Surprise Ulang Tahun Membawa Petaka
Opini
Konsep dalam membentuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat menuju ketakwaan kepada Allah
Menciptakan pola pikir untuk kehati-hatian dalam melakukan suatu perbuatan dan selalu berlomba-lomba mencari rida Allah Swt.
______________________________
Penulis Rati Suharjo
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi AMK
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Diberi tepung ramai-ramai, kemudian diceburkan ke kolam taman sedalam 1,75 meter. Saat itu, korban yang diduga tidak bisa berenang memegang paralon di atas kolam yang ada kabel listriknya dan tersetrum lalu meninggal dunia.
Dikutip dari (kompastv.com, 11/7/2024), begitulah kronologi yang disampaikan Kapolsek Cawas beberapa hari yang lalu.
Kejadian yang dialami Fajar Nugroho Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah tersebut murni spontanitas dilakukan teman-temannya. Niatan mereka agar FN senang dan menjadikan kenangan seumur hidupnya. "Tidak ada niat untuk mencelakai, kami hanya bercanda dan menceburkan ke kolam," jelas Arik Sulistyorini Kepala Sekolah SMAN 1 Cawas.
Perayaan ultah seperti ini telah menjadi tren di kalangan pelajar dan mahasiswa. Candaan yang bertujuan untuk seru-seruan sudah menjadi hal biasa dilakukan ketika ada teman yang berulang tahun. Seperti mengikat di tiang, menabur tepung di muka, menyiram air got, menceplok telur di wajah, dan lainnya kepada yang berulang tahun.
Parahnya lagi, beberapa tahun yang lalu ada postingan dari Polres Tebing Tinggi di facebook. Dalam postingannya, beliau mengunggah perayaan ultah yang dilakukan dengan menceplok telur di wajah yang berulang tahun.
Mirisnya, telur yang dipakai adalah telur busuk hingga anak yang berulang tahun tersebut mengalami kebutaan. Akibat bakteri yang ada pada telur tersebut masuk ke kornea mata. Untuk itu, beliau mengimbau masyarakat agar berhati-hati ketika melakukan surprise ulang tahun.
Perilaku spontanitas sering kali dilakukan oleh para remaja saat ini, tidak memikirkan apakah perbuatan tersebut merugikan orang lain atau tidak, dan tidak memikirkan pula perbuatan tersebut akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah Swt..
Pemahaman seperti inilah yang kurang dimengerti oleh remaja saat ini. Mereka hanya memahami bahwa Allah Swt. hanya menghisab sebatas ibadah ritual semata. Yaitu salat, zakat, puasa, haji, di luar aktivitas seperti pergaulan, ekonomi, sosial, budaya, politik, ideologi, dan lainnya tidak mengikuti aturan Allah Swt.. Pemahaman sekularisme inilah yang merusak kehidupan masyarakat saat ini.
Akibat pemisahan agama dari kehidupan, banyak remaja yang terjun dalam narkoba, melakukan zina, aborsi, bullying, dan berbagai kemaksiatan yang lain. Negeri ini mayoritas umat Islam yang terbesar di dunia. Untuk itu, membentuk pola pikir dan pola sikap sangat diperlukan. Sehingga akan selalu merasa diawasi oleh Allah Swt. dalam melakukan perbuatan. Pendidikan yang berakidah Islamiyyah harus ditanamkan sejak dini. Baik di keluarga, masyarakat, maupun sekolah.
Pendidikan yang berakidah Islamiyyah itu pun tidak cukup hanya seputar keluarga, masyarakat, dan sekolah. Akan tetapi negara pun ikut andil di dalamnya.
Melalui kurikulum dan pembinaan di masyarakat, maka akan terbentuk pola pikir dan pola nafsiah Islami. Selain itu negara juga akan memberikan sanksi, bagi siapa saja yang melanggar hukum Islam atau hukum syarak, seperti hudud, kisas, ta'zir.
Inilah sebagian konsep dalam membentuk pelajar, mahasiswa, dan masyarakat menuju ketakwaan kepada Allah Swt.. Sehingga, akan menciptakan pola pikir untuk kehati-hatian dalam melakukan suatu perbuatan dan mereka akan selalu berlomba-lomba mencari rida Allah Swt.. Standar perbuatan pun bukanlah kebebasan, akan tetapi halal haram.
Kendati demikian, candaan yang dapat mendatangkan petaka pun bisa dihindari. Pasalnya, candaan dan senda gurau dilarang dalam Islam.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surah At-Taubah 65-66:
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Pola pikir dan pola sikap seperti ini tidak akan terwujud selama negeri ini menerapkan sekularisme demokrasi. Pasalnya demokrasi melahirkan berbagai kebebasan yang dilarang di dalam Islam. Islam adalah agama yang unik dan mampu menguasai dunia hingga 13 abad lamanya. Wallahualam bissawab. [SM-SJ/MKC]