Alt Title

Sistem Pendidikan Sekuler Gagal Mendidik Generasi Penerus Bangsa

Sistem Pendidikan Sekuler Gagal Mendidik Generasi Penerus Bangsa


Pendidikan dalam Islam juga bertujuan mengarahkan terciptanya pemikiran Islami kepada manusia sehingga nantinya manusia akan memiliki kepribadian yang Islami

Dengan begitu mereka tidak akan memiliki sedikit pun pemikiran untuk menjadi seorang kriminal, yang ada hanyalah menjadikan diri mereka hamba yang selalu taat kepada Allah

______________________________


Penulis Rismawati Aisyacheng 

Kontributor Tetap Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi AMK 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sistem pendidikan adalah kumpulan rancangan yang dibuat oleh pemimpin negara dengan tujuan memberi pendidikan untuk generasi muda yang kelak menjadi penerus pengurus bangsa. Tujuan sistem pendidikan sungguh suatu cita-cita yang mulia. Namun, apalah daya dalam sistem pendidikan kapitalis justru menjadikan tujuan sistem pendidikan itu hannyalah sebuah ekspektasi semata. 


Mengapa demikian? Sebab kini telah tampak kerusakan terhadap generasi dalam lingkup pendidikan sebagaimana yang dikutip oleh Republika[dot]co[dot]id (05/07/2023) bahwa telah ditemukan mayat seorang mahasiswa UI (Universitas Indonesia) Depok, berinisial MNZ umur 19 tahun di kamar kosnya dalam keadaan terbungkus plastik hitam yang telah dilakban.


Kejadian ini terjadi di daerah Kota Depok, Beji, Kawasan Kukusan dan ditemukan hari Jum’at (04/08/2023) diketahui pelaku adalah seniornya sendiri yang berniat untuk mengambil barang-barang berharga korban demi melunasi utang pinjolnya (pinjaman online). 


Fakta pembunuhan senior kampus terhadap juniornya jelas mencoreng nama baik pendidikan. Betapa tidak, pendidikan di jenjang mahasiswa dianggap sebagai puncak pendidikan, sebab seseorang yang mampu meraih gelar mahasiswa berarti ia telah melewati berbagai rangkaian-rangkaian pendidikan di masa sekolah.


Oleh karena itu, mereka seharusnya sudah memiliki karakter baik menuju generasi yang cemerlang. Namun pada faktanya, kasus pembunuhan yang dilakukan seorang senior kampus kepada juniornya jelas memperlihatkan kepada masyarakat bahwa sistem pendidikan kapitalis telah gagal memberikan pendidikan yang layak dimiliki oleh generasi muda masa kini.


Jika sistem pendidikan kapitalis mampu menanamkan akhlak yang baik untuk generasi muda, jelas takkan ada tebersit dalam benak atau pikiran para generasi untuk mengotori tangannya dengan darah saudaranya sendiri hanya demi sebuah materi. Namun sebaliknya mereka akan menjadi generasi yang saling berpegangan tangan untuk menuju generasi yang cemerlang.


Sebagaimana tujuan utama sistem pendidikan ini adalah mendidik generasi menjadi lebih baik, cerdas, bertanggung jawab dan yang pasti mampu menjadi generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, seharusnya jika para pelajar atau generasi bangsa ini telah melewati berbagai jenjang pendidikan, mereka sudah seharusnya telah menampakkan efek dari hasil pendidikan sistem tersebut, yaitu menjadi lebih baik, berpendidikan dan bermartabat bukan justru sebaliknya menampakkan akhlak yang buruk seperti menjadi seorang pembunuh tanpa belas kasih.


Sistem pendidikan kapitalis sekuler jelas bertolak belakang dengan sistem pendidikan Islam. Dalam sistem Islam, pendidikan adalah hal yang sangat penting dan urgen untuk dilaksanakan sehingga dalam menjalankannya, negara Islam tak melakukan dengan setengah-setengah tapi melaksanakan secara tuntas. Sebab, pendidikan dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi di mata negara. 


Pendidikan dalam perspektif Islam adalah memiliki tujuan yang mulia yaitu menjadikan seluruh manusia mengabdikan dirinya kepada Tuhan Sang Pemilik Alam Semesta, yang artinya bahwa pendidikan akan mengarahkan pengajaran akidah dan moral serta adab yang mulia terhadap seluruh umat manusia.


Selain itu, pendidikan dalam Islam juga bertujuan mengarahkan terciptanya pemikiran Islami kepada manusia sehingga nantinya manusia akan memiliki kepribadian yang Islami. Dengan begitu mereka tidak akan memiliki sedikit pun pemikiran untuk menjadi seorang kriminal, yang ada hanyalah menjadikan diri mereka hamba yang selalu taat kepada Allah.


Seorang tokoh pendidikan yang bernama  Muhammad `Athiyah Al Abrasyi yang hidup pada masa pemerintahan Abd. Al Nasser yang saat itu sedang memerintah Mesir pada tahun 1954-1970, M. Athiyyah Al Abrasyi  juga sekaligus seorang  guru besar pada Darul Ulum Cairo University, Cairo. Beliau berpendapat bahwa ruh pendidikan dalam Islam adalah akhlak.


Para ahli pendidikan Islam menyepakati bahwa makna dari pendidikan Islam bukanlah sekadar memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, namun makna yang sesungguhnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka serta menanamkan rasa fadilah, mempersiapkan mereka dengan akhlak yang jujur serta kehidupan yang suci, membuat mereka terbiasa dengan kesopanan, membiasakan mereka dengan kesopanan, dan mengajar mereka tentang ikhlas.


Oleh karena itu, jelas bahwa pendidikan dalam Islam tujuan terbesarnya adalah mendidik jiwa manusia agar menjadi manusia berakhlakul kharimah, santun, jujur, toleran serta ikhlas dengan segala apa pun kondisi yang mereka hadapi. Begitulah pendidikan yang harusnya berjalan di setiap negara yang dipimpin oleh pemimpin muslim demi melahirkan pemuda-pemuda yang cerdas dan bermental baja bukan bermental kriminal.

Wallahualam bissawab. [SJ]