Alt Title

Miris, Perilaku Anak Sekolah Dasar Makin Sadis

Miris, Perilaku Anak Sekolah Dasar Makin Sadis

Penyebab kasus bullying ini sangat kompleks

Banyak hal yang mempengaruhi, mulai dari kurikulum pendidikan yang diterapkan, maupun pola asuh baik di keluarga maupun di masyarakat, serta tontonan-tontonan yang tidak mendidik

_____________________________


Penulis Cindy Kusuma

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi Malang 



KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Seakan kasus bullying tidak pernah ada matinya. Terus saja berulang kejadiannya di segala usia, di mana saja dan kapan saja. Kabar terbaru, kasus perundungan kembali terjadi di daerah Sukabumi, parahnya korban dan pelaku adalah siswa Sekolah Dasar. Korban bernama MHD usianya baru 9 tahun dan masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar. Setelah mengalami kritis selama tiga hari di RS Hermina karena dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin, 15/5/2023, akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya. (KOMPAS[dot]com, 20/5/2023)


Tak tanggung-tanggung pengeroyokan yang terjadi di lingkungan sekolah itu dilakukan selama dua hari berturut-turut yang mengakibatkan MHD ini mengalami pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak. Dan mirisnya kejadian ini tidak terdeteksi pihak sekolah.


Berdasarkan catatan FSGI, sepanjang dua bulan pertama (Januari-Februari) pada 2023 sudah tercatat ada enam kasus tindak perundungan atau kekerasan fisik dan 14 kasus kekerasan seksual di satuan pendidikan. (news[dot]republika[dot]co[dot]id, 6/3/2023)


Begitu juga dari data yang dirilis KPAI, 13 Februari 2023 tercatat kasus bullying naik sebanyak 1.138 kasus baik kasus kekerasan fisik maupun psikis akibat bullying. Bahkan dari kasus bullying ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dari 78 negara. (jurnalsoreang[dot]com, 28/2/2023)


Penyebab kasus bullying ini sangat kompleks. Banyak hal yang mempengaruhi, mulai dari kurikulum pendidikan yang diterapkan, maupun pola asuh baik di keluarga maupun di masyarakat, serta tontonan-tontonan yang tidak mendidik.


Sudah menjadi rahasia umum, bahwasanya di era demokrasi ini, kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah umum sangat minim sekali muatan agama terkait keimanan dan akidah. Begitu juga dengan pola asuh dalam keluarga maupun masyarakat, orang tua yang jauh dari ilmu agama, mereka sibuk bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin sulit, sehingga kedekatan dalam hal mendidik dan membersamai antara orang tua dan anak juga sangat kurang. Di lingkungan masyarakat pun begitu, tidak adanya jaminan kondusif untuk keimanan, karena semua aktivitas dipisahkan dari agama. Belum lagi tontonan-tontonan di televisi, lebih-lebih di internet tanpa filter sedikit pun, setiap anak bisa dengan leluasa mengakses tontonan yang tidak mendidik bahkan berefek merusak moral.


Benar-benar tidak ada yang bisa jadi perisai bagi rakyat dalam sistem demokrasi ini, para pejabat dan pemimpin sibuk sendiri dengan urusan masing-masing. Rakyat telantar dengan segudang masalah mulai dari pendidikan, ekonomi sampai masalah hukum. Berimbas pada generasi dengan keluhan-keluhan perundungan yang tak pernah ada habisnya. 


Lain halnya dengan Islam, yang menjadikan keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan, sehingga menjadi benteng dari perilaku jahat dan sadis. Islam memiliki mekanisme yang mampu membangun kepribadian rakyatnya sehingga terwujud individu beriman, berakhlak mulia dan terampil.


Penjagaan Islam pada hubungan interaksi manusia, adalah Islam tidak akan membiarkan terjadinya kekerasan baik kekerasan fisik, psikis maupun bullying. Namun, semua aturan Islam itu bisa memberikan solusi untuk kehidupan manusia jika Islam diterapkan menyeluruh dalam segala aspek kehidupan, tetapi ketika hanya diterapkan sebagian saja tentulah tidak akan memperlihatkan hasil yang sempurna. Karena sumber daya manusia yang baik membutuhkan proses yang panjang, lingkungan yang mendukung, bahkan butuh diterapkannya sanksi yang tegas, dan semuanya hanya bisa dilakukan oleh Islam sebagai aturan hidup, bukan Islam sebagai agama ritual saja.


Dalam Al-Quran surah Al-Ma’idah [5] ayat 3 ditemukan penegasan tentang kesempurnaan ajaran Islam. “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam itu jadi agama bagimu.”


Berdasarkan firman Allah tersebut, jelas bahwa Islam adalah agama sempurna, agama yang memiliki ajaran yang mencakup semua aspek kehidupan, agama yang menggariskan metode kehidupan secara utuh. Wallahualam bissawab. []