Alt Title

Sekularisme Membungkam Penderitaan Palestina

Sekularisme Membungkam Penderitaan Palestina

 


Di sisi lain, negeri-negeri Muslim di sekitar Palestina hanya terdiam

 Alih-alih membantu, mereka justru mempersulit keadaan Palestina

______________________________


Penulis Siska Juliana 

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Hampir 150 hari serangan Zionis Yahudi terhadap Palestina. Bukannya melemah, serangan yang dilancarkan makin kejam dan tidak berperikemanusiaan. Seolah membuktikan genosida yang mereka targetkan. 


Dikabarkan warga Palestina terluka setelah serangan tembakan ke arah kerumunan warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di dekat Dowar al-Nablusi, kota Gaza selatan. Kementerian Kesehatan Palestina belum memberikan keterangan mengenai jumlah korban dalam serangan tersebut. 


Saat ini, serangan Zionis Yahudi telah menewaskan sedikitnya 30 ribu jiwa serta melukai lebih dari 70 ribu lainnya. Serangan tersebut disertai kehancuran massal dan kekurangan bahan pokok. Israel juga melakukan blokade yang melumpuhkan jalur Gaza, sehingga mereka berada di ambang kelaparan. (antaranews.com, 29/02/2024) 


Sebanyak 85 persen penduduk Palestina terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan akibat serangan ini. Sedangkan 60 persen infrastruktur rusak atau hancur. 


Menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), Israel digugat di Mahkamah Internasional karena melakukan genosida. Pada Januari, pengadilan telah mengeluarkan keputusan sementara bahwa Israel harus menghentikan genosida dan menjamin bantuan kemanusiaan diterima oleh warga Gaza.


Berbagai lembaga PBB mengecam perilaku Zionis Yahudi. Sedangkan Amerika Serikat untuk pertama kalinya memberikan bantuan makanan melalui udara. Tetapi tidak menutup kemungkinan dijadikan sarana untuk memberikan bantuan senjata pada Zionis. Karena sudah bukan rahasia umum Amerika sejatinya berpihak pada Zionis. 


Di sisi lain, negeri-negeri Muslim di sekitar Palestina hanya terdiam. Alih-alih membantu, mereka justru mempersulit keadaan Palestina. Misalnya saja Mesir yang sengaja membangun tembok tinggi dan berlapis-lapis. Mereka pun tidak mengirimkan bantuan pasukan untuk menghadapi Zionis. 


Permasalahan Palestina merupakan permasalahan paling lama di dunia internasional. Problematika ini tidak terselesaikan karena sistem sekuler yang diterapkan saat ini. Sistem sekuler melahirkan demokrasi dan nasionalisme.


Demokrasi dan nasionalisme menjadi akar dari berbagai persoalan dunia yang tidak terselesaikan. Karena ide ini sudah cacat dari awalnya. Demokrasi memiliki tiga pilar yaitu kedaulatan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.


Dari rakyat, kedaulatan di tangan rakyat tidak akan pernah bisa terwujud. Karena seharusnya pihak yang berdaulat tidak memiliki tandingan yang lebih tinggi darinya. Jadi, selama manusia masih membutuhkan yang lain, kedaulatan di tangannya sangatlah tidak rasional. 


Oleh rakyat, pemimpin dipilih dan diangkat oleh rakyat. Mereka menafikan jika pemimpin memiliki kepentingan pribadi atau kelompok. Alhasil, yang diproses adalah kepentingan pribadi atau kelompoknya. 


Untuk rakyat, kita bisa menyaksikan undang-undang yang disahkan selama ini sebagian besar bukan untuk kepentingan rakyat. Tetapi kepentingan penguasa dan kelompoknya. Jadi, problem umat tidak akan mampu dituntaskan dengan demokrasi. 


Begitu pun dengan nasionalisme. Nasionalisme tidak akan pernah menyatukan umat, sebaliknya nasionalisme menjadi pemicu terpecahnya umat. 


Maka sudah jelas, sistem sekuler yang mengemban ide demokrasi dan nasionalisme tidak akan menyelesaikan problem dunia. 


Sistem Islam sangat berbeda dengan sistem sekuler yang diterapkan saat ini. Sistem pemerintahan Islam menjadikan kedaulatan di tangan syarak. Jadi, aturan yang dipakai berasal dari Sang Pencipta, yaitu Allah Swt.. Aturan yang pasti sesuai dengan fitrah manusia dan mampu menyelesaikan seluruh problematika kehidupan.


".....pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu..." (TQS. Al-Maidah: 3)


Sistem pemerintahan Islam juga menghendaki hanya ada satu kepemimpinan. Tugasnya untuk menerapkan Islam di dalam negeri dan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia. Jika mereka masuk Islam, maka menjadi bagian dari sistem pemerintahan Islam. Tetapi jika mereka tidak masuk Islam, maka tetap patuh pada aturan Islam dan berhak mendapat pelayanan darinya. 


Oleh karena itu, umat harus mengupayakan ke arah perubahan yang benar. Yaitu dengan melanjutkan kehidupan Islam mengikuti tahapan yang dicontohkan Rasulullah saw.. Wallahualam bissawab. []