Alt Title

Ketahanan Pangan Terwujud dalam Sistem Islam

Ketahanan Pangan Terwujud dalam Sistem Islam

  


Pemerintah hanya mengutamakan para pemilik modal atau pengusaha

Ketersediaan bahan pokok lebih baik impor daripada memberdayakan para petani, dampaknya harga beras menjadi mahal

______________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Masyarakat lagi-lagi harus menanggung beban berat dengan melonjaknya harga beras, belum lagi diikuti dengan kenaikan harga yang lainnya seperti gula pasir, minyak dan lain-lain. Apalagi semakin parah terjadi ketika bulan Ramadan kemarin.


Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung menggelar Gerakan Pangan Murah dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan di Komplek Buah Batu Centrum Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Selasa (19/03/2024). (koransinarpagijuara.com)


“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan untuk bisa lebih meringankan masyarakat di sela-sela harga beras yang masih cukup tinggi di pasaran, kemudian juga lebih meringankan masyarakat, karena kita lebih mendekatkan kebutuhannya pada saat ini,” harapnya.


Namun sayangnya gerakan pasar murah ini tidak merata dalam penyalurannya. Hanya di beberapa daerah saja. Sehingga masih banyak masyarakat yang harus hidup susah karena tingginya harga bahan pokok terutama beras. Belum lagi gerakan ini bersifat momentum saja bukan dijadikan solusi jangka panjang bagi kebutuhan pangan masyarakat.


Sehingga terlihat bahwa gerakan pangan ini hanya untuk formalitas memperlihatkan bahwa pemerintah memperhatikan kebutuhan masyarakat. Padahal yang membutuhkan pangan murah adalah seluruh warga negara. Serta bukan hanya harga yang murah, tetapi kemudahan dalam mengaksesnya setiap saat tanpa ada tragedi saling rebut.


Namun hal di atas tentu sangat wajar terjadi di negeri yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Sebab sistem ekonomi diserahkan kepada produsen atau pasar tanpa ada campur tangan langsung negara dalam memastikan apakah kebutuhan rakyat dapat terpenuhi dan mudah dalam pemenuhannya.


Negara hanya mengatur regulasi umum saja, serta hanya mencukupkan dengan tersedianya barang saja. Maka sangat mustahil terpenuhinya pangan masyarakat secara menyeluruh dalam sistem ini.


Dalam Islam, pangan adalah salah satu kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh negara. Khalifah sebagai pemimpin beserta dengan jajarannya akan dituntut melaksanakan tugas dengan baik, dengan dorongan keimanan untuk melayani rakyat. Sebab mereka paham bahwa kepemimpinan adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt..


Seorang khalifah akan menetapkan kebijakan ekonomi sesuai dengan aturan syariat Islam. Islam mewajibkan pemerintah menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat secara menyeluruh dan melarang untuk mematok harga.


Mekanisme pasar akan diatur sedemikian rupa sehingga ketersediaan pangan tetap terjaga. Serta ketersediaan ini akan dipermudah dalam memperolehnya, serta dilakukan pemerataan distribusi di seluruh bagian wilayah negara Islam.


Sedangkan dalam sistem yang sekarang diterapkan yaitu kapitalisme, pemerintah hanya mengutamakan para pemilik modal atau pengusaha saja. Ketersediaan bahan pokok lebih baik impor daripada memberdayakan para petani, dampaknya harga beras menjadi mahal.


Serta pemerataan distribusi tidak dipikirkan dengan matang. Maka akan terus menciptakan berbagai permasalahan ekonomi. Sebab solusi atau regulasi yang diberikan tak dapat sampai pada akar masalah.


Maka untuk menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan akan dapat diatasi jika Islam dilibatkan dalam penanganannya. Sebab hanya dengan Islam seluruh problematika kehidupan akan teratasi karena menyentuh akar permasalahannya yaitu kebobrokan sistem yang ada. Wallahualam bissawab. [SJ


Neni Murniati