Kelaparan Papua di Tengah SDA Berlimpah
Opini
Sistem kapitalisme yang memberi peluang kepada siapa saja baik korporasi swasta dalam negeri maupun luar negeri mengelola bahkan menguasai sumber daya alam di negara ini
Sumber daya alam yang dikelola sendiri oleh negara juga tak luput dari incaran mereka. Alhasil, hanya mereka yang merasakan hasil dari berlimpahnya sumber daya alam ini, sedangkan rakyat hanya gigit jari
_____________________
Penulis Zaesa Salsabila
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Serdang Bedagai
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Demikian lagu yang dipopulerkan oleh Koes Plus, meski ini lagu lawas namun lirik lagu tersebut sangat menggambarkan situasi Indonesia saat ini. Kekayaan alam Indonesia baik di darat maupun laut sudah menjadi berita yang diketahui oleh jagat raya. Namun sayang, negeri yang dikatakan tanah surga ini ternyata tidak sesuai dengan fakta. Banyak rakyat jauh dari kata sejahtera. Bahkan, tingkat kemiskinan dan kelaparan masih tinggi di negeri kita tercinta.
Papua Tengah, sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. (Kompas[dot]com 30/7/2023)
Sebanyak 7.000 warga dari Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah memilih mengungsi akibat kemarau panjang. Kemarau yang terjadi sejak Mei hingga saat ini membuat warga terancam kelaparan. (Detik[dot]com 24/7/2023)
Bak tikus mati di lumbung padi, seperti inilah ironis yang terjadi pada saudara kita yang berada di Papua. Padahal di sana terdapat sumber daya alam yang amat besar seperti tambang emas. Namun, hal itu tampaknya tidak berimbas pada kehidupan sehari-hari masyarakat Papua. Faktanya kemiskinan dan kelaparan telah berpihak pada mereka berpuluh tahun. Meski, Indonesia sudah merdeka namun saudara kita di Papua masih jauh dari kata tersebut.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Padahal jika diperhitungkan seharusnya rakyat yang berada di daerah Papua bisa hidup sejahtera bahkan bergelimang harta. Apabila melihat SDA yang ada di daerah tersebut. Namun, mengapa meraka yang justru dikelilingi dengan serba kekurangan? Minimnya sumber air bersih, fasilitas umum, bahkan kelaparan yang telah menewaskan banyak jiwa. Anak-anak yang tumbuh dengan gizi buruk juga banyak sekali kita temui di sana. Ini menggambarkan adanya ketimpangan pembangunan di wilayah Papua yang sejatinya kaya.
Tentu ada yang salah dalam sistem ekonomi dan politik yang diterapkan di negeri ini, sehingga Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, tetapi rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Hal ini terjadi karena penerapan sistem Kapitalisme yang membiarkan sumber daya alam dikuasai asing. Tak cukup sampai disitu, korporasi lokal juga turut andil dalam mengeksplorasi sumber daya alam Indonesia.
Sistem kapitalisme yang memberi peluang kepada siapa saja baik korporasi swasta dalam negeri maupun luar negeri mengelola bahkan menguasai sumber daya alam di negara ini. Sumber daya alam yang dikelola sendiri oleh negara juga tak luput dari incaran mereka. Alhasil, hanya mereka yang merasakan hasil dari berlimpahnya sumber daya alam ini, sedangkan rakyat hanya gigit jari.
Maka dari itu, Islam tidak pernah membiarkan adanya pihak asing maupun swasta mengelola sumber daya alam milik negeri. Karena sejatinya kekayaan alam tersebut adalah milik umum. Sebagai sabda Rasulullah: "Kaum muslim berserikat (dalam kepemilikan) atas tiga hal: yaitu air, padang rumput dan api" (HR. Al-Bukhari).
Sumber daya alam tersebut tidak boleh dimiliki secara perorangan apalagi diberikan kepada asing untuk mengelola. Adapun dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut bisa dikelola langsung oleh rakyat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, ada juga sumber daya alam yang tidak bisa diolah langsung oleh rakyat karena membutuhkan keahlian dan teknologi yang canggih.
Maka, di sini pemerintah yang akan mengambil alih dalam pengelolaannya. Kemudian hasil dari sumber daya alam tersebut dimasukkan dalam kas negara yang kelak akan dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Negara Islam juga tidak akan memberikan bantuan kepada masing-masing daerah berdasarkan pendapatan pada suatu daerah. Melainkan pembagian tersebut dilakukan secara merata. Dengan demikian, rakyat yang hidup dalam sistem Islam akan terjamin kesejahteraannya.
Wallahualam bissawab [Dara]