Hari Pendidikan Nasional: Bisakah Merdeka Belajar Mewujudkan Generasi Berkualitas?
Surat PembacaPendidikan adalah salah satu aspek strategis yang menentukan masa depan generasi
________________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Hari Pendidikan Nasional jatuh pada 2 Mei 2024, dipilih untuk bertepatan dengan hari lahirnya bapak pendidikan nasional. Harapannya, perayaan Hardiknas dapat menumbuhkan semangat belajar dan berkembang bagi seluruh komunitas pendidikan.
Namun, kenyataannya, harapan itu tidak sejalan dengan realitas yang menunjukkan bahwa hasil dari pendidikan anak-anak kita menunjukkan hal yang bertentangan.
Empat kasus bullying dalam sepekan terakhir dihimpun dari Tribunnews.com (8/3/2024):
Pertama, seorang pelajar SMP dijambak oleh temannya, kejadian yang terekam dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial pada Sabtu (2/3/2024).
Kedua, di Kota Batam, Kepulauan Riau, aksi perundungan terhadap seorang remaja putri juga menjadi viral di media sosial. Kejadian itu terjadi di Kawasan Barelang, Kota Batam. Dalam video yang beredar, sekelompok remaja putri terlihat melakukan kekerasan terhadap korban, juga seorang remaja putri.
Ketiga, seorang siswa SD mengalami tindakan penelanjangan dan ditendang. Kejadian bullying ini juga baru-baru ini terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Keempat, seorang siswa SMP ditendang dan dipukul oleh rekan-rekannya di Cirebon, Jawa Barat, yang terekam dalam tangkapan layar saat menjadi korban bullying di sebuah kebun dekat Sungai Cipager.
Kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan, dan ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional 2024 masih belum memberikan kejelasan yang memadai. Peserta didik diarahkan untuk mencapai kompetensi dan daya saing materi, namun aspek pembinaan agama dan mental terabaikan.
Faktanya, saat ini kita melihat gambaran yang suram dalam segala aspek pendidikan, di mana guru dan siswa melakukan berbagai tindakan maksiat, kejahatan, dan pelanggaran hukum. Kurikulum Merdeka justru dapat memperkuat sekularisme dan kapitalisme dalam kehidupan, sehingga menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian buruk dan terpengaruh oleh budaya Barat yang merusak.
Pendidikan adalah salah satu aspek strategis yang menentukan masa depan generasi. Islam menargetkan pembentukan generasi yang berkualitas, beriman, bertakwa, terampil, berjiwa kepemimpinan, dan mampu menjadi penyelesaian masalah.
Islam memiliki sistem pendidikan terbaik yang berbasis pada ajaran Islam, yang terbukti berhasil melahirkan generasi berkualitas, menjadi agen perubahan, dan membangun peradaban yang mulia.
Islam menetapkan kemaksiatan sebagai kejahatan yang harus mendapatkan sanksi tegas untuk memberi efek jera. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 11, bahwa kita diperintahkan untuk menjaga orang lain dan menjaga hubungan antarsesama manusia guna menciptakan keharmonisan.
Ini dapat terwujud ketika sistem kehidupan Islam diterapkan secara kafah, yang mampu mencegah perilaku buruk.
Semoga kita semua dapat menjadi manusia yang memiliki kepribadian Islam yang kuat. Sehingga hasil dari pendidikan kita adalah individu yang semakin bertakwa kepada Allah dan senantiasa menjauhkan diri dari keburukan. Wallahualam bissawab. [SJ]
Siti Aisyah, S. Pd. I
Guru RA