Alt Title

Malin Kundang Reborn, Lahir dari Sekularisme

Malin Kundang Reborn, Lahir dari Sekularisme

 


Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua

Islam memiliki sistem pendidikan berbasis akidah Islam, yang mampu melahirkan individu berkepribadian (akliah dan nafsiyah) Islam

______________________________


Penulis Siska Juliana

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Saat ini, rasa aman merupakan sesuatu yang mahal. Tindakan kriminal merajalela yang terjadi di jalan raya, lingkungan sekitar, bahkan dalam keluarga sendiri. Pelakunya pun beragam, mulai dari orang yang tak dikenal, tetangga sampai anggota keluarga sendiri. Sungguh miris. 


Seperti halnya yang terjadi baru-baru ini. Seorang anak tega menganiaya orang tua kandungnya. Kejadian ini terjadi di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Motif pelaku melakukan penganiayaan karena marah saat diminta korban mengantarkan ke toilet. Korban yang merupakan ayah pelaku mengalami sakit strok. Akibat penganiayaan itu, korban terkapar penuh darah dan tak sadarkan diri. Hingga meninggal keesokan harinya. (Tribun Lampung, 13/06/2024) 


Di tempat berbeda, dua anak perempuan yang berusia 16 dan 17 tahun tega menusuk ayah kandungnya sendiri dengan sebilah pisau. Korban tewas di sebuah toko perabot daerah Duren Sawit, Jakarta Timur. Mereka melakukan itu sebab merasa sakit hati dimarahi oleh korban karena terciduk mencuri uang korban. (liputan6.com, 23/06/2024) 


Mendapati fakta tersebut, tentu sangat menyedihkan. Bagaimana mungkin seorang anak dengan sengaja menghilangkan nyawa orang tuanya. Ditambah dengan usia mereka yang masih remaja. Apa yang sebenarnya terjadi dengan generasi saat ini? 


Hilangnya rasa simpati dan kasih sayang di dalam diri individu, tak terlepas dari sistem kapitalisme sekuler yang saat ini diterapkan. Sekularisme merupakan paham yang menjauhkan agama dari kehidupan. Sehingga melahirkan individu yang miskin iman dan tak mampu mengontrol emosi. 


Ditambah dengan tujuan hidup dalam sistem kapitalisme yaitu mengejar materi. Alhasil, banyak anak yang tidak memahami kewajiban berbakti pada orang tua, sebab yang dicari hanya kesenangan hidup semata.


Rasa sakit hati kepada orang tua dilampiaskan dengan cara yang tak wajar. Mereka melupakan kebaikan orang tua yang telah merawatnya sejak kecil. Hal itu terjadi karena sekularisme mengikis hubungan antara orang tua dan anak. Sehingga yang tersisa hanyalah hubungan manfaat saja. Ketika anak merasa orang tua sudah tidak berguna, bahkan menjadi penghalang dirinya untuk mencapai keinginannya, maka jalan keji pun ditempuh. Naudzubillah


Sistem kapitalisme sekuler telah terbukti menghilangkan fitrah manusia. Karena asas kebebasan, membuat manusia bertingkah laku tanpa mengenal adanya aturan. Mereka berlindung di bawah naungan hak asasi manusia. Sehingga makin menjauhkan manusia dari tujuan penciptaannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.


Hal ini sangat berbeda dengan sistem Islam. Islam memiliki seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia. Islam memandang setiap perbuatan manusia terikat dengan hukum syarak. Sehingga mampu melahirkan individu yang taat syariat, termasuk berbakti kepada orang tua. Mereka juga akan mampu mengendalikan emosi dan hawa nafsu, alhasil tidak akan terjerumus dalam kemaksiatan.


Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Sebagaimana firman Allah Swt., 

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (TQS Al-Isra (17): 24)


Rasulullah saw. bersabda,

Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.” (HR At-Tirmidzi).


Islam memiliki sistem pendidikan berbasis akidah Islam, yang mampu melahirkan individu berkepribadian (akliah dan nafsiyah) Islam. Setiap individu mampu menyadari bahwa setiap perilakunya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Sehingga akan selalu berhati-hati dalam bertindak.


Islam juga memiliki sanksi yang tegas, yaitu sebagai zawajir (pencegah) dan jawabir (penebus). Orang lain akan tercegah melakukan tindakan serupa. Sedangkan bagi pelaku, sanksi tersebut akan menghapus dosanya.


Seluruh mekanisme ini hanya akan terwujud dalam sebuah negara yang menerapkan Islam secara kafah. Maka, sudah seharusnya kita senantiasa mengkaji dan memperjuangkan agar kehidupan Islam dapat kembali tegak. 


Dengan demikian, berbagai tindak kejahatan seperti kekerasan anak pada orang tua, serta keburukan lain yang disebabkan sistem kapitalisme dapat teratasi. Wallahualam bissawab.