Alt Title

Miris Ibu-ibu Mabuk-mabukan Sambil Berjoget Ria

Miris Ibu-ibu Mabuk-mabukan Sambil Berjoget Ria

 


Islam sangat menjaga agar kaum ibu tidak rusak

Sebab, apabila seorang ibu sudah rusak akidahnya, akan rusak juga generasi dan keturunannya

_____________________________


Penulis Ummu Nazba 

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Viral di media sosial ulah emak-emak berhijab di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), mereka menjadi viral gara-gara ulahnya meminum minuman keras sambil berjoget ria saat pesta pernikahan. Ulah emak-emak tersebut membuat mereka berurusan dengan pihak kepolisian. Peristiwa itu terjadi di Desa Bulusibatang, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, pada Kamis (25/07/2024). (detik.com, 28/07/2024)


Di dalam video-video yang beredar di sosial media, sekelompok emak-emak yang berjoget menggunakan hijab tersebut memegang botol miras di tangan kanannya dan meneguk miras dari gelas menggunakan tangan kirinya.  


"Ungkap Kanit Tipidum Satreskrim Polres Jeneponto, Ipda Nurhadi kepada DetikSulsel, Sabtu (27/07/2024), Mereka melakukan semua itu secara spontanitas, gaya-gayaan dan seru-seruan saja.


Miris sekali melihat aksi emak-emak tersebut, sungguh sangat memalukan bagaimana bisa seorang ibu-ibu melakukan tindakan yang tidak terpuji semacam itu. 


Tidak heran jika terjadi peristiwa seperti ini, karena sistem yang ada saat ini adalah sistem sekuler kapitalis, yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem yang diterapkan saat ini oleh negara dan masyarakat hanya dipahami agama sebatas ibadah ritual saja. Mereka beranggapan yang terpenting yang dilakukan oleh seorang muslim hanya taat kepada Allah Swt. dalam hal salat, puasa, bayar zakat, dan ibadah mahdhah lainnya.


Sedangkan di luar ibadah mahdhah seperti, pendidikan, politik, ekonomi, dan sosial, seorang muslim boleh mengambil hukum dan aturan dari selain Islam. Tak heran, hal semacam ini mudah ditemui di tengah-tengah masyarakat saat ini.


Mirisnya lagi, pemerintah melestarikan budaya miras tradisional karena dianggap dari bagian kearifan lokal. Itulah sistem sekuler, qhal yang haram dianggap sebagai sesuatu yang harus kita lestarikan.


Jika kita bandingkan peran ibu dalam sistem Islam, Islam menempatkan sosok ibu sebagai ummu warobatul bait (Pendidik atau guru pertama untuk anak-anaknya). Seorang ibu bukan hanya menjadi ibu biologis untuk anaknya, tetapi menjadi ibu yang ideologis untuk anaknya. 


Menjadi seorang ibu harus menjadi pencetak generasi cerdas cemerlang dan islami. Islam sangat menjaga agar kaum ibu tidak rusak. Sebab, apabila seorang ibu sudah rusak akidahnya, akan rusak juga generasi dan keturunannya. 


Pertanyaannya, siapa yang harus bertanggung jawab menjaga para muslimah ini? 

Pertama, tentu kedua orang tuanya yang harus menjaga dan mendidik anak-anak perempuannya agar mereka siap menjadi seorang ibu yang tangguh. 


Kedua, ketika seorang muslimah sudah menikah, yang bertanggungjawab adalah suaminya. Seorang suami wajib mendidik istrinya agar menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya.


Ketiga, masyarakat dan negara harus ikut dalam mewujudkan sosok ibu yang berkualitas yaitu dengan cara amar makruf nahi munkar, menasihati seorang wanita ketika melihatnya melanggar perintah dan larangan Allah.


Hal itu, akan terwujud dalam negara yang menerapkan sistem Islam. Sosok seorang ibu yang tangguh dan berkualitas, menjadi panutan dan teladan akan terwujud. Dalam negara Islam akan menerapkan sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam. Seorang muslimah yang akan menjadi sosok seorang ibu, akan di berikan bekal tsaqofah Islam agar dia menjadi seorang ibu islami yang taat kepada Allah Swt..


Semua itu dilakukan agar seorang ibu bisa fokus menjalankan tugasnya sebagai madrasah pertama untuk anak-anaknya. Negara Islam menjalankan semua itu semata-mata dalam rangka mengurus seluruh urusan rakyatnya untuk mengamalkan hadis Rasulullah: "Seorang imam (pemimpin) adalah bagaikan penggembala, dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR Bukhari) Wallahualam bissawab. [DW-Dara/MKC]]