Alt Title

Fitrah Perempuan Terjaga, Hanya dalam Peradaban Islam

Fitrah Perempuan Terjaga, Hanya dalam Peradaban Islam

 


Inilah Islam dengan seperangkat aturannya yang komplit. Terbukti mampu menjamin kesejahteraan hidup manusia dengan sistem ekonomi dan politiknya

Oleh karena itu, tidak ditemukan seorang wanita yang mencari nafkah untuk keluarganya ataupun ibu yang depresi karena menahan beban akibat kesulitan ekonomi

______________________________


Penulis Irmawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kasih ibu kepada beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi tak harap kembali 

Bagai Sang Surya menyinari dunia 


Itulah sepenggal lirik lagu dengan rangkaian makna, menggambarkan kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Seperti diketahui betapa pengorbanan dan kasih sayang yang tidak ada habisnya. Namun, sayangnya potret ibu hari ini justru sangat suram. 


Baru-baru ini terjadi insiden tragis di Desa Membalong, Kabupaten Belitung seorang ibu rumah tangga tega membunuh bayinya dengan menenggelamkan dalam air setelah dilahirkan. Ketika  tak bernyawa lagi, bayi tersebut dibuang ke kebun warga. Ibu yang bekerja sebagai buruh itu mengaku membunuh bayinya karena tidak menginginkan kelahirannya. Hal ini karena khawatir tidak mampu untuk membesarkannya. Karena pelaku dan suami hanya bekerja sebagai buruh. Akibat dari perbuatannya pelaku dijerat pasal 338 KUHP atau pasal 305 KUHP Jo pasal 306 ayat 2 KUHP atau pasal 308 KUHP. (Kumparan News, 24/01/2024)


Kondisi yang tidak sanggup dibayangkan, kini menjadi kenyataan yang terulang. Bukan hanya sekali, terjadi beberapa tahun yang lalu fenomena yang mengerikan ini sejatinya telah berulang. Meski pada akhirnya menyakiti dan menghabisi nyawanya, tidak berarti karena benci ibu tega menghabisi anaknya. Tetapi karena sayang, tidak ingin anaknya merasakan penderitaan, kesulitan yang ia rasakan, kesedihan menghadapi kehidupan. 


Tidak bisa dimungkiri, biaya hidup yang semakin hari kian mahal. Akibatnya rakyat semakin sulit, meski untuk sekadar mendapatkan makanan pokok. Sehingga kondisi yang kian mencekik rakyat tersebut tak sedikit berujung depresi.


Akibat tingginya beban hidup telah mematikan fitrah keibuannya. Bahkan tidak lagi menyadari bahwa anak merupakan karunia dan amanah dari Allah. Rezeki anak tersebut Allah telah tetapkan serta kelak di akhirat nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. 


Begitulah dampak penerapan sistem kapitalisme sekularisme yang menjadikan kehidupan jauh dari aturan agama. Sistem ini menyebabkan keimanan seseorang tergerus. Karena kurangnya iman seorang ibu mudah melakukan apa saja. Ditambah dengan tidak berfungsinya keluarga mengakibatkan ibu terbebani pemenuhan ekonomi.


Akhirnya terpaksa memikirkan pemenuhan kebutuhan anaknya hingga urusan domestik yang membutuhkan energi dan kesabaran memikirkannya. Kendati demikian, tidak sedikit ibu yang memutuskan untuk bekerja di luar rumah. 


Semestinya menjadi kewajiban suami untuk memberi nafkah. Akan tetapi, mengingat sulitnya mata pencaharian dan badai PHK terus terjadi peran tesebut tidak berperan secara optimal. Akibatnya tugas utama perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga menjadi terbengkalai. Adapun negara bersikap abai terhadap kewajibannya menjamin kesejahteraan masyarakat. Masyarakat dibiarkan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. 


Tak hanya itu, akibat penerapan sistem ini menjadikan kehidupan sosial dalam sistem masyarakat serba individualis. Rasa peduli pada sesama telah hilang. Jangankan kepada tetangga, kepada keluarga pun bahkan abai. 


Diakui atau tidak, kasus tersebut menyadarkan bahwa manusia sebagai makhluk terbatas. Karena itu, Allah menciptakan manusia dengan seperangkat aturannya termasuk masalah perempuan. Fenomena ini membutuhkan solusi sistematik dan tuntas agar tidak terulang lagi. 


Dalam paradigma Islam, perempuan sangat dimuliakan dan sangat dilindungi. Termasuk di dalamnya menjaga fitrahnya sebagai seorang ibu. 


Dalam Islam, tugas utama perempuan adalah sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Suami sebagai kepala keluarga bertanggung jawab memberikan nafkah bagi keluarganya. Karena itu negara wajib membantu pemenuhan rakyatnya yang miskin, apabila tidak memiliki pekerjaan. Sebagaimana peran negara sebagai pelindung dan perisai bagi rakyat, termasuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. 


Untuk memenuhi kebutuhan individu rakyat seperti pangan, sandang dan papan jika rakyat tidak mampu maka akan diberikan oleh negara. Negara juga membangun industri berat, infrastruktur (termasuk belanja pegawai) dan memberikan kebutuhan permodalan usaha. Baitulmal akan sampai ke desa-desa, apabila rakyat tidak punya modal akan diberikan tanpa perlu dikembalikan jika tidak punya. 


Selain itu, Islam juga menjamin hak-hak perempuan baik jaminan atas kehormatan melalui hukum-hukum yang menyangkut pergaulan antar lawan jenis. Islam juga menjamin perempuan untuk memperoleh pendidikan, berpolitik serta jaminan ketika berada di ruang publik. 


Inilah Islam dengan seperangkat aturannya yang komplit. Terbukti mampu menjamin kesejahteraan hidup manusia dengan sistem ekonomi dan politiknya. Oleh karena itu, tidak ditemukan seorang wanita yang mencari nafkah untuk keluarganya ataupun ibu yang depresi karena menahan beban akibat kesulitan ekonomi. Akhirnya tega membunuh anak kandungnya sendiri. 


Dengan diterapkannya Islam secara keseluruhan dalam kehidupan ibu akan fokus menjalankan perannya sebagai pengasuh, penjaga serta pendidik anak-anaknya. Sehingga dengan terjaganya fitrah ibu akan melahirkan generasi yang taat yang menjadikan bangsa yang maju dan sejahtera. 


Tentu, itu perlu didukung dengan berbagai sistem yang berlandaskan Islam. Bukan sistem lain yang dengan jelas hanya merusak fitrah perempuan serta memberi kerusakan saja. Wallahualam bissawab. [SJ]