Alt Title

Islamofobia Makin Menjadi, Umat Butuh Perisai Sejati

Islamofobia Makin Menjadi, Umat Butuh Perisai Sejati

 


Sungguh miris, gelombang islamofobia ini menjadikan kaum muslim kerap menerima tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan

 Mereka menganggap radikal dan intoleran terhadap keyakinan kaum muslim yang ingin menerapkan Islam kafah

_________________________


Penulis Novita Mayasari, S.Si

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) fobia adalah ketakutan yang sangat berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya.


Ketakutan sekaligus kebencian terhadap kaum muslim dan ajarannya disebut islamofobia. Istilah islamofobia ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an. Akan tetapi, menjadi lebih populer pasca peristiwa serangan 11 September 2021. Hal inipun seakan tak pernah padam. Celakanya, islamofobia tak hanya muncul dari kalangan non-muslim. Bahkan nampak jelas, islamofobia ditunjukkan oleh sebagian kalangan muslim sendiri yang kemudian mendorong sebagian kalangan untuk melakukan penistaan terhadap ajaran Islam.


Seperti yang belakangan ini terjadi  di sebuah masjid di ibu kota Swedia, Stockholm, menjadi sasaran serangan islamofobia selama lebih dari setahun. Dengan insiden terbaru terjadi pada Rabu, 21 Februari 2024, ketika umat muslim membaca grafiti di dinding masjid dengan tanda Swastika dan pesan ancaman "bunuh muslim". 


Mohamed Amin, anggota komite Masjid Stockholm, mengatakan bahwa "Kita segera memasang jeruji di depan jendela untuk melindungi (tempat ini), walaupun terlihat seperti di penjara". (viva.co.id, 23/02/2024).


Tentu saja penghinaan terhadap agama Islam ini bukanlah hal yang baru. Terbukti sampai hari ini serangan terhadap Palestina yang telah memasuki bulan ke lima atau sekitar 145 hari sejak 07 Oktober 2023 lalu masih terus berlanjut hingga serangan keji dari zionis tersebut berbuntut dengan meningkatnya islamofobia di Inggris dan negara Eropa lainnya. 


Berbagai penderitaan yang dialami oleh saudara kita di Palestina dan di belahan dunia Islam lainnya sampai hari ini ternyata belum mampu menggetarkan dan menyadarkan hati umat. Mereka seolah menutup mata dan makin membenci Islam. 


Cermin Islamofobia


Secara historis, islamofobia ini telah ada sejak Islam lahir. Baik pada masa Rasulullah ﷺ, masa sahabat, dan khalifah setelahnya. Pada masa Rasulullah ﷺ Islam sangat dibenci bahkan Rasul ﷺ dan para sahabat pun dihina, dicaci, disiksa, dianiaya, diteror bahkan sampai dibunuh hingga keadaan seperti ini kembali terulang saat ini. Semua tindakan tersebut tidak lain karena ketakutan dan kebencian yang mendalam terhadap Islam dan kaum muslim. 


Para pembenci Islam hari ini makin bebas menunjukkan kebenciannya seperti melecehkan Baginda Nabi, membakar Al-Qur'an, menganiaya, meneror hingga melakukan genosida seperti yang tengah terjadi di Palestina saat ini. Meskipun ada sebagian negara di dunia yang peduli terhadap nasib umat Islam di Palestina, akan tetapi hanya sebatas mengecam, mengutuk dan melakukan pemboikotan terhadap produk pendukung zionis. Keberadaan Mahkamah Internasional (International Court of Justice/IJC) tidak membawa pengaruh apapun ketika Afrika Selatan melakukan gugatan terhadap Isr43l untuk pembelaan. Meski sebelumnya PBB dan negara dunia telah berulang kali memberikan resolusi dan peringatan kepada Isr43l, tetapi pada akhirnya Isr43l tetap acuh dan terus melancarkan agresinya ke Palestina tanpa rasa takut.


Inilah bukti bahwa dunia tidak bisa melakukan tindakan nyata untuk melindungi dan menyelamatkan kaum muslim yang sedang tertindas. Mereka, para kapitalis dengan sifat rakusnya hanya sibuk memenuhi keinginannya menguasai dunia dengan menghalalkan segala cara. Salah satunya yaitu dengan menghembuskan ikatan nasionalisme dan politik demokrasinya ke seluruh dunia Islam. 


Walhasil kaum muslim pun menjadi terpecah hingga menimbulkan banyak masalah yang mereka anggap sebagai masalah biasa dan tidak ada sangkut pautnya dengan muslim yang lain. Melihat hal ini, jelas sistem kapitalisme dan Islam tidak akan bisa bersanding. 


Umat Butuh Perisai Sejati


Sungguh miris, gelombang islamofobia ini menjadikan kaum muslim kerap menerima tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan. Mereka menganggap radikal dan intoleran terhadap keyakinan kaum muslim yang ingin menerapkan Islam kafah. Bahkan Islam dipandang sebagai momok yang menakutkan bagi sejumlah orang di Eropa dan Inggris pasca tragedi 9/11.


Berulangnya peristiwa islamofobia ini ditambah kaum muslim yang menjadi sasaran kebencian oleh musuh-musuh Islam makin terjadi sejak runtuhnya Khilafah Utsmaniyah pada 3 Maret 1924. Sejak saat itu umat Islam kehilangan perisai yang selama ini selalu ada untuk melindungi kaum muslim di mana pun berada. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ  :

"Sesungguhnya Imam (khalifah) adalah perisai (junnah), orang-orang berperang dibelakangnya dan menjadi pelindung." (HR. Muslim).


Konon sebelum diruntuhkan, negara Islam pernah eksis selama 13 abad dan mampu menjaga sert melindungi kehormatan umat Islam. Sebagaimana pernah terjadi pada masa Khalifah al-Mu'tasim Billah pada tahun 837 M, beliau menyambut seruan seorang muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Maka setelah mendapat laporan terkait pelecehan ini, sang Khalifah pun segera menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah. 


Maka, sebagai seorang muslim yang beriman sudah seharusnya kita menyadari bahwa menegakkan negara Islam adalah suatu keharusan. Sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ  ketika menjadi kepala negara di Madinah sekaligus menerapkan hukum-hukum Islam di dalamnya. Karena merupakan janji Allah Swt sebagaimana dalam firman-Nya,


"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal sholeh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,..." (QS. An-Nur: 55)


Oleh karena itu, ketika Allah sudah berjanji, maka sudah bisa dipastikan janji tersebut akan ditepati. Umat Islam di seluruh dunia akan terselamatkan, bahkan berbagai bentuk kezaliman akan diberantas sehingga  islamofobia pun dapat diatasi dengan tuntas. Oleh karena itu, kebutuhan terhadap negara Islam merupakan sesuatu yang sangat urgen dan merupakan kekuatan global yang akan menyelesaikan semua persoalan umat  di seluruh dunia. Wallahualam bissawab. [GSM]