Best Diplomats, Pembajakan Potensi Pemuda
Opini
Pemerintahan Islam akan membina para pemuda dengan akidah Islam yang kuat, ilmu dan tsaqafah yang mumpuni, dan berjiwa pejuang fi sabilillah
Akidah Islam melalui pendidikan akan mampu melahirkan pemuda yang saleh, hebat berkepribadian Islam
______________________________
Penulis Susi Trisnawati
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Indonesia mengirimkan dua pemudi berbakat dari Kabupaten Bandung, yaitu Arum Rumaesih dan Dina Rahmadina. Kedua gadis ini terpilih untuk mewakili ajang Best Diplomats di Istanbul, Turki, 1 hingga 4 Maret 2024. Ketua DPD KNPI Kabupaten Bandung, Rifki Fauzi memberikan apresiasi tinggi kepada keduanya, (6/3/2024). Dilansir dari Detik, Bandung.
Selanjutnya kedua gadis yang terpilih sebagai Best Diplomats akan mempromosikan kebudayaan dan pariwisata. Serta potensi lainnya dari Kabupaten Bandung dan membawa pulang pengalaman serta pengetahuan yang berharga bagi mereka dan para pemuda umumnya.
Best Diplomats awalnya merupakan sebuah organisasi penyelenggara berbasis di New York, yang melibatkan badan internasional bergengsi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa, Uni Afrika, dan lain-lain.
Best Diplomats ini dikenal dengan simulasi diplomatiknya. Dengan fokus utama pada pelatihan dan pengembangan diplomat masa depan. Best Diplomats memanfaatkan simulasi ini sebagai platfrom yang kuat bagi para pemimpin muda dan pembuat perubahan untuk terlibat dialog konstruktif dan mengatasi masalah-masalah global yang mendesak.
Begitupun ajang Best Diplomats yang berlangsung di Istanbul, Turki, semakin menunjukkan dengan terang benderang bahwa potensi pemuda telah dibajak untuk kepentingan pihak tertentu. Terlebih pelaksanaan acaranya pun di Turki yang bertepatan dengan seabad umat hidup tanpa institusi Islam. Bonus demografi di Indonesia tentunya menjadi sasaran empuk sistem yang tengah eksis hari ini.
Sejatinya pemuda adalah agent of change yang mampu membuat perubahan pada peradaban dunia. "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan aku cabut Semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."
Sebuah kalimat yang legendaris dari Bung Karno, yang kini menjadi kenyataan bahwa sebuah negara akan maju ketika pemuda-pemudinya baik, unggul, memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia.
Namun sayang, di dunia kapitalisme sekuler ini pemuda hanya difokuskan pada aspek ekonomi, usaha, dan teknologi yang membuat para pemuda jadi kurang peka terhadap kondisi dan situasi saat ini. Karena mereka sudah lelah dengan tugas kesehariannya.
Sungguh miris keberadaan pemuda saat ini, pemikiran Barat merangsek, merusak dan meracuni para pemuda saat ini, mereka menjadi korban sistem sekularisme. Mereka terlibat dengan tawuran, seks bebas, judi online, pembunuhan, pembegalan, bullying, geng motor, dan masih banyak lagi kejahatan yang pelaku dan korbannya adalah pemuda.
Semua ini terus terjadi di seluruh penjuru dunia. Seharusnya proyek kepemudaan menjadi sangat penting untuk diaruskan. Bahwa sosok pemuda berkepribadian Islamlah yang harusnya hadir, seperti halnya para pejuang Islam terdahulu.
Dalam sistem Islam, keberadaan pemuda begitu luar biasa dan sangat berharga, sehingga wajib diperhatikan. Oleh karenanya, Islam dengan segenap kekuatannya memberdayakan pemuda dengan tidak menyia-nyiakan, menelantarkan mereka.
Pemerintahan Islam akan membina para pemuda dengan akidah Islam yang kuat, ilmu, dan tsaqafah yang mumpuni, dan berjiwa pejuang fi sabilillah. Akidah Islam melalui pendidikan akan mampu melahirkan pemuda yang saleh, hebat berkepribadian Islam.
Seperti Muhammad Al Fatih yang mampu menaklukan Konstantinopel dalam usia muda, Mus'ab bin Umair yang tetap memilih Islam walaupun ibu tercintanya membencinya. Namun beliau tidak gentar untuk menegakkan agama Allah. Sehingga beliau menjadi delegasi pertama dalam Islam untuk mengemban dakwah politik. Ini bukti kegigihan pemuda Islam yang begitu luar biasa.
Di dalam Islam, pemuda harus mampu menjadi teladan bagi masyarakat, memiliki akhlak yang mulia, senantiasa amanah, dan terus istikamah. Harus jujur, menjaga kehormatan dan hanya takut kepada Allah.
Sejarah Islam mencatat, hanya dalam sistem Islamlah para ibu mampu melahirkan para pemimpin yang amanah, adil, dan pemberani. Pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya, sekaligus ditakuti oleh para musuhnya.
Selama sistem kapitalisme masih bercokol di muka bumi ini, mustahil akan lahir sosok pemimpin seperti dalam Islam. Karena semua itu hanya terjadi ketika sistem Islam diterapkan di muka bumi ini. Wallahualam bissawab. [SJ]