Alt Title

STOP BUDAYA VALENTINE DAY

STOP BUDAYA VALENTINE DAY


Islam tidak pernah menyatakan bahwa tanggal 14 Februari menjadi hari kasih sayang. Karena, kasih sayang dalam Islam bukan hanya dilakukan satu hari melainkan setiap hari, setiap waktu tanpa ada jeda


Bahkan, Islam menganjurkan umatnya untuk selalu berkasih sayang dengan siapapun, tidak memandang si kaya atau si miskin


Penulis Dara Millati Hanifah, S.Pd

Kontributor Media Kuntum Cahaya & Pemerhati Pendidikan


KUNTUMCAHAYA.COM-Bulan Februari disebut juga dengan bulan cinta. Kenapa? Karena ada satu hari, yaitu tanggal 14 yang diperingati sebagai hari valentine atau hari kasih sayang. Berbagai kalangan baik yang muda maupun yang tua berlomba-lomba memberi coklat, salah satu makanan yang wajib ada pada hari itu.


Bicara soal kasih sayang, sebenarnya tidak hanya di tanggal 14 Februari saja. Melainkan di setiap hari, setiap jam kita harus berkasih sayang terhadap sesama. Lalu, bagaimana sejarah Valentine Day itu sendiri?


A. Sejarah Valentine Day


Setiap tanggal 15 Februari bangsa Romawi memperingati Lupercalia, yaitu sebuah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, untuk dewi cinta (queen of feverish love) yaitu Juno Februata. Pada hari itu para pemuda mengundi nama-nama gadis, lalu mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama satu tahun untuk senang-senang dan dijadikan sebagai objek hiburan mereka. Di tanggal 15 Februari, mereka meminta perlindungan kepada Dewa Lupercalia agar terhindar dari gangguan srigala.


Tak hanya itu, selama upacara, para pemuda melecut orang dengan kulit binatang sedangkan wanita berebut untuk dilecut. Karena, lecutan itu membuat mereka menjadi lebih subur.


Di Roma, para penguasa dan para tokoh agama Katolik mengadopsi upacara ini dengan nuansa Kristiani. Mereka mengganti nama-nama gadis dan nama-nama Paus atau Pastor. Upacara itu diadakan agar mendekatkan lagi pada ajaran Kristen. Tahun 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. (The World Book Encyclopedia 1998)


The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine. Beliau menuliskan 3 nama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Salah satu orangnya dilukiskan sebagai yang meninggal pada masa Romawi. Tetapi tidak ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, karena kisahnya tidak pernah diketahui oleh siapapun dan tiap sumber mengisahkan cerita yang tak sama.


Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan, bahwa Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan. Serta menjadi ritual agama Nasrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.

Hari valentine juga diperingati sebagai hari penghormatan kepada tokoh Nasrani yang dianggap pejuang dan pembela cinta. Tahun terus berganti hingga, perayaan valentine disamarkan dengan “hari kasih sayang”. (Remaja Islam[dot]com)

.

B. Valentine dalam Kacamata Islam 


Islam tidak pernah menyatakan bahwa tanggal 14 Februari menjadi hari kasih sayang. Karena, kasih sayang dalam Islam bukan hanya dilakukan satu hari melainkan setiap hari, setiap waktu tanpa ada jeda. Bahkan, Islam menganjurkan umatnya untuk selalu berkasih sayang dengan siapapun, tidak memandang si kaya atau si miskin.


Allah sangat mengecam kaum Muslimin yang mengikuti perayaan hari valentine, karena hari tersebut bukanlah termasuk budaya yang diajarkan dalam Islam. Melainkan budaya kafir yang diikuti oleh para pemuda kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan. Sesuai sabda Rasulullah saw.,


Dari Ibnu Umar raḍiyallahu Ta'ala 'anhuma, ia berkata: "Rasulullah ﷺ  bersabda, 'Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut'." (HR. Abu Daud)


Dari hadis di atas jelas bahwa kaum Muslim dilarang mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang nonmuslim. Itu sama saja kaum Muslim seperti mereka. Sedangkan dari sisi hukum, jelas hukumnya adalah haram. Ditambah hari valentine identik dengan perzinaan. Islam telah melarang segala bentuk perzinaan termasuk mendekati zina. Sesuai firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 32, 


"Janganlah kalian mendekati zina. Sungguh, zina suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32)


Andai sistem yang digunakan adalah sistem Islam. Perayaan di luar dari hari raya Islam tentu tidak akan ada. Dan generasi para pemuda akan terselamatkan dari sistem kufur yang semakin buas menjerat mereka. Tentu, hanya Islam yang mampu menyelamatkan para pemuda serta melindunginya. Wallahu a'lam bi ash-shawab.