Perubahan Hakiki Terapkan Sistem Islam
Opini
Kegagalan berbagai karakter kepemimpinan di Indonesia bukanlah semata-mata kesalahan individu, tetapi lebih kepada kegagalan sistem yang diterapkan
Sistem kapitalis sekuler yang saat ini mendominasi terbukti tidak mampu membawa kemaslahatan bagi bangsa
______________________________
Penulis Iis
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dikutip dari wartakota.tribunnews.com yang terbit pada 24/06/2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta berkolaborasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) untuk melaksanakan pencocokan dan penelitian (coklit) di apartemen-apartemen sebagai persiapan menjelang Pilkada 2024 yang akan berlangsung pada November mendatang.
Bagaimanapun seluruh penjuru negeri bersemangat menyambut datangnya pemilihan kepala daerah (pilkada) yang diharapkan mampu membawa perubahan bagi masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
Secara politis, Indonesia telah mencoba berbagai karakter kepemimpinan, tetapi semuanya gagal mewujudkan cita-cita bernegara. Aturan dibuat seenaknya sesuai dengan hawa nafsu, tanpa patokan yang jelas.
Kapan pun bisa diubah sesuai kepentingan, dan yang pasti tidak ada tujuan akhirat di dalamnya. Semua aktivitas individu dan bernegara ujung-ujungnya hanya soal duniawi, uang, dan kekuasaan.
Ketika kita menilik lebih dalam, akar dari masalah ini adalah sistem politik dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia. Sistem yang berlaku sekarang lebih banyak dipengaruhi oleh ideologi kapitalis-sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan publik dan politik.
Dalam sistem ini, tujuan dari kebijakan dan aturan yang dibuat sering kali hanya berorientasi pada keuntungan material dan kekuasaan politik semata. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terus terjadi tanpa ada penyelesaian yang berarti. Pemimpin datang dan pergi, tetapi masalah yang dihadapi bangsa ini tetap sama, bahkan makin kompleks.
Dalam sistem kapitalis sekuler, nilai moral dan etika sering kali terpinggirkan. Aturan-aturan yang ada bisa dengan mudah diubah sesuai dengan kepentingan segelintir orang yang memiliki kekuasaan.
Tidak ada tujuan yang lebih tinggi atau mulia selain mengejar kekayaan dan kekuasaan. Akibatnya, kebijakan yang dibuat cenderung tidak berpihak pada kepentingan rakyat banyak, melainkan hanya menguntungkan segelintir elite yang berada di puncak kekuasaan.
Kerusakan yang terjadi di negeri ini adalah bukti nyata dari kegagalan sistem yang diterapkan. Lihat saja berbagai masalah yang mendera bangsa ini: Kemiskinan yang masih tinggi, ketimpangan ekonomi yang semakin lebar, korupsi yang merajalela, serta berbagai persoalan sosial lainnya. Semua ini menunjukkan bahwa sistem yang ada saat ini tidak mampu memberikan solusi yang efektif dan berkelanjutan.
Karenanya, sistem yang berlaku sekarang tidak layak dipertahankan. Sudah dapat diduga hasilnya. Siapa pun pemimpin yang terpilih, ia akan mengulang kegagalan yang serupa seperti sebelumnya, tetap mengikuti sistem yang ada, yaitu sistem kapitalis. Penggantian pemimpin saja tidak cukup untuk mengubah keadaan. Kita membutuhkan perubahan yang lebih mendasar, yaitu perubahan sistem.
Solusinya adalah tidak ada pilihan lain kecuali berubah. Penggantian pemimpin terbukti gagal. Mau tak mau, kita harus berubah pada sistemnya. Sistem komunisme tak mungkin karena telah gagal dan hancur. Sistem kapitalis sendiri tak layak dilanjutkan karena terbukti hingga saat ini pun gagal. Maka satu-satunya sistem yang layak bagi negeri ini adalah sistem Islam.
Secara filosofis dan ideologis, sistem Islam sangat berbeda dengan sistem yang ada saat ini. Sistem Islam memiliki perspektif akhirat, yang tidak dimiliki oleh sistem buatan manusia. Dalam sistem Islam, semua kebijakan dan aturan yang dibuat berlandaskan pada nilai-nilai yang ditetapkan oleh Allah Swt. dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Tujuan dari penerapan sistem Islam adalah untuk mencapai kemaslahatan umat, baik di dunia maupun di akhirat.
Sistem Islam tidak hanya mengatur aspek spiritual dan ibadah, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, hukum, dan sosial. Dalam sistem Islam, pemimpin bukan hanya seorang penguasa, tetapi juga seorang pelayan umat yang bertanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyatnya. Pemimpin dalam sistem Islam harus memiliki integritas, kejujuran, dan komitmen yang tinggi untuk menegakkan hukum Allah Swt..
Selain itu, sistem Islam juga menekankan pentingnya akhlak dan moral dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini akan menciptakan masyarakat yang lebih beradab dan beretika, serta meminimalisir berbagai bentuk kejahatan dan pelanggaran hukum.
Dalam sistem Islam, hukuman bagi para pelaku kejahatan, termasuk korupsi dan penistaan agama, diberikan secara tegas dan adil, sehingga dapat memberikan efek jera yang kuat.
Dengan demikian, penerapan sistem Islam secara kafah, baik dalam kehidupan individu maupun bernegara, diyakini mampu membawa perubahan yang signifikan bagi bangsa ini. Sistem Islam akan menciptakan tatanan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan bermartabat. Oleh karena itu, perubahan sistem menjadi sebuah keharusan jika kita benar-benar ingin mewujudkan cita-cita bernegara yang sesungguhnya.
Kesimpulannya, kegagalan berbagai karakter kepemimpinan di Indonesia bukanlah semata-mata kesalahan individu, tetapi lebih kepada kegagalan sistem yang diterapkan. Sistem kapitalis sekuler yang saat ini mendominasi terbukti tidak mampu membawa kemaslahatan bagi bangsa. Oleh karena itu, solusi yang paling mendasar dan efektif adalah dengan menerapkan sistem Islam secara kafah.
Dengan demikian, kita dapat berharap untuk melihat perubahan yang nyata dan berkelanjutan menuju Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera. Wallahualam bissawab. [SJ]