Alt Title

Mampukah Kurikulum Merdeka Mewujudkan Pendidikan Berkualitas?

Mampukah Kurikulum Merdeka Mewujudkan Pendidikan Berkualitas?

 


Kurikulum pendidikan Islam adalah akidah Islam

Sehingga, melahirkan generasi yang berkualitas, beriman, bertakwa juga memahami ilmu dan tekhnologi yang sesuai dengan syariat Islam


_____________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Memasuki awal bulan Mei tepatnya tanggal 2 Mei, negara kita memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan tujuan untuk lebih meningkatkan lagi kualitas belajar melalui diberlakukannya kurikulum Merdeka sejak 2021 melalui pembelajaran berbasis Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).


Dilansir dari detik.com (26/02/2024), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berencana mengesahkan Kurikulum Merdeka sebagai Kurikulum Nasional (Kurnas), tetapi tidak semua pihak setuju. Sebagai contoh, Barisan Pengkaji Pendidikan (Bajik), sebuah organisasi nirlaba, mengkritik bahwa Kurikulum Merdeka tidak memenuhi syarat untuk menjadi Kurnas. Mereka juga menuntut agar kurikulum tersebut dievaluasi secara menyeluruh.


Namun, setelah diamati ternyata kurikulum Merdeka ini hanya dititikberatkan kepada pendidikan yang berbasis materi bukan akidah. Sehingga kita bisa melihat fakta saat ini, banyak potret buram dunia pendidikan di antaranya yaitu perilaku kenakalan para pelajar atau generasi muda yang meningkat seperti bullying, flexing, pelecehan, tawuran antar pelajar, terkena kasus narkoba dan lain-lain. Kasus kenakalan remaja atau pelajar ini belum menemukan solusi tuntas malah cenderung berulang kali terjadi.


Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan adalah tonggak suatu peradaban. Bila pendidikannya baik maka peradabannya juga baik.


Ada apa dengan sistem pendidikan saat ini? 

Meski sudah bergonta ganti kurikulum dengan berbagai macam inovasi tetapi tetap tujuan pendidikan belum tercapai sesuai harapan. Perlu diketahui, bahwa dalam Kurikulum Merdeka tujuan akhirnya adalah mencetak sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan industri akibat dari sistem sekulerisme kapitalisme sebagai akar landasannya. Karena, Kurikulum Merdeka sejatinya adalah paradigma pendidikan yang mengacu pada sistem pendidikan Barat. 


Hal ini dilihat dari standar mutu kapitalistik dari kurikulum Merdeka mengenai penilaian PISA (Programme for International Student Assessment) dan diimplementasikan melalui Assesmen Nasional. Tujuan PISA adalah menyiapkan sumber daya manusia yang sesuai bagi kebutuhan pasar industri kapitalis. Dari sini jelas, kita dapati bahwa generasi muda dijadikan alat demi kepentingan para kapitalis. Berbeda jauh dengan tujuan pendidikan berdasarkan Islam.


Dalam Islam, pendidikan bertujuan menciptakan generasi yang berkepribadian Islam, berpola pikir Islam dan akan menghasilkan pola sikap sesuai dengan syariat Islam. Tujuan utama seorang muslim dalam belajar dan bekerja adalah untuk mencari rida Allah Swt. karena pondasi kurikulum pendidikan Islam adalah akidah Islam. Sehingga, melahirkan generasi yang berkualitas, beriman, bertakwa juga memahami ilmu dan tekhnologi yang sesuai dengan syariat Islam. 


Kurikulum pendidikan Islam dapat mengemban ilmu untuk disebarkan kepada umat demi kemaslahatan bersama. Sehingga, generasi muda menjadi agen perubahan menuju peradaban Islam yang mulia. Sistem Pendidikan Islam dapat terwujud ketika diterapkannya aturan Islam secara kafah dalam naungan kepemimpinan Islam. Wallahualam Bissawab. [Dara]


Penulis Rosi Kuriyah 
Muslimah Peduli Umat