Alt Title

Be Brave Moslem Be Hero for Islam

Be Brave Moslem Be Hero for Islam

 


Kita harus menyadari bahwa keadilan hanya akan terwujud dalam sistem Islam

kemudian mengikuti jalan perubahan yang dicontohkan Rasulullah

_______________________________


Penulis Siska Juliana

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Demonstrasi yang melibatkan Gen Z pada Agustus lalu menyebar di berbagai kota di Indonesia. Hal itu dipicu oleh aturan yang tidak pro rakyat. Lantas, bagaimanakah sikap seorang muslim dalam menanggapi itu? Apa yang harus dilakukan oleh para remaja?


Untuk menjawab rasa penasaran itu, Komunitas Smart With Islam mengadakan kajian yang bertajuk “Be Brave Moslem Be Hero for Islam” pada Ahad, 21 September 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pelajar dan mahasiswa area Kota Bandung, Jawa Barat. 


Para peserta antusias mengikuti acara ini dari awal hingga akhir. Adanya sesi tanya jawab dan silah ukhuwah bersama peserta menambah pemahaman para remaja muslimah yang menghadiri acara ini. 


Teh Siska selaku pemateri menguraikan fakta yang terjadi. Di antaranya, banyak kebijakan yang zalim (pajak yang naik, kebijakan yang lebih pro ke pengusaha), perilaku sejumlah anggota DPR yang menari-nari setelah mendapatkan kenaikan tunjangan di saat kondisi rakyat susah mencari makan, pekerjaan, dan membayar pajak yang berkali-kali lipat.


Selain itu, kendaraan Barracuda milik Brimob menabrak pengemudi ojol hingga tewas. Fakta-fakta tersebut menyebabkan kemarahan masyarakat sehingga memicu terjadinya demo dan penjarahan ke rumah menteri dan anggota DPR.


Demo yang terjadi menunjukkan adanya kesadaran rakyat atas kezaliman yang menimpa mereka. Namun, kesadarannya baru sebatas kesadaran emosional yang masih menginginkan perubahan dalam demokrasi padahal akar masalah yang sesungguhnya adalah sistem demokrasi.


Dalam demokrasi, hukum dibuat oleh manusia sehingga dipengaruhi oleh kepentingan hawa nafsu, tidak mengenal halal dan haram. Untuk menjadi wakil rakyat, diperlukan dana yang besar sehingga setelah terpilih akan lebih menguntungkan para pengusaha daripada rakyat.


Teh Siska menjelaskan bahwa aturan Islam itu sempurna. Kita harus bangga menjadi seorang muslim. Islam menetapkan kedaulatan di tangan Allah, hanya Allah yang berhak menetapkan hukum.


“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.” (QS. Al-An’am: 57)


Allah mewajibkan kepada umat untuk mengoreksi penguasa bisa secara langsung atau melalui majelis umat. Ia menceritakan beberapa kisah yang menggambarkan kebijaksanaan khalifah dalam menerima saran dari rakyatnya.


Di masa Khalifah Umar bin Khattab, beliau didatangi seorang Yahudi yang terkena penggusuran Gubernur Mesir Amr bin Ash yang tujuannya untuk memperluas masjid. Meskipun mendapat ganti rugi, Yahudi menolak penggusuran itu dan mengadukannya kepada khalifah


Seorang wanita bernama Khaulah mengoreksi kebijakan Khalifah Umar yang membatasi mahar 400 dirham dengan mengutip QS. An-Nisa ayat 20. Peristiwa ini menunjukkan keberanian rakyat dan kelapangan dada penguasa


Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik pemimpin adalah orang-orang yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (HR. Muslim)


“Kita harus menyadari bahwa keadilan hanya akan terwujud dalam sistem Islam kemudian mengikuti jalan perubahan yang dicontohkan Rasulullah,” jelas Teh Siska. 


Hal yang harus dilakukan saat ini adalah menghujamkan keimanan bahwa Islam adalah agama yang mengatur urusan dunia dan akhirat, bukan sekadar spiritual; mengkaji Islam sebagai ideologi, bukan sekadar ilmu pengetahuan; senantiasa memiliki sikap berpihak pada Islam; terlibat dalam dakwah Islam; temukan circle positif yang saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran.


“Nabi saw. datang membawa Islam bukan untuk membungkam, tetapi melawan kezaliman,” tegasnya. Wallahualam bissawab.