Alt Title

Generasi Darurat Moral

Generasi Darurat Moral

 


Menanamkan nilai akidah yang kuat di tengah masyarakat

 Sehingga tercipta peserta didik yang memiliki kepribadian Islam

______________________________


Penulis Siti Sopianti
Kontributor Media Kuntum Cahaya  


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Belum juga kasus Vina usai, yang menggemparkan dunia serta menarik simpati dari berbagai kalangan. Namun tampaknya generasi saat ini sedang mengalami penurunan kualitas moral.


Kasus Vina yang dibunuh dan mengalami penganiayaan secara fisik dan mental. Ternyata tak membuat kapok generasi untuk meninggalkan aktivitas pacaran. Malah makin menjamur dari usia sekolah dasar sampai perguruan tinggi.


Merebaknya tindakan asusila tentu sangat mencoreng dunia pendidikan. Terlebih banyak terjadi di lingkungan pendidikan. Masyarakat jadi menilai, betapa hasil pendidikan saat ini tidak berhasil mencetak generasi yang bermoral. 


Contohnya saja di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya. Terjadi kasus asusila yang diduga pelakunya adalah mahasiswa dan mahasiswi kampus Islam tersebut.  Investigasi yang mendalam pun dilaksanakan oleh Wakil Rektor III UINSA bidang kemahasiswaan Prof Abdul Muhid. Beliau membenarkan adanya video yang beredar tersebut. 


Menurut pengakuan beliau, salah satu video mahasiswanya tersebut diduga kuat direkam di gedung Uinsa Kampus Gunung Anyar, Surabaya. Sanksi tegas pun sedang dirancang dan disiapkan jika benar setelah dilakukan pemeriksaan terbukti mereka melakukan tindakan asusila tersebut. Sanksi tersebut berupa teguran sampai dikeluarkan dari kampus. (cnnindonesia.com, 17/05/2024)


Sungguh miris bukan? Terlebih tindakan asusila tersebut terjadi di lingkungan kampus Islam. Inilah buah diterapkannya sistem sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan. Dalam sistem sekuler, seorang muslim beberapa tidak mau menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat Islam. Mereka bebas berbuat sesuka hati.


Agama hanya dijadikan simbol saat ibadah di masjid, atau rumah ibadah lainnya. Akan tetapi dalam pergaulan, muamalah, ekonomi, politik, hukum dan lain sebagainya, mereka enggan diatur oleh aturan agama.


Efek sekularisme ini sangat berbahaya, karena bisa memunculkan liberalisasi dalam pergaulan. Orang dengan bebasnya melakukan pergaulan tanpa mengindahkan aturan agama. Berdua-duaan dengan bukan mahram, bercampur baur, pacaran, berzina, bahkan melakukan aktivitas seksual dengan sesama jenis. 


Faktor penyebab dari semua itu, selain karena diadopsinya sistem sekuler dari barat, juga adanya efek dari buah sistem pendidikan yang berorientasi pada materi semata. Peserta didik hanya diarahkan agar pola pikirnya berkualitas dalam menyerap ilmu pengetahuan. Guna memudahkan dalam mencari pekerjaan.


Padahal dalam kacamata Islam, pendidikan itu seharusnya menghasilkan output para ilmuwan, ulama dan pemikir yang handal dalam bidangnya masing-masing. Serta tidak berorientasi pada kehidupan di dunia semata, namun untuk menghadapi tantangan kehidupan kelak di akhirat. 


Dalam hal ini para ilmuwan, ulama dan generasi yang lahir dari sistem pendidikan Islam. Mampu memecahkan problematika umat. Dan juga mampu mengingatkan umat untuk beramar makruf nahi mungkar.


Selain dari faktor sistem pendidikan, sistem hukum pun berperan besar terjadinya tindakan asusila. Kurang tegasnya negara dalam pemberian sanksi hukuman bagi pelaku tindak kejahatan asusila, bebasnya akses porno beredar. Hal tersebut jadi cikal bakal munculnya pelaku tindakan asusila.


Pemahaman masyarakat terhadap konsep kejahatan pun salah. Di mata masyarakat jika tindakan asusila dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai, maka itu tidak dianggap sebagai tindakan kejahatan. Padahal dalam syariat Islam itu sendiri, segala sesuatu yang melanggar aturan syariat Islam itu adalah kemaksiatan dan bagian dari tindak kejahatan.


Lantas bagaimana solusi Islam untuk mengatasi kasus asusila ini? Jawabannya, tentu berawal dari sistem pendidikan itu sendiri. Sistem pendidikan dalam syariat Islam itu harus berideologikan Islam.


Menanamkan nilai akidah yang kuat di tengah masyarakat. Sehingga tercipta peserta didik yang memiliki kepribadian Islam. Yakni memiliki pola sikap dan pola pikir Islami. Di dunia, generasi Islam itu memiliki kontribusi untuk meningkatkan peradaban serta membangkitkan umat.


Dan berusaha untuk mengejar akhirat melalui rida Allah Swt.. Dengan begitu, mereka akan selalu berusaha taat syariat. Dan menjauhi kemaksiatan yang mengundang murka Allah Swt.. Sehingga tidak ada di pikiran mereka untuk berbuat tindakan asusila. 


Semua itu hanya akan bisa terwujud, pendidikan yang Islami jika sistem Islam tegak di muka bumi ini. Wallahualam bissawab. [SJ]