Kriminalitas Makin Kronis, Butuh Solusi Sistematis
Opini
Menghilangkan nyawa seseorang tanpa alasan yang dibenarkan syarak, merupakan suatu dosa besar
Bahkan bagi Allah Azza wa Jalla hilangnya dunia tiada artinya dibandingkan nyawa seorang mukmin
____________________
Penulis Reni Rosmawati
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Ibu Rumah Tangga
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dilansir oleh CNN Indonesia (5/6/2024), beberapa kasus pembunuhan sadis kembali terjadi di beberapa wilayah di tanah air, seperti di Bekasi, Ciamis, dan Bali. Dari sejumlah berita yang dihimpun, ketiga pembunuhan tersebut dilakukan oleh kekasih, bahkan suami korban. Adapun motif dari pembunuhan tersebut adalah sakit hati.
Di Bekasi misalnya, diketahui seorang perempuan berinisial RM (50) dibunuh kekasihnya AA (29) setelah memadu kasih di salah satu hotel yang ada di Bandung. Sebelum pembunuhan terjadi, RM sempat meminta agar AA menikahinya, tetapi karena ada kata-kata RM yang menyinggung AA. Akhirnya AA membenturkan kepala korban ke tembok dan membekapnya hingga tewas.
Kemudian kasus suami TR (50) yang membunuh, memutilasi, dan menjajakan daging istrinya YN (45) di Ciamis. Menurut keterangan warga sekitar, pembunuhan ini berawal dari cekcok pelaku TR dan korban YN. Ada juga kasus pembunuhan yang dilakukan AP (20) terhadap seorang PSK RA (23) di sebuah indekos di Bali. Pembunuhan ini dipicu oleh kekesalan pelaku terhadap korban yang meminta tarif lebih.
Penyebab Maraknya Kriminalitas
Sejatinya, ada beberapa faktor pemicu maraknya kriminalitas di negeri ini. Di antaranya, Pertama, minimnya ketakwaan individu dan mandulnya fungsi keluarga sebagai tempat menempa karakter. Kedua, tidak adanya kontrol dari masyarakat sebagai pencegahan tindak kejahatan. Ketiga, maraknya tontonan berbau maksiat juga kriminalitas. Keempat, lemahnya peran negara dalam mengatasi tindak kriminalitas.
Selain dari keempat hal itu, maraknya kriminalitas di tanah air juga erat kaitannya dengan sistem kehidupan dan pendidikan yang salah, yakni berasal dari sistem kapitalisme. Sistem ini telah menghasilkan manusia-manusia yang selalu berorientasi pada materi, tamak, memaksakan kehendak dalam memenuhi nalurinya. Sehingga memudahkan seseorang melakukan tindak kriminal atau kejahatan.
Sistem Kapitalisme Biang Kejahatan
Sungguh, maraknya kriminalitas dan segala macam masalah kehidupan yang terjadi adalah akibat dari diterapkannya sistem kapitalisme. Sistem ini demikian buruk, biang kejahatan, dan tidak dapat memberikan jaminan keamanan bagi manusia.
Asas sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) yang menjadi landasan sistem kapitalisme, telah menggerus ketakwaan individu, masyarakat, hingga negara. Ketika agama yang menjadi benteng pertahanan keimanan dan pencegah segala maksiat, sudah tidak dijadikan pedoman dalam kehidupan. Makaz materi yang kemudian menjadi prioritas di tengah-tengah masyarakat. Sehingga, ketika tidak terpenuhi, individu-individu jadi mudah stress, rentan emosi, dan akhirnya melampiaskan kemarahannya dengan membabi buta hingga membunuh.
Di sisi lain, sistem ini menganut paham liberal (kebebasan), dalam arti bebas melakukan apapun, tanpa batasan. Paham liberal telah menyuburkan gaya hidup hedonisme (gaya hidup yang berfokus pada kesenangan dan kepuasan). Sehingga akhirnya membuat manusia rela melakukan perbuatan tercela termasuk seks bebas.
Penerapan sistem kapitalisme telah menciptakan kemiskinan ekstrem. Kesulitan hidup dan tidak punya keahlian ataupun modal usaha yang cukup. Akhirnya, mendorong seseorang untuk menjadi PSK demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sementara, masyarakat tidak peka terhadap segala kemungkaran. Negara juga abai dan lalai terhadap keamanan rakyatnya. Paham sekuler telah menjadikan negara berikut para penguasa lupa akan fungsinya sebagai pelindung rakyat. Maka tidak heran, hukum bagi para pelaku kriminalitas demikian lemah dan terkesan tebang pilih. Sedangkan tayangan-tayangan yang berbau kriminalitas terus bertebaran dan dibiarkan menjamur. Inilah yang menyebabkan angka kriminalitas terus meningkat seolah tiada henti.
