Alt Title

Beauty and the Best: Salihah Cantik yang Sesungguhnya

Beauty and the Best: Salihah Cantik yang Sesungguhnya




Bukan karena penampilan fisik yang membawa pada keridaan Allah

tetapi keimanan dan ketakwaan seorang hamba

______________________________


Penulis Siska Juliana 

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Sebutan cantik menjadi dambaan bagi setiap perempuan. Dipuji, dihargai, dan diakui kecantikannya adalah tujuan saat merawat diri. Tak ayal, para perempuan rela berbuat apa pun demi tampil cantik. Bahkan sampai ada yang melakukan operasi plastik. Bagaimana Islam memandang hal ini? 


Untuk menjawab rasa penasaran itu, Komunitas Smart With Islam mengadakan kajian yang bertajuk “Beauty and the Best: Salihah Cantik yang Sesungguhnya” pada Ahad, 18 Mei 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan pelajar dan mahasiswa area Kota Bandung, Jawa Barat. 


Para peserta antusias mengikuti acara ini dari awal hingga akhir. Adanya sesi tanya jawab dan silah ukhuwah bersama peserta menambah pemahaman para remaja muslimah yang menghadiri acara ini. 


Teh Alfina selaku pemerhati remaja mengungkapkan fakta tentang dunia kecantikan. Misalnya, banyak artis yang melakukan oplas. Menurut data Ceoworld, negara dengan tingkat oplas tertinggi global tahun 2024 adalah Korea Selatan, sedangkan Indonesia di urutan 82. 


Produk skincare juga menjamur di Indonesia. Menurut katadata, total belanja produk kecantikan di Indonesia mencapai Rp262 triliun pada 2025. Hal ini ditambah dengan influencer yang gercep promosi barang endorse plus tutorial make up.


Ia menjelaskan bahwa kapitalisme sekuler melahirkan pemahaman yang salah terhadap kehidupan. Akibatnya, standar kebahagiaan yaitu kepuasan fisik, penilaian fisik sebagai tolok ukur, dan munculnya gaya hidup konsumtif (tidak bisa membedakan needs dan wants). 


Sebenarnya ingin tampil cantik itu fitrah yang merupakan wujud dari gharizah nau (naluri seksual). Alhasil, ingin dipuji teman atau lawan jenis. Oleh karena itu, Islam harus menjadi panduan dalam mengendalikan gharizah ini agar tidak salah jalan. 


“Allah itu Maha Pengasih dan tidak pilih kasih. Remaja enggak perlu galau terhadap qada atau ketentuan yang diberikan Allah kepadanya,” ucapnya.


Allah tidak akan menghisab warna kulit, ukuran dan tinggi badan, bentuk rambut lurus atau ikal. Semua “gratis” tidak diminta untuk menggantinya. Malah jika kita berusaha menggantinya untuk mengubah qada, justru tidak disukai Allah. 


Ingin cantik itu ternyata ada aturannya, yaitu menjadikan pemahaman Islam sebagai standar perilaku, menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak hanya berlaku pada mahram (QS. An- Nur: 31), serta dilarang tabarruj (menampakkan aurat, berdandan secara berlebihan) yang dijelaskan dalam surah Al-Ahzab ayat 33.


Ia mengungkapkan jika penggunaan skincare, make up, bahkan oplas yang tujuannya untuk menarik perhatian sehingga muncul rasa suka laki-laki terhadapnya adalah perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam.


Rasulullah saw. menganjurkan umatnya untuk menjaga penampilan dan mencintai keindahan. Tampil cantik boleh saja, asal memperhatikan rambu-rambu syariat agar tidak kebablasan. Penampilan fisik bukanlah hal yang paling penting, menjadi salihah adalah yang terpenting.  


“Pemuka wanita ahli surga ada empat. Ia adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah saw., Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah istri Firaun.” (HR. Muslim dan Hakim)


Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian.” (HR. Muslim no. 2564)


Bukan karena penampilan fisik yang membawa pada keridaan Allah, tetapi keimanan dan ketakwaan seorang hamba. Sejarah telah mencatat hal itu.


Bilal bin Rabbah dijamin masuk surga meski ia budak berkulit hitam legam. Sumayyah ibunda Ammar bin Yassir menjadi wanita pertama yang syahid dengan jaminan surga. Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu sahabat yang sangat dicintai Rasulullah saw. bukan karena ketampanan dan kekayaannya, tetapi karena kedermawanan dan kecintaannya terhadap dakwah Islam.


“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat: 13)


Kemudian Teh Alfina menyebutkan tips agar kita tidak insecure akibat penampilan, yaitu:


Pertama, jangan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain.


Kedua, hidup dalam circle yang positif.


Ketiga, selalu positif thinking.


Keempat, rutin ikut kajian agar keimanan menguat dan mental kita kokoh.


“Tidak perlu malu jika fisik kita dipandang tidak sempurna oleh sesama manusia. Malu itu hanya saat tidak mau taat syariat,” jelasnya. 


“Enggak perlu galau jika tidak cantik. Menjadi salihah jauh lebih penting karena salihah itu cantik yang sesungguhnya,” tegasnya.


Demikianlah cara agar remaja muslimah tidak terjebak dalam standar cantik ala Barat dan memahami bahwa menjadi salihah adalah tujuan utamanya. Wallahualam bissawab.