Alt Title

Abai Sejarah hingga Bela Penjajah

Abai Sejarah hingga Bela Penjajah

Nyatanya, apa yang terjadi kepada rakyat Palestina adalah sebuah penjajahan yang dilakukan oleh entitas Zionis Yahudi

Mulanya, seluruh wilayah yang mereka hari ini adalah milik Palestina. Hingga pada 1948 terjadi migrasi besar-besaran oleh orang Yahudi dan mengklaim bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka

_________________________________________


Penulis Vina

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Apoteker



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Aksi damai Palestina di Bitung, Sulawesi Utara yang diinisiasi oleh Barisan Solidaritas Muslim (BSM) menelan satu korban jiwa. Mengutip dari Gelora News (26/11/2023), hal tersebut lantaran korban sempat dikeroyok oleh massa ormas adat pasukan Manguni Makasiouw.


Mulanya, aksi tersebut berjalan lancar dan aman hingga setelah aksi selesai seseorang membuat kekacauan dengan membakar bendera Palestina dan tauhid. Kejadian itu dikaitkan dengan peserta aksi yang membawa tulisan "orang bodoh pasti akan mendukung Israel" yang dinilai provokatif.


Usut punya usut, masyarakat adat Makatana-Minahasa dan Laskar Kristen Manguni Makasiou pada saat yang sama memang sedang melakukan parade budaya di tempat yang terpisah. Para peserta parade budaya itu membawa dan mengibarkan bendera Zionis Yahudi (Repubika, 27/11/2023). Diketahui juga bahwa peserta parade membawa senjata tajam. 


Ketidakpahaman Akar Masalah


Banyak yang memahami bahwa akar masalah dari konflik Palestina dan Israel adalah perebutan wilayah. Tidak sedikit pula yang termakan propaganda media Barat bahwa Hamas adalah kelompok teroris. Ditambah dengan sejarah yang dikaburkan, juga membuat masyarakat makin bingung dengan fakta di Palestina sekarang.


Nyatanya, apa yang terjadi kepada rakyat Palestina adalah sebuah penjajahan yang dilakukan oleh entitas Zionis Yahudi. Mulanya, seluruh wilayah yang mereka hari ini adalah milik Palestina. Hingga pada 1948 terjadi migrasi besar-besaran oleh orang Yahudi dan mengklaim bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka.


Beredar sebuah video kesaksian oleh seorang ayah dari bintang model populer Amerika keturunan Palestina. Dalam video tersebut, sang ayah menceritakan bagaimana dulu orang tuanya pernah menampung pengungsi Yahudi di rumahnya.


Setelah itu, Yahudi tersebut mengklaim rumah tersebut menjadi miliknya dan mengusir ia yang saat itu masih bayi dan keluarganya. Apa yang dilakukan Zionis Yahudi adalah bentuk penjajahan. Bahkan mereka tak segan melakukan genosida pada para penduduk Palestina di Gaza maupun di Tepi Barat. 


Peran Negara


Negara merupakan pelindung bagi rakyatnya. Bentrokan antar ormas seperti di Bitung tidak seharusnya terjadi apabila ada upaya serius dari negara dalam mengurusi rakyatnya. Aparat seharusnya mengetahui latar belakang ormas pro Zionis tersebut dan tentang dibiarkannya mereka membawa senjata tajam. Sudah menjadi tugas seorang aparat negara untuk mencegah bentrokan dan menjaga ketertiban umum.


Di samping itu, adanya kelompok pro penjajah tersebut menunjukkan rendahnya taraf berpikir masyarakat hari ini. Penduduk negara Barat yang mayoritas kafir saja menolak penjajahan yang dilakukan Yahudi dan berdiri untuk Palestina. Mereka turun ke jalan untuk melakukan protes dan mengecam segala aksi genosida yang dilakukan Yahudi.


Mirisnya di Indonesia, negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim, masih saja ada sekelompok orang yang terang-terangan mendukung Zionis Yahudi. Jelas juga tertulis di pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Mereka yang mendukung penjajahan Zionis Yahudi atas Palestina hari ini sama seperti mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia dulu.


Terdapat juga masyarakat yang mengecam perbuatan Zionis namun tidak merasa bertanggung jawab untuk menolong karena alasan “bukan wilayah Indonesia”. Musuh Islam hari ini terbilang sukses memecah belah umat dan membaginya ke wilayah dengan batas teritorial tertentu sehingga mereka tidak memikirkan nasib saudaranya di luar sana.


Menghancurkan tameng pelindung mereka yaitu Khilafah. Menanamkan sekularisme yang menjadikan masyarakat berpikir tanpa menggunakan agama. Menjadikan mereka mudah dikendalikan dan termakan propaganda Yahudi.


Negara Islam (Khilafah) akan menjadi pelindung bagi umat islam. Pendidikan dalam sistem Islam melahirkan manusia-manusia yang berintelektual tinggi. Dahulu, dunia pun takjub dengan kegemilangan pendidikan di Daulah Islam hingga mengirimkan orang-orangnya untuk belajar di sana. 


Sistem pendidikan Khilafah menanamkan akidah akliyah sehingga terbentuk keimanan yang kokoh. Mereka juga diajarkan cara berpikir rasional dan mustanir. Hasilnya, masyarakat akan menjadi individu yang kokoh keimanannya, berpikir dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang Islam. Wallahualam bissawab. [SJ]