Islam Solusi bagi Segala Kejahatan
Islam hadir ke dunia ini merupakan solusi atas seluruh masalah kehidupan. Terukir dalam sejarah, selama 13 abad lamanya Islam diterapkan sebagai sistem kehidupan. Betapa keamanan, ketenteraman, dan kesejahteraan dirasakan seluruh masyarakat secara merata, baik muslim maupun non-muslim, miskin ataupun kaya, tua maupun muda. Sistem Islam juga terkenal kehebatannya dalam mengatasi kriminalitas. Hal ini terbukti sepanjang Islam diterapkan belasan abad, tindak kejahatan yang terjadi hanya berkisar 200 kasus saja.
Begitu amat berharga nyawa manusia dalam pandangan Islam. Menghilangkan nyawa seseorang tanpa alasan yang dibenarkan syarak, merupakan suatu dosa besar. Bahkan bagi Allah Azza wa Jalla hilangnya dunia tiada artinya dibandingkan nyawa seorang mukmin. Sabda Rasulullah saw.: “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah, dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa alasan hak.” (HR. Tirmidzi)
Jika sistem Islam diterapkan kembali dalam seluruh aspek kehidupan, niscaya nyawa manusia akan terjaga, keamanan, dan kesejahteraan akan dapat kita rasakan seutuhnya. Sebab, Islam memosisikan negara beserta penguasa sebagai junnah (pelindung) bagi rakyatnya.
Penerapan sistem Islam kafah (menyeluruh) akan mampu memberikan jaminan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Sebab, sistem ekonomi Islam kafah mengharuskan negara agar menjamin dan memenuhi seluruh kebutuhan vital rakyatnya. Sandang, pangan, dan papan diberikan negara dengan mekanisme membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Adapun kesehatan, pendidikan, dan keamanan diberikan negara secara cuma-cuma.
Dalam meminimalisasi dan mengatasi kriminalitas, negara yang menerapkan sistem Islam akan menerapkan pendidikan agama yang kuat sejak dini kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Agar seluruh lapisan masyarakat menjadi pribadi mulia yang taat pada syariat dan tidak mudah tergoda maksiat.
Islam mendidik penganutnya agar hidup sederhana dan tidak mengadopsi gaya hidup hedonisme. Sebab, makna kebahagiaan dalam Islam adalah meraih rida Allah bukan mengejar kesenangan dunia yang bersifat fana.
Sistem Islam akan mewajibkan negara agar membudayakan amar makruf nahi mungkar dan saling menasihati dalam perkara kebaikan juga kebenaran. Ketika kriminalitas terjadi, akan segera bisa dicegah dan diatasi. Sebab, masyarakat tak segan saling menasihati. Islam juga mengharuskan negara dan penguasa agar mengawasi berbagai tontonan di media-media yang ada. Seluruh media elektronik maupun media massa hanya boleh menayangkan tontonan yang menambah keimanan saja.
Semua ini didukung oleh sanksi yang tegas dan menjerakan bagi setiap pelaku kejahatan, serta mencegah orang lain melakukan hal serupa. Jenis hukuman ini diberikan berbeda-beda tergantung dari kadar kejahatan yang dilakukannya. Jika membunuh dan menganiaya, pelakunya wajib dikenakan hukum qishash dan diyat. Jika zina, sanksinya adalah dirajam yakni dikubur hidup-hidup lalu dilempari batu hingga tewas bagi yang muhshan (sudah pernah menikah) dan dicambuk 100 kali apabila pelaku ghair muhsan (belum menikah). Apabila kejahatan yang dilakukan adalah mencuri hingga seperempat dinar atau lebih, pelakunya dikenakan hukuman potong tangan.
Demikianlah kesempurnaan aturan yang dimiliki sistem Islam untuk mencegah manusia berbuat dosa. Semoga sedikit penjelasan ini dapat membuka mata dan pikiran kita, bahwa tiada sistem ataupun aturan hidup lain yang sesempurna sistem Islam. Sungguh, ketika sistem Islam diterapkan ketenangan, kesejahteraan, dan keamanan akan dapat kita rasakan. Wallahualam Bissawab. [Dara]