Alt Title

Islamofobia Terus Menggema, Apa yang Dilakukan Dunia?

Islamofobia Terus Menggema, Apa yang Dilakukan Dunia?

 


Sungguh inilah bukti nyata bahwa sistem kapitalisme saat ini tidaklah melindungi kehidupan umat Islam

 Sebab pada dasarnya kapitalismelah yang menjadikan umat Islam terpecah belah, dan bercerai berai dalam banyak negara

______________________________


Penulis Novi Syamila

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kekejaman Zionis terhadap Gaza Palestina telah berlangsung lebih dari 145 hari tanpa henti. Dikabarkan pada 1 Maret lalu sebanyak 74.925 korban luka-luka, 30.365 syahid dan lebih dari 2 juta orang mengungsi. (cintaquranfundation, 1/3/2024)


Angka tersebut terus mengalami peningkatan, menyusul intensifitasnya penyerangan dan tindak kekerasan Zionis setiap harinya.


Genosida yang dilancakan Zionis menimbulkan gerakan pro kontra dari berbagai belahan dunia. Ada yang mendukung Palestina dan memprotes tindakan Israel, dan ada pula yang memberikan dukungan terhadap penjajah. Mirisnya, di negara Eropa (Inggris dan Swedia) dikabarkan meningkatnya kebencian anti-muslim lebih dari tiga kali lipat.


Hal ini disampaikan berdasarkan laporan organisasi Tell MAMA yang mencatat terdapat 2.010 kasus anti-muslim meningkat hanya dalam empat bulan saja. Ini dimulai sejak serangan 7 Oktober 2023 lalu dan bertambah sebesar 335 persen. (Republika.co.id, 24/2/2024)


Tell MAMA juga menyebutkan ada 901 kasus penyerangan terjadi secara offline dan 1.109 kasus terjadi secara online. Serangan ini mencakup ancaman, kekerasan, ujaran kebencian, dan literatur anti-muslim. Yang mana perempuan dijadikan sasaran utama. (viva.co.id, 23/4/2024)


Sementara itu, muslim Swedia juga mengalami hal yang sama. Sebuah masjid di Stockholm, Swedia mendapat ancaman pembunuhan yang tertulis di pintu masuk masjid dan ini berlangsung 2 kali dalam seminggu. Mereka juga menerima surat yang berisi zat seperti bubuk, serta mendapat kiriman bom palsu. (viva.co.id, 23/2/2024)


Penderitaan yang dialami umat Islam, baik di Palestina maupun di negara-negara minoritas muslim lainnya terus saja terjadi. Muslim selalu dijadikan kambing hitam dalam setiap problematika di dunia ini. Seolah kaum muslimlah yang menjadi penyebab utama munculnya masalah.


Padahal pada kenyataannya kaum muslim yang selalu menjadi korban. Umat Islam di Palestina misalnya, berpuluh-puluh tahun mereka dizalimi, direbut hak-hak mereka, bahkan dibantai habis-habisan oleh penjajah.


Ironisnya mereka malah dituduh teroris oleh para pembenci Islam, ketika membela diri mereka sendiri. Hingga saat ini belum ada tindakan nyata dunia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yang ada malah menambah kasus islamofobia di beberapa negara besar.


Padahal sebelumnya PBB telah menetapkan Hari Anti Islamofobia. Namun nyatanya tidak menghasilkan apa-apa. Kekerasan dan penistaan oleh para anti-Islam terus saja berulang. Bukan hanya terjadi di Inggris dan Swedia, namun di negara lain juga seperti Prancis, India, Uighur (China) dan masih banyak lagi.


Gerakan anti-islam yang terus bergulir dan bertambah tiga kali lipat Ini, menunjukkan betapa lemahnya PBB dalam menangani dan menghilangkan kasus kejahatan yang sedemikian besar, khususnya kasus islamofobia ini.


Sungguh inilah bukti nyata bahwa sistem kapitalisme saat ini tidaklah melindungi kehidupan umat Islam. Sebab pada dasarnya kapitalismelah yang menjadikan umat Islam terpecah belah, dan bercerai berai dalam banyak negara.


Dengan ikatan nasionalisme dan sistem politik demokrasinya yang sengaja mereka tiupkan ke dunia Islam. Sehingga kaum muslimin di dunia ini tidak dapat bersatu dan menolong saudaranya di Palestina.


Kapitalisme juga sengaja menyimpan Israel di tengah-tengah permukiman kaum muslimin Palestina dengan tujuan menggoyahkan stabilitas keamanan Timur Tengah. Sehingga mereka tidak akan bersatu dan membantu saudara mereka yang ditindas.


Penderitaan kaum muslimin ini terjadi setelah runtuhnya sistem pemerintahan Islam (Khilafah Utsmaniyah) pada 3 Maret 1924. Sejak keruntuhannya, kaum muslimin tidak lagi memiliki perisai yang dapat melindungi mereka.


Kehidupan kaum muslimin tidak seaman ketika mereka hidup di masa pemerintahan Islam sebelum keruntuhannya. Negara Islam sangat melindungi nyawa manusia. Terutama umat Islam dan menjamin mereka aman berada di bawah naungannya.


Saat itu, ketika Prancis menyelenggarakan pertunjukan yang isinya menghina Rasulullah saw., dengan karikatur-karikatur yang mereka buat. Khalifah langsung mengirimkan surat untuk membatalkan acara tersebut. Jika tetap dilanjutkan, maka mereka akan diperangi.


Juga di masa pemerintahan Islam, tatkala orang-orang Yahudi melecehkan seorang muslimah dengan mengikatkan ujung kerudung muslimah tersebut. Sehingga pakaiannya tersingkap dan diketawai oleh orang-orang Yahudi lainnya. Maka saat itu juga khalifah bersama pasukannya langsung memerangi mereka dan membebaskan wilayah tersebut.


Ini adalah fakta, di mana sistem pemerintahan Islam saat itu mampu melindungi kehormatan umat Islam dan membuat gentar dunia. Sehingga semua negara tunduk dan tidak mampu melawannya. Khilafah menerapkan aturan Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ia adalah perisai yang akan senantiasa melindungi kaum muslimin dari segala ancaman bahaya.


Oleh karenanya, masalah Palestina, islamofobia, dan lainnya tidak akan pernah berakhir jika umat Islam tidak memiliki perisai kuat, yakni sistem pemerintahan Islam sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw.. Wallahualam bissawab. [SJ]