Alt Title

Para Pemuda Sudah Pahamkah dengan Ta'aruf?

Para Pemuda Sudah Pahamkah dengan Ta'aruf?

Tidak sedikit pemuda yang mengartikan pacaran juga termasuk ta'aruf dengan dalih beralasan pacarannya hanya beberapa bulan lalu melaksanakan khitbah

Sungguh miris, padahal sudah jelas mereka pacaran bahkan sering jalan berdua, chat-an dengan kata-kata yang tidak seharusnya 

_________________________________


Penulis Widdiya Permata Sari

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Komunitas Muslimah Perindu Syurga



KUNTUMCAHAYA.com, INSPIRASI - Salah satu fitrah manusia yaitu diberikannya gharizah, di antaranya adalah gharizah nau atau yang sering disebut naluri melestarikan keturunan. Yaitu yang berhubungan dengan cinta seperti halnya memiliki perasaan kasih sayang terhadap lawan jenis.


Lalu bagaimana sih menyalurkan perasaan itu? Tentu jawabannya hanya satu yaitu dengan pernikahan yang sesuai dengan syariat. Namun nyatanya, di era sekarang penyaluran rasa cinta itu selalu bertentangan dengan syariat Islam. Bahkan saat ini, pacaran sudah dianggap hal yang lumrah di kalangan masyarakat sekuler. Mereka menganggap orang yang tidak pacaran itu sebagai hal yang abnormal.


Namun sangat disayangkan ketika di era sekularisme ini ada sebagian yang mengatasnamakan pacaran itu adalah ta'aruf. Sehingga dari sini sudah terlihat jelas, barat dengan paham sekularisme telah berhasil meracuni pemikiran para pemudanya. Terutama dalam hal kebebasan dalam pergaulan, sampai mereka tidak sadar telah melupakan syariat Islam dalam standar kehidupan kita, termasuk batasan dengan lawan jenis.


Ketika sekularisme diberlakukan dalam kehidupan maka akan hancur, seperti halnya dalam menyalurkan gharizah nau tersebut, karena dalam sekularisme telah memisahkan agama dalam kehidupan. 


Jadi para pemuda akan salah kaprah dalam mengartikan semuanya termasuk ta'aruf. Bahkan tidak sedikit pemuda yang mengartikan pacaran juga termasuk ta'aruf dengan dalih beralasan pacarannya hanya beberapa bulan lalu melaksanakan khitbah. Sungguh miris negeri ini, padahal sudah jelas mereka pacaran bahkan sering jalan berdua, chat-an dengan kata-kata yang tidak seharusnya.


Lalu seperti apa sih ta'aruf yang sesuai syariat itu?


Dalam proses pernikahan, ta'aruf merupakan pengenalan secara dekat antara calon pasangan sebelum keduanya memutuskan untuk lanjut ke jenjang pernikahan. Kemudian kedua pasangan tersebut saling bertukar CV yang di mana isinya tentang biodata serta visi dan misi dalam pernikahan, kemudian ketika kedua pasangan tersebut ingin bertemu maka harus ada orang ketiga yang menemaninya.


Dengan ta'aruf, proses pertemuan serta pembicaraan tentang seputar visi dan misi kehidupan dapat dengan mudahnya terjaga sesuai dengan syariat Islam. Namun ada satu hal yang perlu diingat perihal orang ketiga dalam proses ta'aruf yang mempunyai peran dalam penghubung dengan calon pasangan.


Pihak ketiga harus benar-benar orang yang paham kondisi, potensi serta kapasitas antara pria dan wanita. Tidak hanya itu, pihak ketiga pun harus paham Islam secara kafah, yang bertujuan agar proses pengenalan tersebut bisa berhasil serta bisa terbentuk keluarga yang bisa mencetak peradaban emas yang sesuai dengan syariat Islam.


Ketika sudah mantap untuk melanjutkan ke pernikahan, maka pihak dari laki-laki mendatangi wali dari pihak perempuan untuk meminta izin agar putrinya bisa di khitbah atau lamaran. Namun tetap harus diperhatikan bahwa ta'aruf maupun khitbah bukanlah pacaran Islami, tetapi sebuah khitbah hanyalah ikatan sementara sebelum pernikahan berlangsung. Maka kedua belah pihak harus benar-benar menjaga kehormatannya.


Pasangan yang sudah melaksanakan khitbah maka harus benar-benar menjaga dari segala hal perbuatan, seperti halnya pandangan maupun hati. Dengan begitu keduanya tidak diperbolehkan berkhalwat bahkan tidak boleh pula memandang untuk menikmati fisik dari pasangannya. Maka inilah sejatinya ta'aruf yang sesungguhnya sesuai dengan syariat Islam. Wallahualam bissawab. [SJ]