.
Begitu indah ajaran Islam yang bersumber dari Rabb pencipta alam. Allah Swt. telah memerintahkan manusia untuk hormat dan berakhlak baik terutama terhadap orang tua. Beliau bersabar dalam menghadapi ibunya yang belum mengenal Islam. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Qaf ayat 39 yang artinya: "Bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan"
Di ayat yang lain Allah Swt. berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kamu kepada dua orang ibu bapak.” (QS An Nisaa’ [4]: 36)
Abu Hurairah sang pecinta kucing sangat bersemangat menuntut ilmu sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah dan Rasulnya. Maka, Allah meninggikan derajatnya. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadillah ayat 11 yang artinya: “Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antara kamu dan mengangkat orang orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat"
Allah memang begitu pemurah, setiap orang yang beriman bertambah ilmu pengetahuannya, maka bertambah tinggi pula derajatnya. Kita diperintahkan Rasulullah untuk menuntut ilmu seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”
dan hadits lainnya yang di riwayatkan oleh Muslim: “Siapa saja yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga"
Kita sebagai umat Islam tentu harus menjalani perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya. Semoga kita mendapat hidayah dari Allah dan ketakwaan kepadanya. Aamiin Allahumma aamiin. Wallahualam bissawab. [EA - Dara/MKC]
Sumber: penulis Ulfah Nurhidayah, judul 365 kisah lengkap nabi muhammad saw para sahabat dan orang salih, penerbit barokah books.