Tragedi Gas Melon dan Jeritan Rakyat
Surat Pembaca
Kelangkaan gas melon adalah bukti nyata
kegagalan sistem kapitalisme dalam menyejahterakan rakyat
_______________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Kelangkaan gas LPG 3 kg atau yang akrab disapa "gas melon" kembali menghantui masyarakat Indonesia.
Antrean panjang di pangkalan gas, harga yang melambung tinggi, hingga jatuhnya korban jiwa akibat kelelahan mencari gas menjadi potret buram yang tak terhindarkan. Ironis, di tengah negeri yang kaya akan sumber daya alam, rakyat justru kesulitan mengakses kebutuhan pokok.
Kapitalisme Biang Kerok
Sistem ekonomi kapitalisme yang mendasari pengelolaan negara ini menjadi biang kerok dari permasalahan ini. Negara hanya berperan sebagai regulator, sementara kepemilikan sumber daya alam diserahkan kepada korporasi swasta yang rakus keuntungan. Akibatnya, harga gas melon melonjak tinggi, subsidi dicabut, dan rakyat kecil menjadi korban.
Paradigma yang Salah
Pemerintah berdalih bahwa subsidi hanya akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Padahal jika sumber daya alam dikelola secara mandiri oleh negara, pemasukan negara akan sangat besar dan mampu menyejahterakan rakyat. Namun, paradigma kapitalisme telah membutakan mata penguasa sehingga mereka lebih memilih bergantung pada korporasi swasta daripada mengelola kilang gas sendiri.
Solusi Tuntas ala Islam
Islam menawarkan solusi tuntas untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam sistem ekonomi Islam, negara berperan sebagai ra'in (pengurus) umat yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan rakyat secara adil dan merata.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Mandiri
Negara akan mengelola seluruh sumber daya alam secara mandiri dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat, baik dalam bentuk barang maupun pembangunan fasilitas umum. Dengan pengelolaan yang mandiri, negara memiliki kendali penuh atas produksi dan distribusi gas sehingga dapat mencegah terjadinya kelangkaan dan fluktuasi harga.
Larangan Swasta Mengelola SDA Melimpah
Islam melarang swasta untuk mengelola sumber daya alam yang melimpah, seperti yang tertuang dalam hadis Rasulullah saw., "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Regulasi ini akan memastikan pemasukan Baitulmal melimpah dan dapat digunakan untuk menyejahterakan rakyat. Dengan demikian, keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam akan dinikmati oleh seluruh rakyat, bukan hanya segelintir orang yang memiliki modal besar.
Jaminan Kebutuhan Pokok
Negara akan menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga gas bagi seluruh rakyat. Bahkan, gas gratis sangat mungkin diwujudkan jika negara mampu mengelola sumber daya alam secara optimal. Negara akan memastikan bahwa setiap keluarga memiliki akses terhadap gas dengan harga yang terjangkau sehingga kebutuhan dasar rakyat dapat terpenuhi.
Mekanisme Ekonomi dan Nonekonomi
Negara akan memastikan setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan yang cukup untuk menafkahi keluarganya (mekanisme ekonomi). Selain itu, negara akan memberikan santunan kepada mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya karena cacat, sakit, atau lansia (mekanisme nonekonomi). Dengan demikian, negara tidak hanya memberikan subsidi, tetapi menciptakan lapangan kerja dan memberikan jaminan sosial bagi mereka yang membutuhkan.
Birokrasi Sederhana dan Amanah
Negara akan menciptakan birokrasi yang sederhana dan efisien, serta memilih petugas yang amanah dan memiliki motivasi ruhiah untuk melayani rakyat dengan baik. Birokrasi yang efisien akan mempercepat proses pelayanan kepada masyarakat, sementara petugas yang amanah akan memastikan bahwa bantuan dan subsidi disalurkan kepada yang berhak.
SDM Berkualitas
Negara akan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) terbaik melalui sistem pendidikan yang berkualitas dan mendukung penuh penelitian di bidang sains dan teknologi. Dengan SDM yang berkualitas, negara akan mampu mengelola sumber daya alam secara optimal dan menciptakan inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
Syariat Islam sebagai Solusi
Solusi tuntas ini hanya dapat diwujudkan dengan menerapkan syariat Islam secara kafah (menyeluruh) dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, dan sosial. Dengan menjalankan syariat Islam, negara akan mampu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Saatnya Kembali ke Syariat Islam
Kelangkaan gas melon adalah bukti nyata kegagalan kapitalisme dalam menyejahterakan rakyat. Oleh karena itu, sudah saatnya kita kembali ke syariat Islam yang terbukti mampu menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh umat manusia.
Mari bersama-sama memperjuangkan tegaknya syariat Islam, demi Indonesia yang lebih baik. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]
Rita Handayani