Alt Title

Maraknya Bullying, Bukti Kejahatan Makin Genting

Maraknya Bullying, Bukti Kejahatan Makin Genting

  


Untuk menuju surganya Allah tidak dilihat dari paras cantik atau tampannya, sempurna atau tidak bentuk tubuhnya

Namun yang Allah nilai adalah amal ibadah perbuatan kita

______________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Maraknya berita kasus bullying saat ini membuktikan bahwa mirisnya suatu akhlak dan adab manusia.


Bullying ini bisa terjadi pada kalangan siapa saja. Masyarakat menjadi waswas dan bahkan takut untuk hanya sekadar keluar rumah.


Bullying  sendiri adalah perbuatan atau perilaku yang terus berulang-ulang dilakukan, yang di dalamnya memiliki unsur kesengajaan dan mempunyai tujuan menghina, menyakiti, dan merendahkan harga diri seseorang. Sehingga membuat orang tersebut menjadi down.


Kasus ini terjadi bukan tanpa sebab melainkan adanya si pelaku pasti memiliki kecenderungan. Baik itu dari kecemburuan, kurang empati, kasih sayang bahkan tidak bisa memilah baik atau buruknya suatu akibat untuk ke depannya.


Baru-baru ini ada kasus perundungan (korban bullying) terhadap seorang remaja di bawah umur di Mekarwangi Kota Bandung. (Kompas.co, 4/4/2024)


Dari kasus di atas kita bisa mengambil pelajaran bahwa jauhnya kehidupan dari sistem Islam malah membuat para remaja itu terbuai dalam kehidupan dunia yang sesat. Tanpa mereka sadari bahwa perbuatan tersebut merupakan buah penerapan sistem kapitalisme.


Contoh ketika seseorang memiliki badan kurus, tubuh gemuk, kulit hitam atau muka yang berjerawat dan lainnya itu akan menjadi bahan olok-olokan. Sehingga parahnya seseorang tersebut akan berusaha mengubah segala bentuk tubuhnya. Ada yang operasi, membeli skincare dengan harga fantastis, hanya demi terlihat cantik.


Sungguh miris, ya, guys, standar kemanusiaan dari sistem kapitalisme ini. Demi meraih pengakuan orang lain.


Nah berbeda banget kalau dalam sistem Islam. Perbuatan bullying itu adalah perbuatan tercela. Yang hukumnya adalah haram dalam Islam.


Islam melarang untuk menzalimi, mengejek, mengolok-olok, menghina atau memanggil nama orang lain dengan cara yang buruk.


Seperti dalam QS. Al-Hujurat [49]: 11. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka."


Dari ayat tersebut Allah ta'ala sudah menjelaskan bahwa sesama manusia itu harus saling melindungi dan menjaga. Bukan hanya dari orang tua, atau lingkungan saja tetapi dari adanya akidah Islam pada diri seseorang. la akan membentuk karakter kepribadian menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas apa yang sudah Allah tetapkan kepada kita.


Untuk menuju surganya Allah tidak dilihat dari paras cantik atau tampannya, sempurna atau tidak bentuk tubuhnya. Namun yang Allah nilai adalah amal ibadah perbuatan kita sehingga masuk kriteria untuk menuju jannahNya. Wallahualam bissawab. [SJ


Nur Aini Risanwenzal