Alt Title

Jelang Bulan Ramadan, Harga Sembako Naik

Jelang Bulan Ramadan, Harga Sembako Naik

 


Dalam Islam, para penguasa akan memberikan kesejahteraan bagi para petani

Proses pendistribusian beras akan jelas. Tidak ada yang namanya permainan harga, penahanan pasokan dan lain sebagainya

______________________________


Penulis Dara Millati Hanifah, S.Pd.

Tim Media Kuntum Cahaya dan Pengamat Pendidikan


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap menjelang bulan Ramadan beberapa bahan pokok seperti beras, gula, daging harganya melambung tinggi. Tak tanggung-tanggung naiknya berkali-kali lipat dari harga normal. Hal tersebut akan meresahkan masyarakat terutama di kalangan bawah.


Menjelang bulan Ramadan, beberapa sembako seperti beras, cabai dan yang lainnya naik dari harga normal. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan kenaikan harga pada  gula, beras serta cabai merah keriting dalam inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisional Cihapit Bandung dan Griya Pahlawan Bandung. Hal ini dilakukan agar tidak ada permainan pasar, tertahannya pasokan oleh pelaku usaha serta menjaga stabilitas komoditas terutama di daerah Jawa Barat. (katadata.co.id, 11/02/2024)


Harga bahan pokok kembali melonjak hari ini, Jumat (16/2/2024). Bahkan, harga beras kembali naik dan cetak rekor baru, baik jenis premium maupun medium. (cnbcindonesia.com,16/02/2024)


Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu lonjakan harga sembako naik, seperti perubahan cuaca, naiknya permintaan dan rendahnya penawaran, serta minimnya pasokan bahan. Tetapi, akar dari masalah ini adalah terputusnya rantai distribusi dari para pengusaha (ritel) yang dikuasai oleh kepentingan penguasa.


Salah satunya adalah distribusi beras. Bisa saja terjadi permainan harga, penahanan pasokan yang dilakukan pelaku usaha dalam mendistribusikan beras ke toko-toko di sekitar masyarakat juga petani yang tidak boleh menjual langsung ke masyarakat.


Padahal, di negeri ini beras merupakan bahan pokok. Artinya, sudah menjadi hal utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan kewajiban negara untuk mengelola beras terutama dalam proses pendistribusiannya agar semua elemen masyarakat terutama di kalangan bawah dapat membeli beras dengan kualitas terbaik.


Namun, di sistem yang menggunakan ekonomi kapitalis mustahil seorang pemimpin turun tangan mengurusi kebutuhan pokok rakyatnya. Bagi para penguasa yang paling penting adalah keuntungan dalam melakukan berbagai transaksi salah satunya adalah pendistribusian beras.


Ditambah adanya impor beras tentu merugikan para petani lokal. Hal tersebut bisa membuat para petani enggan untuk menanam padi. Mengingat mahalnya biaya produksi dalam menanam padi serta tidak mampu bersaing antara beras lokal dengan beras luar negeri. Karena perbedaan kualitas.


Adapun dampak dari kenaikan harga sembako terutama harga beras bagi masyarakat adalah peningkatan biaya hidup, kelaparan, malnutrisi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk para petani tidak membawa kesejahteraan sebagai produsen karena rendahnya harga gabah serta tidak mendapatkan keuntungan dari naiknya harga beras.


Hal tersebut semakin menambah beban masyarakat terutama para petani yang memang pekerjaannya adalah mengandalkan keuntungan dari hasil beras yang sudah dipanen.


Berbeda jika menggunakan sistem Islam. Dalam Islam, para penguasa akan memberikan kesejahteraan bagi para petani. Proses pendistribusian beras akan jelas. Tidak ada yang namanya permainan harga, penahanan pasokan dan lain sebagainya. Semua menggunakan aturan yang sesuai dengan ekonomi Islam. Karena, memang kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat terutama kebutuhan pokoknya.


Islam sudah melarang yang namanya praktik monopoli atau penimbunan barang. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak boleh menimbun barang, jika tidak, maka ia termasuk orang yang berdosa.” (HR. Muslim, no. 1605)


Artinya, seorang pelaku usaha atau penguasa tidak boleh menimbun barang. Jelas hukumnya adalah haram. Kenapa? Karena, hal tersebut akan menghambat laju perekonomian masyarakat. Terjadinya kenaikan harga serta kelangkaan barang. Tentu, akan membuat masyarakat makin susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 


Permasalahan naiknya harga kebutuhan pokok akan selesai jika sistem yang digunakan adalah sistem Islam. Memang, hanya dengan sistem Islam semua akar masalah diselesaikan dengan baik sesuai Al-Qur'an serta As-Sunnah. Wallahualam bissawab. [SJ]