Alt Title

Taspen Tak Luput dari Korupsi, Kok bisa?

Taspen Tak Luput dari Korupsi, Kok bisa?

 


Budaya korupsi bak warna warni kekuasaan yang di anggap biasa

 Maka, faktor kualitas pendidikan berpengaruh pada integritas SDM

____________________


Penulis Nur Arofah

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Jagakarsa


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Sejarah korupsi negeri ini kembali mencatat, kali ini terjadi di PT Taspen (Persero). Korupsi seakan jamur racun yang bisa tumbuh dimana saja, dan sesuatu yang tak bisa lepas dari kekuasaan. Taspen tak luput dari korupsi, kok bisa? Jabatan sangat riskan dengan korupsi jika menjabat orientasi bahagianya dengan harta. Jadilah, korupsi menjadi jalan instan untuk meraih bahagia. Kasus korupsi ibarat lingkaran setan yang tak mudah putus. KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sedang melakukan penyelidikan dugaan korupsi PT Taspen karena laporan dari masyarakat.


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan tengah melakukan penyidikan dalam dugaan kasus korupsi di PT Taspen (Persero). Di KPK, ketika penanganan kasus naik ke tahap penyidikan, artinya telah ditetapkan pula para tersangka. "Saat ini, dilakukan proses pengumpulan alat bukti terkait penyidikan dugaan korupsi dalam kegiatan investasi fiktif yang ada di PT Taspen (Persero) tahun Anggaran 2019 dengan melibatkan perusahaan lain," kata juru bicara KPK Ali Fikri, CNBC Indonesia, Jumat (8/3/2024).


Dilansir CNBC Indonesia.com (8/3/2024). Ditaksir ratusan milyaran rupiah negara mengalami kerugian dalam dugaan korupsi kali ini. Namun ini masih tahap perhitungan. Dana masyarakat dalam bentuk asuransi rentan penyelewengan, baik perusahaan negara maupun swasta dengan dalih investasi ternyata fiktif.


Kualitas Pendidikan Berpengaruh pada Integritas SDM


Penyebab korupsi dihasilkan dari SDM yang tidak punya integritas dan dipengaruhi dari sistem pendidikan yang diterapkan saat ini. Pendidikan berbasis sekularisme kapitalisme biang kerok dari rusaknya integritas SDM, yakni memisahkan agama dari kehidupan. Generasi diarahkan dengan pola pendidikan industri, ekonomi dan politik menjadi acuannya yang akhirnya SDM tumbuh menjadi generasi lulusan yang bersifat hedonis, ekonomis, materialistis, dan pragmatis.


Pejabat hasil didikan sekuler kapitalisme, bisa saja cakap dalam melaksanakan tugasnya. Namun, sistem tersebut mengikis keimanan para pejabat sebab agama dijauhkan dari kehidupan. Ketika membuat kebijakan sesuai hawa nafsu mereka. Kebijakan yang dibuat untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya. Lebih takut kepada atasan agar tak kehilangan jabatan, daripada takut kepada Allah Ta'ala. Bahkan, mereka tak berupaya meminta rida Allah Ta'ala, dan tidak menyadari bahwa setiap perbuatan ada pertanggungjawaban di akhirat kelak serta ada konsekuensi yang harus dibayar.


Sistem pendidikan rusak akan menghasilkan pribadi yang tidak beretika dan amanah. Bisa dikatakan generasi pejabat korup akan terus menjamur dan sulit di berantas. Budaya korupsi bak warna warni kekuasaan yang di anggap biasa. Maka, faktor kualitas pendidikan berpengaruh pada integritas SDM.


Islam adalah Sistem Terbaik 


Islam mengatur setiap perbuatan manusia yang terikat hukum syarak. Landasan utama adalah halal dan haram. Ketika individu rakyat akan bertindak dalam kehidupannya selalu didasari keimanan. Apalagi sebagai seorang pejabat tumbuh rasa takut bahwa ada pertanggungjawaban terhadap amanah dalam membuat kebijakan untuk umat.


Pejabat yang didasari iman akan mengakar kuat pribadi yang punya ketakutan, yakni hisabnya terhadap apapun perbuatannya di dunia. Pejabat hasil dari sistem pendidikan Islam akan senantiasa menjaga moral dan agama. Agar setiap kebijakannya yang berkaitan dengan umat tidak melenceng dari perintah Allah Ta'ala dan Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassallam.


Dalam sistem Islam, ketakwaan tiap individu rakyat terus di jaga dan tumbuh kuat. Karena, mereka bisa berpikir cemerlang dalam menghadapi tantangan kehidupan. Para pejabat dan rakyat biasa akan selalu ingat akan penerapan sanksi tegas dari syariat yang tidak pilih kasih sesuai kadar perbuatan. Ketegasan hukum syarak, memberikan keamanan, kenyamanan serta mencegah berulangnya pelanggaran baru.


Ketika Islam diterapkan secara utuh dengan totalitas, ketakwaan tiap individu baik pejabat maupun rakyat biasa akan terlindungi. Ditambah peran masyarakat untuk mengingatkan, sebab ada perintah amar makruf nahi munkar, juga hukum syariat yang diterapkan negara sehingga korupsi yang hukumnya haram tidak berulang dan panjang prosesnya.


Kapitalisme sekularisme adalah sistem batil yang menghasilkan kerusakan baik secara karakter individunya maupun penderitaan bagi umat akibat korupsi. Negara harus menerapkan sistem Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan, politik, budaya, ekonomi hingga pengaturan media massa. Demikian Islam mengatur dengan rinci, sehingga kebaikan akan terpancar dari penerapannya serta kesejahteraan di dunia tercipta dan terjamin hingga ke akhirat kelak.


Seorang pemimpin dalam Islam yakni khalifah akan tegas melakukan sanksi maupun pemenjaraan sesuai kesalahannya. Para koruptor akan dikenakan sanksi denda, penyitaan harta sampai pada sanksi moral publik. Mekanisme pengurusan terhadap gaji pejabat negara sangat ketat, dan menjamin kesejahteraan kehidupan pejabat serta keluarganya. Sehingga, kecurangan apalagi korupsi pada harta negara tidak terjadi.


Hanya sistem terbaik yang datang dari pemilik alam semesta yang mampu menciptakan kejujuran. Sistem pendidikan berlandaskan syariat kafah akan menghasilkan individu takwa dan penerapannya dalam bingkai negara mampu menjaga dan melindungi rakyat. Karena, Islam rahmatan lil a'lamiin. Wallahualam bissawab. [Dara]