Alt Title

Ilusi Negara Maju dengan Bertumpu pada Peningkatan Peran Keluarga

Ilusi Negara Maju dengan Bertumpu pada Peningkatan Peran Keluarga

Untuk mewujudkan negara maju perlu visi yang kuat yang mampu mempersatukan masyarakat dengan satu visi politik yang bertujuan untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan bagi negara

Akan tetapi, tujuan tersebut hanya dapat dilakukan jika berpegah teguh pada penerapan sistem Islam

____________________________________


Penulis Irmawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Setiap negara tentu bercita-cita menjadi negara maju, termasuk Indonesia. Apalagi Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris dengan sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian serta menjadi poros maritim dengan kekayaan laut yang melimpah.


Namun sayangnya, justru diprediksi Indonesia gagal menjadi Negara maju di tahun 2024. Terlebih, untuk menjadi negara maju perlu pertumbuhan ekonomi tahunan berkisar 7% selama 15 tahun berturut-turut.


Sebagaimana dilansir dalam CNBC Indonesia (27/10/2023) Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang stagnan dikisaran 5% dalam dua dekade terakhir. 


Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2003 hanya dilevel 4,9%. Pada tahun 2007 naik berkisar 6,9%. Akan tetapi, pada tahun 2013 kembali menyusut dan hanya tumbuh berkisar 5,78%. Sementara itu, pada tahun 2017 tumbuh hanya berkisar 5,01%. (CNBC Indonesia, 27/10/2023)


Terbukti Indonesia hingga saat ini baik dalam bidang perekonomian ataupun politik luar negeri tidak memberikan pengaruh yang signifikan dan memberi kesejahteraan pada negeri yang dikenal kaya.


Jika dilihat pada aspek ekonomi, Indonesia hingga saat ini masih terjebak pada masalah utang baik swasta maupun luar negeri. Selain itu, sumber dayanya pun, yang melimpah juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada kesejahteraan masyarakat. 


Di samping itu, realitas yang terjadi banyak ketimpangan yang tidak berhenti di antaranya kemiskinan semakin tinggi, tingkat pengangguran yang tinggi, ketidakadilan yang merata, meningkatnya krisis moral pemuda dan lain sebagainya yang cenderung mengakibatkan kekhawatiran di tengah masyarakat.


Anehnya, terdapat narasi untuk mewujudkan negara maju perlu peran keluarga. Bagaimana mungkin, tugas negara justru diberikan pada keluarga? Keluarga sejatinya memiliki peran dalam mencetak generasi untuk pengisi peradaban. Karena itu, apabila untuk mewujudkan negara maju justru diberikan pada peran keluarga menunjukkan lemahnya visi politik negara. 


Apalagi penguasa tidak memiliki ideologi yang kukuh yang disebabkan penerapan sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme sejatinya hanya akan membuat negara semakin terjajah. Bagaimana tidak, banyak sumber daya alam atas nama investasi justru menjadi konsumsi para kapital semata.


Dengan investasi yang terus dilakukan, maka sama halnya memberikan celah kepada investor untuk melakukan penjajahan. Walhasil kendati demikian, kondisi ekonomi semakin rapuh seta banyak kerusakan yang terjadi.


Untuk mewujudkan negara maju perlu visi yang kuat yang mampu mempersatukan masyarakat dengan satu visi politik yang bertujuan untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan bagi negara.  Akan tetapi, tujuan tersebut hanya dapat dilakukan jika berpegah teguh pada penerapan sistem Islam.


Dalam aturannya, Islam memberi perlindungan pada seluruh aspek baik dalam politik, pendidikan, ekonomi. Karena negara dalam Islam tidak hanya melindungi, tetapi juga memelihara jiwa, akal, agama, nasab, harta, kemuliaan dan keamanan negara.


Negara juga akan membentuk sumber daya manusia yang memiliki intelektualitas tinggi dan berkualitas. Selain itu, negara dalam Islam memiliki strategi dalam membangun kemampuan sumber daya manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan standar akidah Islam. Bahkan sumber daya manusia dapat terpenuhi seperti negara maju.


Oleh karena itu, hanya dengan penerapan syariat Islam secara keseluruhan untuk mewujudkan negara maju bisa terealisasi bukan dengan sistem lain misalnya kapitalis. Karena selama masih bercokol dan terbelenggu maupun masih tunduk pada sistem politik sistem kapitalis, sejatinya semua hanya akan menjadi ilusi semata. Wallahualam bissawab. [SJ]