KALA TBC MENYERANG INDONESIA
OpiniSistem Islam menjamin segala sesuatu yang menyangkut hajat hidup rakyat, terutama mengenai kesehatan
Islam akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan kesejahteraan bagi setiap umat, sehingga umat akan merasa aman, sejahtera. Maka tidak akan ada yang yang namanya penyakit yang semakin meningkat setiap tahun
Penulis Siti Nurtinda Tasrif
Kontributor Media Kuntum Cahaya & Aktivis Dakwah Kampus
KUNTUMCAHAYA.com-Negara berkewajiban untuk memenuhi hajat hidup rakyatnya sehingga segala sesuatu yang menyangkut hajat hidup rakyat haruslah terpenuhi secara totalitas. Hal ini berkaitan dengan berbagai aspek, misalnya politik, pemerintahan, sosial, SDA (sumber daya alam), keamanan luar dan dalam negeri, pendidikan dan tidak ketinggalan mengenai kesehatan.
Kesehatan sendiri menjadi masalah utama individu. Saat memiliki daya tahan tubuh yang rendah dapat mengakibatkan kesehatan yang rendah pula. Bahkan masyarakat mudah terserang berbagai penyakit menular. Kadang-kadang kesehatan bisa terganggu dikarenakan berbagai faktor seperti virus dan kuman lewat udara, atau bisa juga karena kekebalan tubuh yang rendah.
Di samping itu, dalam pengobatan penyakit, negara tidak memiliki fasilitas kesehatan yang cukup, sehingga masyarakat lebih sering mengobati penyakit hanya dengan pengobatan yang murah dan cenderung sederhana bahkan sampai tidak diobati sama sekali. Hal ini disebabkan tingginya biaya pengobatan dan pemeriksaan yang dilakukan di rumah sakit dan tidak semua masyarakat mampu membayarnya.
Kala masyarakat tidak mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang intensif. Di samping mahalnya biaya, sedangkan masyarakat cenderung tidak mampu karena ekonomi di bawah rata-rata, membuat penyakit yang menyerang semakin meningkat.
Sebagaimana yang penulis kutip dari Media dataindonesia (17/02/2023) bahwasanya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi ada 717.941 kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia pada 2022. Jumlah tersebut melonjak 61,98% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 443.235 kasus. Melihat trennya, kasus TBC sempat mencatatkan penurunan pada 2020. Namun, temuan penyakit tersebut kembali mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir.
Sebagai informasi, TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis melalui udara atau semburan air liur. Penyakit tersebut kerap menyerang paru-paru dan dapat berujung kematian jika tidak ditangani dengan baik. Penyakit ini begitu banyak diderita oleh masyarakat, sehingga melumpuhkan banyak kinerja dari SDM. Ketika hal ini terus menerus dibiarkan maka umat akan semakin lengkap penderitaannya.
Ketika umat terserang penyakit menular kemudian ingin mengobatinya. Namun cenderung menunda akibat ketiadaan biaya untuk sekedar pemeriksaannya saja bukan sampai pada proses pengobatannya. Pada titik dimana umat kekurangan biaya akibat sedikitnya sumber uang, karena pekerjaan yang serabutan akibat tidak mencapai kualitikasi untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus. Maka tidak heran ketika banyak masyarakat yang menganggur. Lalu bagaimana bisa penyakit yang diderita bisa diobati jika ekonomi yang dimiliki sangat rendah?
Ironis memang, tatkala rumah sakit di kapitalisasi, kemudian menjadi ladang untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya. Maka hanya yang mampu membayar yang mendapatkan fasilitas termasuk pertolongan pertama. Sedang yang tidak mampu, hanya bisa menelan pil pahit yang diberikan oleh pihak rumah sakit akibat tidak mampu membiayai pengobatannya. Padahal semua itu adalah kewajiban negara, mencegah terjadinya penyakit menular, mengimbau untuk secara konsisten hidup sehat, menjaga kebersihan. Di samping seluruh fasilitas harus dengan totalitas disediakan, bukan karena di dalamnya ada manfaat tetapi karena sadar hal itu merupakan tugas negara.
Namun, kembali lagi, saat ini negara menggunakan sistem yang buruk, sistem yang terlahir dari kompromi antar manusia, menjadikan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) menjadi asas hadirnya sebuah ideologi yang menjadi akar permasalahan yang diderita umat hingga saat ini yaitu ideologi Kapitalisme. Dimana segala peraturannya dibentuk berdasarkan kemanfaatan duniawi atau materi semata. Sehingga baik itu SDA, rumah sakit, sekolah-sekolah dan berbagai hal yang menyangkut hajat hidup rakyat dikomersialisasikan, dan ditarik keuntungan sebanyak-banyaknya.
Di samping itu, sistem Kapitalisme juga hanya mengedepankan kepentingan individu saja, sehingga tidak heran rumah sakit atau sekolah-sekolah mendahulukan orang-orang yang memiliki cukup harta untuk membiayai rumah sakit tersebut. Sedang yang tidak mampu, tidak akan pernah mendapatkan pengobatan yang intensif. Miris sekali hidup dalam sistem Kapitalisme. Semua hanya berorientasi pada keuntungan, manfaat dan materi. Sehingga tidak heran jika negara mengeluarkan peraturan yang hanya menghasilkan materi semata meski harus mengorbankan hajat hidup orang banyak.
Berbeda dengan sistem Islam, yang menjamin segala sesuatu yang menyangkut hajat hidup rakyat, terutama mengenai kesehatan. Baik itu rumah sakit, SDM yang ahli dalam bidang kedokteran, obat-obatan yang mencukupi serta fasilitas yang maksimal. Serta tidak menarik biaya, karena semua adalah kewajiban negara untuk menyediakan hal tersebut. Islam pun meningkatkan kesadaran umat untuk lebih menjaga diri, kebersihan terutama kesehatan tubuhnya, agar memiliki imunitas tubuh yang tinggi sehingga tidak sampai terserang penyakit menular seperti TBC.
Sistem Islamlah yang dapat memberikan kemaslahatan bagi umat termasuk dalam ranah kesehatan dan pendidikan. Islam akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan kesejahteraan bagi setiap umat, sehingga umat akan merasa aman, sejahtera akibat tidak akan ada yang yang namanya penyakit yang semakin meningkat setiap tahun. Sehingga umat bisa fokus untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah Swt. tanpa terpikir masalah-masalah duniawi yang ada hanyalah berlomba-lomba dalam kebaikan untuk meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Untuk mencapai surga maka umat harus kembali menerapkan sistem Islam dalam kehidupannya, bukan hanya pada individu masyarakat atau wilayah kecil saja tetapi juga negara. Karena dengan negara saja setiap peraturan dalam Islam bisa diterapkan kemudian kemaslatan umat bisa tercapai baik dunia maupun akhirat. Wallahualam bissawab.